Oleh : Imam Saokani, Mahasiswa asal Sembalun, Lombok Timur, NTB
SUARA UTAMA – Dalam kehidupan, fokus pada diri sendiri, pengendalian diri, dan perhatian terhadap hal-hal kecil merupakan kunci menuju pencapaian yang besar. Melalui proses ini, tumbuhlah rasa percaya diri pada apa yang kita usahakan. Namun, satu hal yang perlu kita ingat adalah bahwa ego tidak akan membawa kita ke mana-mana. Justru, keikhlasanlah yang akan mengajarkan banyak hal, serta membawa kita pada kehidupan yang lebih baik.
Kisah Nabi Ibrahim AS memberi kita pelajaran berharga. Ketika diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya, Ismail, sebenarnya Allah tidak memerintahkannya untuk membunuh Ismail secara harfiah. Ibrahim hanya diminta untuk melepaskan rasa kepemilikan yang mendalam terhadap putranya. Sebab, pada hakikatnya, segala sesuatu di dunia ini adalah milik Allah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kita pun memiliki “Ismail” dalam hidup kita. “Ismail” bisa jadi adalah harta kita, karir kita, atau bahkan sesuatu yang sangat kita cintai dan pertahankan di dunia ini. Kisah Ibrahim mengajarkan tentang loyalitas tanpa batas kepada Allah, sementara Ismail menggambarkan keikhlasan tanpa pamrih.
Dalam kehidupan sehari-hari, jangan pernah merasa lebih baik dari orang lain hanya karena memiliki harta atau kekayaan duniawi. Semua itu tidak ada artinya di hadapan Allah. Keikhlasan, pengendalian diri, dan fokus pada pencapaian yang bermakna adalah apa yang akan membawa kita menuju kebahagiaan sejati.
Semoga Allah menganugerahkan kepada kita keshalihan Nabi Ibrahim dan keikhlasan Nabi Ismail, sehingga kita mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis : Imam Saokani
Editor : Mas Andre Hariyanto
Sumber Berita : Redaksi Suara Utama