Sungai Merangin Berubah Jadi Lumpur, Aktivitas PETI di Desa Mudo Kian Ganas Tanpa Takut Hukum

- Penulis

Kamis, 6 November 2025 - 05:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARA UTAMA, Merangin – Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di wilayah Desa Mudo, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, kini semakin tak terkendali. Para pelaku beroperasi secara terang-terangan di sepanjang Sungai Merangin, seolah tak gentar terhadap hukum maupun aparat penegak hukum yang seharusnya menindak tegas aktivitas ilegal tersebut.

Dari hasil penelusuran media ini, sejumlah nama disebut-sebut sebagai pemain aktif dalam aktivitas tambang emas ilegal di wilayah tersebut, di antaranya, Suhot, Aspani, Maris, Hudri, Taufik, Esha, dan Atong. Mereka menggunakan dompeng dan rakit (lanting) untuk mengeruk material dari dasar sungai demi memperoleh emas, tanpa memperdulikan dampak lingkungan dan ancaman hukum.

Pantauan langsung di lapangan memperlihatkan sederet rakit tambang berjejer di tengah sungai, lengkap dengan suara mesin yang meraung tanpa henti. Lumpur tebal bercampur solar dan oli tampak mengalir deras, membuat warna air Sungai Merangin berubah menjadi cokelat pekat dan tidak lagi bisa digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Sungai Merangin Berubah Jadi Lumpur, Aktivitas PETI di Desa Mudo Kian Ganas Tanpa Takut Hukum Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Sekarang air sungai ini sudah tidak bisa dipakai lagi, kotor sekali. Dulu kami mandi dan mencuci di sini, airnya jernih. Sekarang seperti lumpur dan bau solar,” ungkap ( Z ), warga Desa Mudo dengan nada kesal.

Warga menilai para pelaku PETI kini seolah “kebal hukum”. Mereka beroperasi tanpa rasa takut meski lokasi tambang hanya berjarak beberapa kilometer dari Mapolsek Bangko. Hingga kini pun belum terlihat adanya tindakan nyata dari aparat penegak hukum.

BACA JUGA :  Workshop Media Sosial dan Jurnalistik MPI PDM Wonosobo berjalan sukses

“Sudah sering dilaporkan, tapi tetap saja mereka kerja. Malah makin banyak rakitnya. Kami curiga ada yang melindungi. Kalau tidak, mana mungkin bisa seaman ini,” ujar H, tokoh masyarakat setempat yang prihatin dengan kondisi lingkungan desanya.

Lebih disayangkan lagi, Pemerintah Desa Mudo (Pemdes) juga dinilai tidak tegas dan cenderung melakukan pembiaran. Tak terlihat upaya dari pihak desa untuk menghentikan atau sekadar memperingatkan para pelaku tambang ilegal tersebut.

“Kalau pemerintah desa diam saja, berarti mereka ikut membiarkan kerusakan ini. Sungai sudah hancur, air tak bisa dipakai, dan lingkungan rusak berat,” tambah SM tokoh masyarakat lainnya.

Hingga berita ini diterbitkan, aktivitas PETI di Desa Mudo masih berlangsung. Puluhan rakit tambang terlihat beroperasi di sepanjang Sungai Merangin tanpa ada tanda-tanda penindakan. Suara raungan mesin dompeng terus terdengar siang dan malam — seakan menjadi simbol nyata bahwa hukum dan lingkungan kini sedang dikalahkan oleh kerakusan manusia.

Masyarakat berharap Polda Jambi segera turun tangan untuk menindak tegas para pelaku beserta pihak-pihak yang diduga melakukan pembiaran. Sebab jika hal ini terus dibiarkan, bukan hanya Sungai Merangin yang mati — tetapi juga kehidupan warga di sekitarnya yang selama ini bergantung pada sungai tersebut.

Penulis : Ady Lubis

Sumber Berita : Wartawan Suara Utama

Berita Terkait

Hebat Bersinergi Menjaga Kamtibmas, Berbagai Pihak di Loloda Utara Bersatu
Ketua Forum Abdesi Kecamatan Loloda Utara Resmi Dilantik
MK Kembali Tolak Gugatan Pemajakan Pensiun: Status Quo Pajak Pensiun Tetap Berlaku
Jalan Syarifuddin Diperbaiki, Warga Antusias Ucapkan Terima Kasih pada Bupati
Dugaan Adanya Mark Up Dana Anggaran Hingga Bangunan Terimbas Tak Sesuai Prospek
Dorong Kepastian Hukum, DPR Desak Penyusunan UU Konsultan Pajak
Solidaritas Wartawan Merangin Gelar Aksi di Polres, Desak Usut Dugaan Intimidasi oleh Preman Bayaran di DAM Betuk
Laporan Dugaan Pelecehan di Dumai Telah Diterima Komnas Perempuan, Proses Rujukan Berjalan
Berita ini 137 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 14 November 2025 - 18:28 WIB

Hebat Bersinergi Menjaga Kamtibmas, Berbagai Pihak di Loloda Utara Bersatu

Jumat, 14 November 2025 - 17:53 WIB

Ketua Forum Abdesi Kecamatan Loloda Utara Resmi Dilantik

Jumat, 14 November 2025 - 10:06 WIB

MK Kembali Tolak Gugatan Pemajakan Pensiun: Status Quo Pajak Pensiun Tetap Berlaku

Jumat, 14 November 2025 - 09:45 WIB

Jalan Syarifuddin Diperbaiki, Warga Antusias Ucapkan Terima Kasih pada Bupati

Kamis, 13 November 2025 - 14:58 WIB

Dugaan Adanya Mark Up Dana Anggaran Hingga Bangunan Terimbas Tak Sesuai Prospek

Kamis, 13 November 2025 - 14:50 WIB

Dorong Kepastian Hukum, DPR Desak Penyusunan UU Konsultan Pajak

Kamis, 13 November 2025 - 14:10 WIB

Solidaritas Wartawan Merangin Gelar Aksi di Polres, Desak Usut Dugaan Intimidasi oleh Preman Bayaran di DAM Betuk

Kamis, 13 November 2025 - 14:06 WIB

Laporan Dugaan Pelecehan di Dumai Telah Diterima Komnas Perempuan, Proses Rujukan Berjalan

Berita Terbaru

Pemilihan Pengurus Forum Abdesi di Kecamatan Loloda Utara resmi dilantik (Yusri Arba/SUARA UTAMA)

Berita Utama

Ketua Forum Abdesi Kecamatan Loloda Utara Resmi Dilantik

Jumat, 14 Nov 2025 - 17:53 WIB