Tembok sepanjang 6 meter tersebut dibangun sejak tahun 2019 oleh seorang warga bernama Mas’ud, yang mengklaim sebagai ahli waris dari lahan tersebut. Selama ini, tembok itu telah menutup jalan utama yang seharusnya menjadi akses vital bagi warga sekitar. Jalan yang sebelumnya memiliki lebar penuh 6 meter, terpaksa hanya bisa digunakan selebar 2 meter, sehingga kendaraan bermotor, termasuk mobil, kesulitan untuk melewatinya. Tembok itu menimbulkan berbagai keluhan dari warga, terutama yang sehari-harinya menggunakan jalan tersebut untuk mobilitas.
Upaya untuk membongkar tembok ini sudah dilakukan sejak awal tahun 2024, ketika Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, bersama staf Kecamatan Kenjeran, mendatangi Mas’ud untuk meminta agar tembok tersebut dibongkar secara sukarela. Namun, upaya itu gagal karena Mas’ud meminta agar lahan tersebut dibeli terlebih dahulu oleh pemerintah, atau ia hanya akan membuka jalan selebar 2 meter. Setelah berlarut-larut tanpa ada solusi, Pemerintah Kota Surabaya akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah tegas dengan melakukan pembongkaran secara paksa.
Harmaji, seorang warga lama di Tambak Wedi, mengungkapkan rasa syukurnya setelah mendengar berita pembongkaran tersebut. “Alhamdulillah, akhirnya tembok dibuka. Saya juga berharap ini membuka peluang teman saya yang sudah lama berusaha menjual rumahnya di sekitar lokasi tembok agar lebih mudah laku setelah akses jalan kembali normal,” ujarnya ketika diwawancarai oleh wartawan Suara Utama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Harmaji juga menambahkan bahwa selama ini, akses terbatas akibat tembok tersebut telah menyebabkan penurunan nilai properti di kawasan tersebut. Banyak calon pembeli yang enggan berinvestasi di daerah tersebut karena kesulitan akses jalan. Dengan pembongkaran ini, ia berharap kondisi kawasan Tambak Wedi Baru akan kembali berkembang.
Meskipun Harmaji mengakui ada kemungkinan motif politik di balik pembongkaran ini, mengingat Wali Kota incumben yang kembali maju dalam Pilwalkot mendatang bersama wakilnya, Armuji, ia menegaskan bahwa hal itu tidak menjadi masalah baginya selama warga mendapatkan kembali akses jalan yang layak. “Mau ada motif politik atau tidak, yang penting jalan ini terbuka lagi. Kita sudah terlalu lama menunggu,” tambahnya.
Pembongkaran tembok ini pun mendapat perhatian luas dari masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Banyak warga yang merasa lega karena masalah yang sudah berlarut-larut selama empat tahun ini akhirnya terselesaikan. Seorang pengguna Instagram berkomentar, “Lama banget akhirnya dibongkar juga! Warga Tambak Wedi pasti senang.” Sementara itu, beberapa komentar lainnya menyindir bahwa pembongkaran ini dilakukan demi kepentingan politik, namun hal tersebut tidak menghentikan antusiasme masyarakat atas dibukanya akses jalan.
Proses pembongkaran tembok dilakukan dengan pengawasan ketat dari pihak pemerintah setempat. Alat berat dikerahkan untuk merobohkan struktur beton tersebut, dan dalam hitungan jam, akses jalan sudah kembali terbuka sepenuhnya untuk digunakan oleh warga. Pihak Pemkot Surabaya menyatakan bahwa langkah ini dilakukan demi kepentingan umum, mengingat pentingnya jalan tersebut bagi mobilitas warga.
Dengan dibukanya jalan ini, diharapkan kawasan Tambak Wedi Baru akan kembali hidup dan perekonomian warga sekitar dapat meningkat. Akses yang lebih luas juga memberikan keuntungan bagi para pelaku usaha di daerah tersebut, yang sebelumnya mengalami kesulitan logistik akibat terhalangnya jalan utama oleh tembok.
Langkah tegas Pemkot ini menjadi bukti komitmen pemerintah untuk terus mendengarkan aspirasi warganya dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Penulis : Mohammad Abu SaRach
Editor : Redaksi Suara Utama