Ketum LDII: Jangan Sampai Kita Patah Hati dengan Demokrasi

- Writer

Sabtu, 20 Mei 2023 - 21:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARA UTAMA,  Jakarta – Pada 18 Mei 1998 sekitar 15.000 mahasiswa menduduki DPR. Lalu, pada 21 Mei, Presiden Suharto mengundurkan diri digantikan oleh Presiden B.J. Habibie, yang menandai berakhirnya 32 tahun otoritarianisme Orde Baru.

“Kami sebagai ormas merasakan benar, Reformasi 1998 membawa perubahan dalam hal kebebasan berpendapat dan berserikat,” tutur Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso. Dengan kebebasan tersebut, ormas-ormas dapat berkontribusi lebih maksimal dalam pembangunan nasional.

Menurut pandangan mantan politisi Golkar Jawa Timur itu, Reformasi memungkinkan ormas menangkap aspirasi warganya, untuk kemudian mencari solusi dengan pemerintah, “Kami memiliki kapasitas dalam menyikapi masalah di akar rumput, tapi memerlukan otoritas yakni pemerintah dan lembaga-lembaga pengambil kebijakan,” imbuh KH Chriswanto.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Ketum LDII: Jangan Sampai Kita Patah Hati dengan Demokrasi Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun ia juga mengingatkan, Reformasi melahirkan demokrasi liberal yang memungkinkan elit politik atau pemilik modal mengatur negeri ini, “Inilah yang membuat musyawarah mufakat khas Indonesia menjauh dari esensinya. Berganti dengan lobi-lobi yang sifatnya transaksional. Belum lagi politik uang yang selalu hadir pada setiap pemilu,” keluh KH Chriswanto.

Politik uang sama halnya korupsi elektoral yang imbasnya panjang, seperti terganggunya proses pembangunan. Ini menjadi pintu terjadinya kemiskinan struktural, yang bisa menyeret mundur kualitas sumberdaya manusia yang mengakibatkan ketidakmampuan mengelola sumberdaya alam.

KH Chriswanto juga mengingatkan, kemiskinan tersebut menyebabkan masyarakat akar rumput patah hati dengan demokrasi, yang dulu menjadi angin segar pada 1998. Ia pun menyinggung keterlibatan para pemodal dalam kekuasaan, yang mengakibatkan pelaksana negara tunduk pada pihak swasta, “Inilah yang memicu lahirnya shadow state, di mana pemodal bertransaksi dengan elit politik untuk mengatur kebijakan,” tuturnya.

BACA JUGA :  Keputusan Politik Ini, "Mungkin" Akan Mengakhiri Masa Jabatan Jokowi dengan Husnul Khotimah

Kebijakan yang propemodal belum tentu menguntungkan masyarakat, inilah yang menurut KH Chriswanto menjadi keprihatinan civil society, “Mimpi tentang demokrasi yang meningkatkan kesejahteraan menjadi pupus, jadi kita tidak bisa menyalahkan kalau ada sebagian masyarakat yang merindakukan masa lalu,” tuturnya prihatin.

Ia mengingatkan demokrasi menuntut akuntabilitas dan transparansi, karena semangatnya adalah kekuasaan di tangan rakyat yang dijalankan oleh eksekutif, legislatif dan yudikatif. Dengan demikian, pada dasarnya penguasa bekerja untuk rakyat dalam demokrasi yang kita sepakati ini, “Jadi apapun kebijakan yang diambil, haruslah selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kita punya panduan Pembukaan UUD 1945, di sanalah titik yang kita tuju,” imbuhnya.

LDII mengajak agar masyarakat memeriahkan pesta demokrasi. Meskipun demokrasi belum menunjukkan peningkatan kesejahteraan, namun masyarakat harus meyakini konsensus bentuk pemerintahan yang lahir pada Reformasi 1998, “Demokrasi ini bisa kita perbaiki dengan memilih para pemimpin yang memiliki kualitas, integritas dan elektabilitas, bukan popularitas,” pesan KH Chriswanto.

Popularitas bisa dibangun dengan banyak hal, bahkan di era media sosial sangat memungkinkan seseorang populer atau viral dalam beberapa hari saja, “Namun elektabilitas adalah persoalan amanah dan kejujuran serta integritas. Pemimpin atau wakil rakyat seperti itulah yang rakyat kehendaki, sekaligus meningkatkan kualitas demokrasi kita,” pungkas KH Chriswanto Santoso.

Berita Terkait

Keputusan Politik Ini, “Mungkin” Akan Mengakhiri Masa Jabatan Jokowi dengan Husnul Khotimah
Pilkada Tana Toraja, Pasangan dr. Zadrak-Erianto Kembali Mendapat Dukungan dari Kelompok Masyarakat
Tegaskan Menganai Dukungan ke Salah Satu Paslon, Amping Situru: Jangan Termakan Isu Liar
Turut Berbelasungkawa, ZATRIA Melayat ke Rumah Duka di Bittuang
Perkuat Pergerakan dan Strategi, Tim Pemenangan dan Relawan ZATRIA Lakukan Rapat Konsolidasi
Harlah Karang Taruna Ke-64: Sinergi Pemuda dan Pemerintah Daerah untuk Meningkatkan SDM Menyongsong Pandeglang sebagai Zona Industri
Rilis Dokumen Visi Misi Anies Baswedan di Semua Platform Sosial Media, Tawarkan Gagasan Baru untuk Jakarta
Dipimpin Ketua Umum, 6 Pengurus DPW BKPRMI Jatim Hadiri Acara Maulid Nabi di Islamic Center
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 11 Oktober 2024 - 08:38 WIB

Keputusan Politik Ini, “Mungkin” Akan Mengakhiri Masa Jabatan Jokowi dengan Husnul Khotimah

Senin, 7 Oktober 2024 - 21:58 WIB

Pilkada Tana Toraja, Pasangan dr. Zadrak-Erianto Kembali Mendapat Dukungan dari Kelompok Masyarakat

Minggu, 6 Oktober 2024 - 23:10 WIB

Tegaskan Menganai Dukungan ke Salah Satu Paslon, Amping Situru: Jangan Termakan Isu Liar

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 22:24 WIB

Turut Berbelasungkawa, ZATRIA Melayat ke Rumah Duka di Bittuang

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 21:37 WIB

Perkuat Pergerakan dan Strategi, Tim Pemenangan dan Relawan ZATRIA Lakukan Rapat Konsolidasi

Rabu, 2 Oktober 2024 - 17:48 WIB

Harlah Karang Taruna Ke-64: Sinergi Pemuda dan Pemerintah Daerah untuk Meningkatkan SDM Menyongsong Pandeglang sebagai Zona Industri

Kamis, 26 September 2024 - 20:33 WIB

Rilis Dokumen Visi Misi Anies Baswedan di Semua Platform Sosial Media, Tawarkan Gagasan Baru untuk Jakarta

Rabu, 25 September 2024 - 09:07 WIB

Dipimpin Ketua Umum, 6 Pengurus DPW BKPRMI Jatim Hadiri Acara Maulid Nabi di Islamic Center

Berita Terbaru

Artikel

Dimana Allah? Jawaban Menurut Al-Qur’an dan Sunnah

Jumat, 11 Okt 2024 - 12:58 WIB