Oleh: Rifky Praptama
Edutech Enthusiast dan Ketua DPD Partai Gelora Gunungkidul DIY
SUARA UTAMA – Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei di Indonesia. Tanggal ini dipilih untuk mengenang lahirnya Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia yang memperjuangkan hak pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa pandang bulu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan adalah hak semua orang dan bukan hanya milik kalangan tertentu saja. “Bergerak Bersama Semarakan Merdeka Belajar”
Partai Gelora Berduka, Selamat Jalan Coach Ferial Fera Bidpuan DPD Sleman Yogyakarta
Tema ini mengajak kita untuk memperkuat semangat belajar dan berkolaborasi dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
Pemuda Melek Politik, Ketua DPD Partai Gelora Gunungkidul Serukan Urgensi Kesadaran
Merdeka Belajar adalah sebuah konsep pendidikan yang menekankan pada kebebasan siswa untuk belajar sesuai minat dan bakatnya masing-masing. Disamping itu merdeka belajar juga menawarkan materi pembelajaran esensial yang lebih sederhana. Siswa akan belajar lebih mendalam, bermakna tidak terburu-buru serta menyenangkan. Konsep ini mencakup tiga pilar utama, yaitu penguasaan kompetensi, karakter yang baik, serta kreativitas.
Dalam konteks Merdeka Belajar, pendidikan bukan hanya berorientasi pada nilai akademik semata, tetapi juga pada pembentukan karakter yang baik seperti karakter profil pelajar pancasila serta pengembangan kreativitas dan inovasi siswa.
Pentingnya kurikulum Merdeka Belajar menjadi semakin nyata di tengah masa transisi dari pandemi Covid-19 ke new normal akhir-akhir ini. Krisis global ini mengubah tata cara hidup manusia termasuk didalamnya cara belajar dan mengajar. Pembelajaran daring (dalam jaringan) dan jarak jauh menjadi alternatif utama untuk memastikan proses belajar mengajar tetap berjalan. Covid-19 menjadi katalis dan memaksa kita berinteraksi dan membiasakan diri untuk menjalakan proses pembalajaran secara jarak jauh. Namun, banyak juga tantangan yang muncul terkait pembelajaran tersebut. Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan akses siswa dan guru terhadap teknologi dan sumber belajar.
Menurut saya yang terpenting saat ini adalah peran dan kolaborasi semua pihak menjadi sangat penting dalam memperkuat semangat Merdeka Belajar. Dalam hal ini, pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan siswa harus bekerja sama untuk memastikan semua anak Indonesia memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas. Selain itu, peran teknologi juga sangat penting untuk mendukung proses belajar mengajar diera digital seperti saat ini.
Di Hari Pendidikan Nasional ini, “mari kita berkomitmen untuk memperkuat semangat Merdeka Belajar dan bergerak bersama untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Mari kita bekerja sama dalam menyelesaikan tantangan-tantangan yang ada, serta memanfaatkan teknologi untuk memberikan akses yang lebih luas dan merata bagi semua anak Indonesia untuk belajar dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya”.
Saya yakin dengan komitmen kita bersama dalam kesungguhan pengawalan transformasi digital dan teknologi sebagai penguatan pendidikan di Indonesia, nantinya kita akan menuai hasilnya yaitu Indonesia menjadi negara super power baru dengan ekonomi Indonesia berada di peringkat 5 besar dunia.