SUARA UTAMA – Model pembelajaran adalah perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengantisipasi tindakan kelas yang akan dilakukan dalam proses KBM. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi ajar yang akan disampaikan akan sangat membantu dalam proses pencapaian tujuan yang ingin dicapai. Model pembelajaran window shopping ini dikhususkan dalam mata pelajaran PPKN. Karena tingkat kesesuaian dengan bahan ajar yang ada sudah sangat baik dan dirasa akan sangat efisien jika model pembelajaran ini dilakukan dengan pemilihan materi ajar yang tepat. Walaupun pada dasarnya model ini sama dengan model kooperatif jigsaw tentu seorang guru yang mempunyai pemahaman tentang model-model pembelajaran akan lebih cermat dalam memilih model pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dalam memahami materi ajarnya.
Masalah utama yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana guru menngunakan metode, model dan media yang dapat membangkitkan keberanian siswa dalam bertanya, berpendapat dan menanggapi sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal serta dapat mengungkapkan ranah afektif. Cara yang digunakan agar siswa memiliki keberanian bertanya, berpendapat, dan menanggapi serta guru dapat memiliki alat ukur yang jelas dalam penilaian afektif dalam pembelajaran PPKN, digunakan Window Shopping.
Window Shopping adalah model pembelajaran berbasis kerja kelompok dengan melakukan berbelanja keliling melihat-lihat hasil karya kelompok lain untuk menambah wawasannya. Siswa dapat berbelanja secara aktif dan dinamis dengan memajang hasil karya secara kreatif. Satu orang dari masing-masing kelompok menjaga hasil karya mereka (menjaga stand/ toko). Anggota kelompok lainnya mengunjungi stand untuk melihat hasil karya kelompok lainnya (berbelanja) dengan memberi komentar dan penilaian sehingga setiap peserta dalam kelompok dapat memicu kreativitasnya.
Pembelajaran seperti ini dapat menimbulkan situasi yang menyenangkan, tetapi tetap efektif sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai. Keunikan yang terdapat dalam model pembelajaran ini peserta tidak hanya melihat-lihat hasil pekerjaan kelompok lain tetapi juga mencatat hasil pekerjaan tersebut untuk saling berbagi dengan anggota kelompoknya. Sehingga setiap anggota atau kelompok tamu yang berkunjung juga berbelanja ilmu atau mendapatkan ilmu untuk oleh-oleh anggota lainnya khususnya anggota yang bertugas sebagai “penjaga stand/ toko”. Guru mengamati, memberi penekanan dan umpan balik, diakhiri dengan tes.
Keunggulan window shopping adalah: adanya tutor sebaya, menjadi daya tarik peserta untuk berperan lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan meringankan peran guru karena tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar, adanya kelompok tamu menjadi keunikan tersendiri karena perannya tidak hanya berkunjung melihat-lihat hasil pekerjaan kelompok lain tetapi juga mencatat hasil pekerjaan tersebut untuk dibagi (sharing) kepada anggota di kelompoknya, siswa berkemampuan tinggi dapat membantu siswa lainnya yang berkemampuan kurang dalam menyelesaikan tugas dan memahami konsep, serta makin tinggi antusiasme semakin tinggi pula ketertarikan dan keinginan untuk terlibat dalam pembelajaran, terlihat dari cara siswa menjelaskan hasil kerja kelompoknya kepada siswa yang bertanya.
Kelemahan window shopping adalah kadang kehabisan waktu jika proses belajar, anak enjoy dan bertanya,mengkritisi dan menanggapi kelompok lain terus-menerus. Selain itu juga apabila pas membuat display, kadang waktunya tersita, sementara baru keliling ke stand lain waktunya habis.
Manfaat model Pembelajaran window shopping: menumbuhkan kemampuan bertanya, berpendapat, menanggapi dalam proses pembelajaran PPKN, meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pemahaman materi PPKN, meningkatkan hasil belajar siswa melalui Window Shopping dan meningkatkan motivasi belajar siswa.