SUARA UTAMA– Selama tiga tahun terakhir, pertambakan Bumi Dipasena—yang dulunya menjadi ikon ekonomi udang nasional—menghadapi masa-masa sulit yang tragis dan menyedihkan. Kehidupan para petambak penuh dengan tantangan berat akibat berbagai faktor yang saling terkait. Jika kondisi ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin pertambakan terbesar di Indonesia ini akan kehilangan potensinya yang luar biasa.
Produksi udang vannamei, yang sebelumnya mencapai 100 ton per hari sebelum tahun 2020, kini hanya menyentuh angka 10 ton per hari. Penurunan ini tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, tetapi oleh kombinasi berbagai masalah, seperti infrastruktur yang usang, pencemaran air laut akibat sedimentasi, degradasi sumber daya alam dan minimnya penerapan teknologi budidaya terkini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Disamping itu permasalahan permodalan juga turut memperburuk keadaan. Tak kalah serius, konversi green belt atau sabuk hijau pesisir menjadi tambak liar semakin memperparah kerusakan lingkungan dan sikap apatisnya anggota P3UW Lampung terhadap kerja-kerja organisasi.
Kondisi ekonomi petambak pun kini berada di ujung tanduk. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja terasa sulit. Banyak petani terlilit utang hingga harus menjaminkan sertifikat tambaknya kepada perbankan.
Menghadapi Multi Krisis
Seperti yang dikatakan oleh pengamat politik, “rekonsiliasi nasional memungkinkan Indonesia keluar dari multi-krisis akibat pandemi COVID-19.” Analogi serupa dapat diterapkan pada dinamika yang dihadapi kepemimpinan organisasi petambak—P3UW Lampung. Selama periode 2019–2024, kepengurusan ini telah memaksimalkan potensinya di tengah berbagai kendala multi-krisis yang dihadapi.
Meskipun penuh tantangan dan dengan segala kekurangan yang ada, tentu sejumlah capaian dapat menjadi pijakan untuk bergerak lebih maju. Misalnya, pengadaan alat berat, revitalisasi mandiri dan kolaborasi dengan pemerintah untuk revitalisasi tambak merupakan langkah awal yang patut diapresiasi.
Langkah-Langkah Strategis untuk Pemulihan Pertambakan Dipasena
Untuk memastikan pertambakan Dipasena kembali ke jalur kejayaannya, berikut beberapa langkah strategis yang dapat diambil:
1. Revitalisasi Infrastruktur
2. Pemanfaatan Teknologi dan Tehnisi Budidaya.
3. Alternatif dan Akses Permodalan
4. Peningkatan Sabuk Hijau (Green Belt)
5. Pelibatan Anak Muda dan Perempuan
6. Penelitian dan Pengembangan (R&D)
7. Diversifikasi (alternatif) Penghasilan
8. Membangun Jaringan
9. Memastikan Keterlibatan Pemerintah Secara Maksimal
Harapan untuk Kepemimpinan Baru
Dalam menghadapi tantangan yang kompleks ini, dalam momentum suksesi kepemimpinan, P3UW Lampung membutuhkan pemimpin dengan kemampuan komprehensif dan karakter kepemimpinan kuat dengan kriteria pemimpin yang mampu:
1. Memimpin dengan Inklusivitas, Demokratis dan Transparansi.
Melibatkan seluruh elemen petambak dalam pengambilan keputusan sehingga semua pihak merasa memiliki peran dan tanggung jawab bersama.
2. Memiliki Jiwa Kepemimpinan dan Kemampuan Manajemen yang Tangguh. Mampu merumuskan visi jangka panjang yang jelas untuk pertambakan Dipasena, sekaligus merancang langkah-langkah strategis untuk mencapainya.
Berani mengambil keputusan tegas dalam situasi sulit, dengan tetap mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak. Cakap dalam mengelola sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia maupun keuangan, agar program-program berjalan efektif dan efisien.
Pandai menyusun prioritas, menjaga stabilitas organisasi, dan memastikan setiap anggota memahami tujuan bersama.
3. Mengokohkan Jaringan
Memiliki akses yang kuat ke birokrasi pemerintahan, lembaga keuangan, sektor swasta, serta pihak-pihak terkait lainnya untuk memastikan keberlanjutan program.
4. Membangun Kemandirian
Menginspirasi semangat kolektif di kalangan petambak untuk menghadapi berbagai persoalan internal dengan solusi yang mandiri dan berbasis gotong-royong. Orang lain akan membantu kalau mereka yakin kita layak dibantu.
5. Mendorong Inovasi dan Adaptasi
Mampu menginisiasi inovasi dalam berbagai aspek, baik teknologi, metode budidaya, maupun pengelolaan organisasi.
Menatap Masa Depan
Pertambakan Dipasena adalah aset nasional yang harus diselamatkan. Krisis saat ini adalah ujian untuk memperkuat fondasi organisasi dan memperbaiki sistem yang ada. Dengan strategi yang tepat dan kepemimpinan yang visioner, Dipasena tidak hanya akan bangkit, tetapi juga menjadi model pertambakan berkelanjutan di Indonesia.
Mari kita jadikan masa depan Dipasena sebagai cita-cita bersama, sebuah harapan yang tidak hanya menjadi milik petambak, tetapi juga kebanggaan bangsa.
Penulis : Nafian Faiz