SUARA UTAMA, Tanggamus- Pulau Tabuan, yang terletak di Teluk Semangka, merupakan satu-satunya pulau berpenghuni di wilayah administratif Kabupaten Tanggamus, Lampung. Sebagai salah satu pulau terbesar di Lampung, letak geografisnya yang di tengah lautan, jauh dari daratan utama, membuatnya sebagai pulau terluar dan terisolir, tentunya juga tertinggal.
Dulu, saya rutin berkunjung, hampir setiap dua bulan sekali, waktu Emak masih ada. Akhir tahun lalu emak meninggal dunia. Sebelumnya Ia tinggal dan dirawat oleh adik perempuan kami di Pulau Tabuan. Kunjungan terakhir saya ke pulau ini, setelah lebaran Idul Fitri lalu.
Pada Senin, (20/8) saya dan Isteri kembali mengunjungi pulau ini, bermalam beberapa hari ini. Kangen emak dan suasana pulau. Tanah Kelahiran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ada hal yang berbeda saat kunjungan kali ini. Bukan tentang datangnya kemarau, bukan juga tentang nelayan yang semakin sulit mendapatkan tangkapan, atau musim cengkeh yang entah kapan. Yang baru itu adalah kemudahan akses internet langsung dari rumah.
Dulu, akses internet di pulau ini adalah kemewahan. Saya harus berjalan ke pantai untuk mencari sinyal lemah dari BTS di Cukuh Balak atau Kota Agung. Sinyal kalau di rumah sering kali tak menentu—muncul dan hilang seperti “Jailangkung”, datang tanpa diundang, pergi tanpa diantar.
Kini, semuanya berubah. Dengan membeli kuota di warung tetangga, saya dapat memilih paket internet yang sesuai dengan kebutuhan—dari paket 3 jam, 6 jam, harian, mingguan, hingga bulanan. Pilihan paketnya pun beragam, dari yang unlimited hingga kuota terbatas, dengan harga terjangkau.
Meskipun titik akses Wi-Fi masih terbatas, inovasi ini sudah memberikan dampak besar. Di Pekon Sukabanjar, beberapa titik Wi-Fi telah tersedia, di antaranya di sekitar rumah Ahmad Yani Haji Nurhasan, rumah Khoirul dekat gedung Posyandu Sawang Balak, rumah ponakan Doni yang letaknya di belakang rumah peninggalan orang tua kami, serta di rumah Kepala Pekon Salman dan Kepala Pekon Adi Munawar.
Pelanggan dapat memilih untuk membayar satu juta rupiah untuk mendapatkan fasilitas router yang dapat menghubungkan beberapa perangkat sekaligus, atau cukup membeli kuota dan memanfaatkan akses Wi-Fi yang sudah tersedia.
Menurut brosur yang tersebar, layanan ini disediakan oleh PT. Tunas Link Indonesia—sebuah inisiatif yang telah menghembuskan angin segar ke Pulau Tabuan. Kehadiran internet di pulau ini bukan hanya menjawab kebutuhan akan hiburan, tetapi juga membuka peluang baru, kemajuan di berbagai sektor seperti pertanian, perikanan, pariwisata, perdagangan, dan teknologi informasi.
Transformasi digital ini menegaskan bahwa Pulau Tabuan, yang dulu terisolasi, kini semakin terhubung dengan dunia luar.
Seharusnyalah internet bukan lagi sekadar alat hiburan, tetapi sebuah jembatan menuju kemajuan dan perkembangan bagi masyarakat pulau ini.
Penulis : Nafian Faiz