Foto: Tanwirul Anhar, ST.
Mendengar Julukan Raja Sawer di masyarakat Lombok Timur (Lotim) sangat melekat pada sosok politisi sederhana, merakyat dan dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap kaum termarginalkan. Dialah Tanwirul Anhar.ST, mantan anggota DPRD 3 Periode itu kini maju dalam Pilkada Lotim mencalonkan diri menjadi Bupati Lombok Timur berpasangan dengan pentolan Partai Golkar H.D.Paelori,SE dan mendapat nomer urut 3.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tidak heran jika dukungan masyarakat dan relawan berbagai kalangan baik tokoh agama, tokoh masyarakat, Ormas, kaum muda milenial terus mengalir terhadap pasangan Tanwir-Daeng yang akrab dengan jargon “Tanda”.
Saat dikonfirmasi awak media, pria kelahiran Selong 8 Pebruari 1972 itu mengatakan paket Tanda terbentuk oleh chemistery yang sudah terjalin lama dengan mantan ketua DPD Golkar Lotim H.D.Paelori, (HDP) politisi kawakan mantan wakil ketua DPRD Lotim yang dikenal bersih dan merakyat serta memiliki visi misi yang sama dengan dirinya.
“Kami memiliki banyak persamaan terutama visi dan misi dan niat tulus untuk membangun perubahan untuk masyarakat Lombok Timur yang lebih baik,” ucap suami dari Rabihatun anggota DPRD dari Partai Bulan Bintang (PBB).
Ia pun optimis siap berkompetisi dan memenangkan pesta demokrasi mendatang dengan partai pengusung: PDIP, PBB dan Partai Buruh ditambah dengan relawan dan simpatisan yang telah terbentuk di semua wilayah Lotim.
Bukan itu saja, orang tua dari Rizky Maulida, M.Rizky Raka Rahmani dan Syahida Nayira, tidak menapikan kemampuan dari wakilnya yang merupakan politisi kawakan dan pernah mendapat rekom dari partainya untuk maju di Pilkada Lotim dari DPP Golkar meskipun dalam perjalanan berbeda haluan. “Itu artinya kemampuan H.Daeng Paelori, tidak bisa dipandang sebelah mata,” ucapnya.
Ia pun menegaskan bahwa Pasangan “Tanda” bukan pasangan penggembira dan tidak berafiliasi pada satu kelompok atau organisasi. Melainkan paslon yang akan merangkul semua kelompok atau golongan tanpa adanya sekat dan batasan untuk menciptakan Lombok Timur yang sejahtera dalam bingkai persatuan.
“Jika semangat itu telah tertanam itu TANDA nya, demokrasi di bumi patuh karya semakin tumbuh subur sebagaimana harapan seluruh lapisan masyarakat,” tegas Tanwir.
Ditanya terkait julukan Raja Sawer yang melekat pada dirinya, ia menegaskan julukan itu adalah sebutan masyarakat pada dirinya yang merupakan salah seorang pencinta Budaya Perisean.
Pemberian Saweran menurut politisi Partai Bulan Bintang itu, adalah bentuk penghargaan dan apresiasi terhadap para petarung Perisean yang berlaga. Sekaligus sebagai bentuk dukungan melestarikan budaya daerah dan kearifan lokal.
Sementara, Makna Perisean (adat suku Sasak) adalah pertarungan antara dua pria yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras dan merupakan warisan leluhur Suku Sasak di Pulau Seribu Mesjid.