Yogyakarta- Suarautama.id -KOMPASS mengadakan diskusi memperingati International Women’s Day 2024 dengan pembicara Julia Opki sebagai Aktivis perempuan Papua. Diskusi online ini diadakan pada Jumat, (08/04) lalu dihadiri oleh seluruh perwakilan KOMPASS
Ipmanapandode Se-jawa & Bali gelar Turnamen Futsal CUP I
Komunitas Mahasiswa Papua Se-Sumatera (KOMPASS) adalah sebuah wadah yang menghimpun Mahasiswa-Mahasiswi Papua, yang telah mengenyam pendidik diberbagai Perguan Tinggi Universitas yang ada di Pulau Sumatera. Dari Banda Aceh sampai dengan Bandar Lampung. Bebernya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPASS menyelenggarakan diskusi di hari Perempuan se-dunia dengan Tema “ Rahim Papua sedang Sekarat, Perem Tanah sedang darurat, Katong Mu Bikin Apa?” bertujuan untuk membuka ruang bagi Perempuan Papua. Untuk memperjuangkan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender diseluruh dunia dan terlebih khusus di Tanah Papua. Jelasnya
Berikut poin penting tujuan KOMPASS mengadakan diskusi ini, yaitu pertama, sebagai langkah advokasi kesetaraan, Women’s Day menyediakan panggung global untuk memperjuangkan kesetaraan gender. Bebernya.
Mengatasi ketidaksetraan yang masih ada di berbagai lapisan masyarat, ini harus melibatkan advokasi untuk penghapusan diskriminasi gender dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ditempat kerja, pendidikan, dan dalam rumah tangga. Terangnya.
AMP KK Jember “kami menuntut Segera Tutup PT Freeport Sumber Malapetaka Bagi Rakyat Papua”.
Poin penting kedua yaitu sebagai upaya peningkatan kesadaran yang dibangun lewat diskusi ini bertepatan pada Women’s Day. Peningkatan kesadaran ini adalah langkah awal menuju perubahan social yang lebih besar untuk membantu meningkatkan kesadaran tentang isu-isu yang dihadapi perempuan, termasuk kesenjangan upah, kekerasan dan ketidaksetaraan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Pungkasnya.
Investasi Sawit Mengancam Kelangsungan Hidup Masyarakat Adat Papua
Poin ketiga yaitu sebagai insprasi dan pemberdayaan Women’s Day dapat memberikan insprasi kepada perempuan untuk memperjuangkan hak-hak mereka dan mengambil peran lebih aktif dalam berbagai bidang.
Acara atau diskusi kali ini dapat memberikan dorongan emosional dan motivasi bagi perempuan untuk mencapai potensi penuh mereka tanpa dibatasi oleh stereotip gender. Katanya.
Poin keempat sebagai bentuk solidaritas Perempuan menyatukan perempuan diberbagai latar belakang dan wilayah membangun solidaritas diantara mereka.Women’s Day menjadi momen untuk memperingati pencapain perempuan, memahami tantangan bersama, dan bekerja bersama-sama untuk mencapai kesetaraan. Terangnya.
Distrik Paro Operasi Militer, Warga Sipil Mengungsi Kota Kenyam,Ndugama
Penggerak Perubahan Women’s Day tidak hanya tentang mengenang dan merayakan, tetapi juga tentang mendorong tindakan konkret untuk menciptakan perubahan positif. Ruang Diskusi Santai yang dilakukan oleh KOMPASS ini, juga menjadi katalisator untuk implementrasi kebijkan yang mendukung keseteraan gender ditingkat lokal, nasional, dan Internasional.
Berikut ini 4 pernyataan sikap dari solidaritas Papua Untuk Haris-Fatia
Maka dengan adanya diskusi merayakan Women’s Day, kita dapat bersama-sama berkontribusi untuk menciptakan dunia di mana perempuan dan laki-laki memiliki hak, peluang dan perlakuan yang setara. Jelasnya.
*Penulis: Askin Alimdam.*