Tanah dan Alam, Sumber Hidup Orang Mee

- Penulis

Selasa, 16 September 2025 - 14:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARAUTAMA,Dogiyai — Bagi masyarakat Dogiyai, alam dan tanah bukan sekadar tempat tinggal, melainkan sumber kekuatan hidup yang menyatu dengan identitas dan nilai budaya. Hubungan spiritual dengan tanah diwariskan secara turun-temurun melalui adat, pertanian tradisional, dan cara hidup yang selaras dengan alam Dogiyai Papua Tengah pada selasa, (16/9/25).

Tokoh pemuda Saugas Goo menyebut tanah sebagai roh kehidupan orang Mee. “Tanah memberi makan, tempat tinggal, dan sejarah. Itu bukan milik pribadi, tapi warisan leluhur,” ujarnya.

Pemkab dan DPRD Dogiyai Bahas Transparansi Anggaran dalam Rapat Paripurna 

Namun, perkembangan zaman dan kerusakan lingkungan mulai mengancam nilai-nilai tersebut. Kita sebagai pemuda terus mendorong pelestarian budaya owaa eda, cinta alam melalui pendidikan lokal dan kampanye lingkungan.

Pemuda Katolik Dogiyai Tanam 500 Pohon di Kaki Gunung Maago

Menjaga tanah berarti menjaga masa depan. Di Dogiyai, cinta terhadap alam tetap menjadi kekuatan utama untuk membangun kehidupan yang berkelanjutan ujar Mantan Ketua KNPB Wilayah Dogiyai Saugas Goo.

Berita Terkait

Eksorsisme atau Skizofrenia? Mengurai Ambiguitas Kerasukan dalam Perspektif Medis dan Teologis
Meriah West Java Festival (WJF) 2025 Guncang Kiara Artha Park Bandung
Tim Jelajah Titik Cahaya Tempuh Perjalanan Ekstrem untuk Survei Kebutuhan Masjid di Pedalaman Timor 
Ambiguitas Konsep ‘Menguji Kepatuhan’ dalam Pemeriksaan Pajak: Kritik terhadap Pasal 12A PMK 15/2025
The Seven Lakes Festival 2025 Probolinggo Sukses di Gelar, Ini Harapan Pengunjung 7 Danau dan 7 Air Terjun 
Savira, Yatim Piatu Penderita Tumor Langka Butuh Pertolongan, Bupati Merangin Diharap Hadirkan Kepedulian
Terindikasi Dugaan Kongkalikong, Pengadaan Barang dan Jasa serta Pengelolaan Gizi RSUD Waluyo jati 
KWIP Merangin Kutuk Keras Aksi Premanisme terhadap Wartawan di Dam Betuk
Berita ini 78 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 8 November 2025 - 21:28 WIB

Eksorsisme atau Skizofrenia? Mengurai Ambiguitas Kerasukan dalam Perspektif Medis dan Teologis

Sabtu, 8 November 2025 - 20:27 WIB

Meriah West Java Festival (WJF) 2025 Guncang Kiara Artha Park Bandung

Sabtu, 8 November 2025 - 13:19 WIB

Tim Jelajah Titik Cahaya Tempuh Perjalanan Ekstrem untuk Survei Kebutuhan Masjid di Pedalaman Timor 

Sabtu, 8 November 2025 - 13:03 WIB

Ambiguitas Konsep ‘Menguji Kepatuhan’ dalam Pemeriksaan Pajak: Kritik terhadap Pasal 12A PMK 15/2025

Sabtu, 8 November 2025 - 09:49 WIB

Savira, Yatim Piatu Penderita Tumor Langka Butuh Pertolongan, Bupati Merangin Diharap Hadirkan Kepedulian

Sabtu, 8 November 2025 - 09:02 WIB

Terindikasi Dugaan Kongkalikong, Pengadaan Barang dan Jasa serta Pengelolaan Gizi RSUD Waluyo jati 

Sabtu, 8 November 2025 - 07:47 WIB

KWIP Merangin Kutuk Keras Aksi Premanisme terhadap Wartawan di Dam Betuk

Sabtu, 8 November 2025 - 06:30 WIB

Wabup Merangin Tegas! Minta Penambang Emas Ilegal Segera Angkat Kaki dari Dam Betuk

Berita Terbaru