SUARA UTAMA,Tanjabbar – Masyarakat Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Provinsi Jambi, masih dilanda kecemasan meskipun telah memenangkan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jambi.
Pasalnya, kelompok masyarakat pekebun ini sebelumnya merasa terganggu dengan pengklaiman lahan kebun sawit mereka oleh mantan Bupati Tanjung Jabung Barat Saprial yang bahkan menggunakan alat berat jenis eksavator untuk membuat parit mengelilingi kebun tersebut.
Saprial juga menggugat sejumlah sertifikat masyarakat ke PTUN Jambi, namun gugatan tersebut kandas dalam putusan nomor 2/G/2024/PTUN.JBI. Walaupun keputusan pengadilan berpihak kepada mereka, masyarakat masih was-was karena Saprial dikabarkan mengajukan banding.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mereka berharap bisa berkebun dengan tenang setelah keputusan PTUN yang memutuskan gugatan dari mantan Bupati tersebut tidak diterima.
“Kami berharap bisa berkebun dengan tenang dan menjalani hidup dengan damai tanpa ada masalah kebun lagi,” ujar Kiswan, salah satu perwakilan kelompok masyarakat, Kamis malam (1/8/2024).
Kiswan menjelaskan bahwa mereka memiliki tanah tersebut dengan sah dan ini telah dibuktikan dengan keputusan PTUN Jambi. “Kami memiliki lahan itu secara sah, mulai dari membeli, membersihkan lahan, hingga menanam sawit,” terang Kiswan.
Sementara itu, Wahyu, warga lainnya, mengeluhkan bahwa lahan mereka dibuat parit oleh pihak S menggunakan alat berat. “Kami terkejut ketika kebun kami dimasuki alat berat dan dibuatkan parit. Kami tidak terima dan mencoba melakukan pencegahan,” keluh Wahyu.
Meskipun telah berusaha menjaga kebun mereka secara bergantian, kelompok masyarakat ini tetap tidak bisa menghindari pembuatan parit kanal oleh pihak S. “Di saat kami lengah, mereka masuk menggunakan alat berat dan berhasil membuat parit kanal itu,” ungkap Wahyu dengan nada lirih.
Beberapa warga lainnya juga mengungkapkan kekhawatiran mereka. Poniman menambahkan bahwa mereka adalah masyarakat biasa yang merasa masih khawatir “Bahkan ada yang jatuh sakit karena memikirkan masalah ini,” sebutnya.
Kelompok masyarakat pekebun ini berharap agar pemerintah Republik Indonesia bisa melindungi dan membela hak-hak mereka. “Kami berharap kepada pemerintah agar memberikan kenyamanan dan membela hak-hak kami,” timpal Sarabi Ginting.
Penulis : AS
Editor : Ady Lubis