SUARA UTAMA – Rapat anggota akhir masa jabatan Pengurus Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah Lampung (P3UW Lampung) periode 2019–2024 baru saja usai. Forum yang awalnya dijadwalkan selama dua hari akhirnya berlangsung selama empat hari, menggambarkan betapa kompleksnya tantangan yang dihadapi organisasi selama ini.
Forum ini, yang seharusnya menjadi momen refleksi dan konsolidasi, sering berubah menjadi arena kritik yang intens. Tuduhan dan opini yang berkembang di lapangan, seperti kurangnya empati pengurus, melemahnya ekonomi akibat penurunan produksi udang, hingga dugaan ketidaktransparanan keuangan, meledak dalam forum tersebut. Kritik ini tidak hanya menyakitkan bagi pengurus, tetapi juga membuat capaian positif mereka tenggelam dalam bayang-bayang kekurangan yang disoroti.
Fenomena ini bukanlah hal baru. Pola yang sama juga dialami pengurus periode 2014–2019. Sorotan terhadap kekurangan kerap mengalahkan apresiasi terhadap capaian pengurus. Hal ini mengindikasikan persoalan mendasar: penghargaan terhadap kinerja pengurus sering kali dikesampingkan oleh kecenderungan untuk fokus pada masalah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, kritik tetaplah bagian penting dari proses evaluasi. Pengurus perlu menunjukkan kedewasaan dalam menyikapi kritik. Kritik yang membangun dapat menjadi pijakan untuk memperbaiki organisasi, sedangkan kritik yang destruktif perlu dihadapi dengan kepala dingin tanpa defensif berlebihan. Tidak menutup kemungkinan, pengurus saat ini dulunya adalah pengkritik keras pada rapat anggota lima tahun lalu.
Keberlanjutan P3UW Lampung sangat bergantung pada kemampuan anggotanya untuk menyatukan visi di tengah perbedaan. Kritik yang tajam, jika dikelola dengan bijak, dapat menjadi bahan bakar perbaikan. Sebaliknya, jika hanya menjadi alat memperlebar perpecahan, semangat kolektivitas, kebersamaan dan persatuan organisasi akan terkikis.
Panitia Pemilihan Ketua P3UW Lampung 2024–2029 telah dibentuk dan akan segera bekerja. Dalam waktu dekat, pengurus baru akan terpilih. Dengan melihat tantangan yang ada—seperti penurunan produksi udang, dampak krisis ekonomi global, serta menurunnya kepercayaan anggota—pengurus baru diharapkan mampu menunjukkan profesionalisme dan komitmen untuk kesejahteraan anggota.
Dinamika kritik, pesimisme, dan apatisme perlu diubah menjadi energi positif untuk membangun organisasi yang lebih baik. Sebab, keberhasilan P3UW Lampung adalah keberhasilan seluruh anggotanya. Sebagaimana tradisi, pengurus baru pun harus siap menghadapi kritik di akhir masa jabatan mereka nanti, sembari memastikan langkah mereka meninggalkan jejak perubahan yang lebih baik.
Penulis : Nafian Faiz