SUARA UTAMA – KETAPANG, Orang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, atau kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan dan air mata.
Siapa yang pernah menyangka nak dare (bahasa daerah untuk anak perempuan) ketapang, bisa meraih mimpi dan cita-cita nya yang begitu luar biasa, menjadi Dosen, penulis, sekretaris Asosiasi Dosem Republik Indonesia (ADRI) wilayah pontianak, dll.
Siapa orang itu, mari kita simak penelusuran Media Suara Utama lewat wawancara khusus di bawah ini.
Dialah Yuyun Safitri dengan sapaan akrab nya Yuyun, wanita kelahiran 28 Oktober 1974 tepatnya di kelurahan Mulia Baru Ketapang Kalimantan Barat.
Setelah selesai SMA 1992 saudari Yuyun Melanjutkan pendidikan di Pontianak hingga kini berkarir di Pontianak sebagai Dosen di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, tepatnya di program studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
” memulai karir sebagai dosen sejak tahun 2005 kata Yuyun”.
Selain Dosen di IKIP PGRI PONTIANAK jelas Yuyun kembali “Aku juga mendapatkan tugas tambahan sebagai Kepala Humas, Publikasi, Dokumentasi, dan Protokoler di universitas PGRI Pontianak,
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dan ketika di tanya seberapa berat tantangan tugas tambahan itu dan kiat menghadapinya? Yuyun menjelaskan “dalam menjalankan tugas tambahan ini , seperti kawan-kawan lain, jelas nya “setiap tanggung jawab yang kita emban akan memiliki ritme dan dinamikanya masing-masing.
” Sebagai dosen aku sudah menjalani selama 19 tahun dan aku selalu mencoba mengembangkan diri sebagai penunjang karirku. Kata Yuyun.
Sambung Yuyun kembali ” Aku Pernah menjadi sekretaris umum Asosiasi Dosen Republik Indonesia (ADRI) wilayah Kalbar, Ketua Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. tentu nya tugas tambahan dan tugas utama tersebut akan terselesaikan sesuai ritme dan dinamika nya.
Ketika ditanya selain menjadi dosen apakah punya hobi atau kegiatan lainya? Yuyun dengan penuh semangat menjelaskan.
” banyak hal menarik yang aku lalui sehubungan dengan karir dan hobiku.
Kebetulan aku sangat menyukai dunia seni dan sastra mungkin ini warisan yang bakat dari Ayahku yang juga pecinta seni,
Jelas Yuyun kembali ” saat masih hidup almarhum sempat menghadiahkan Ketapang sebuah lagu daerah berjudul “Tembang Sungai Pawan”. Beliau adalah Haji Herkan Effendi yang mengalirkan sedikit darah seninya untuk ku.
” tetapi seni sastra ku berbeda dengan Ayahku, aku lebih kepada membaca dan menulis di bidang tersebut seperti membaca puisi, menulis puisi, menulis cerpen dan buku-buku non-fiksi serta artikel di jurnal ilmiah luar dan dalam negeri sebagai penunjang karirku di dunia pendidikan.
Tulis-menulis bagiku hal yang tidak bisa terpisahkan dari keseharian yang aku lalui, seperti pemberitaan yang sifatnya menginformasikan perihal kampus tempatku bekerja.
IKIP PGRI Pontianak yang kini sudah berubah status menjadi Universitas PGRI Pontianak
tambah Yuyun lagi ” Universitas PGRI ini lah yang banyak berkontribusi dalam karirku.
Dalam dunia tulis menulis baik fiksi ataupun nonfiksi Yuyu mengatakan juga sering berdiskusi dengan teman-teman pegiat literasi khususnya di Pontianak dan Kubu Raya .
karena domisilinya sekarang di Pontianak dengan tujuan berbagi ilmu dan mencari ilmu tentunya,
karena Yuyun berprinsif ilmu bermanfaat bisa diperoleh dari mana pun dan oleh siapa pun, sedangkan berbagi ilmu bermanfaat adalah sebuah keharusan.
Sehubungan dengan kecintaannya di dunia sastra Jurnalis Suara utama menanyakan karya apa saja yang sudah pernah di tulis?
dengan agak merendah Yuyun mengatakan “
Karya-karya buku yang ditulis belum begitu banyak karena aku berasal dari Ketapang Kalimantan Barat aku pernah menulis buku dengan penelitian yang berjudul “Nilai Budaya dalam Cerita Lisan Beliung Betuah”.
Kata Yuyun kembali “
Buku ini sangat banyak memberiku wawasan tentang adat budaya daerah dalam tradisi lisan dan seni.
Karya fiksiku antara lain buku Kumpulan Puisi berjudul “Testimoni Kejora Menembus Lapisan Langit Ke-7” ini juga menarik karena sempat terjadi kontroversi berkaitan judul, tapi Alhamdulillah sebuah karya yang bernilai pasti ada pro dan kontranya.
Kemudian novelku yang belum rilis adalah berjudul “Cemburu pun Aku Dilarang”
Oh iya kata Yuyun mengingat satu hal”
Sebagai Dosen Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni kami berkewajiban menulis artikel di jurnal-Jurnal ilmiah baik di dalam negeri mau pun luar negeri beberapa tulisan terbit di skala internasional, dan masih banyak yang terbit di jurnal-jurnal nasional.
menutup wawancara khusus ini ada beberapa pesan dan Quote dari yuyun.
” berrkecimpung di dunia akademisi dan dunia pendidikan banyak mengajarkan aku tentang bermasyarakat baik di lingkungan kampus, sekolah, dan masyarakat umum.
sambil di iringi senyum nya Yuyun kembali memgatakan “
Bagi ku bisa berkontribusi di dunia pendidikan hingga bisa berhubungan langsung dengan calon-calon pendidik di negeri ini, mewujudkan impianku menjadi mahluk yang bermanfaat bagi orang lain apalagi bisa bermanfaat bagi orang banyak.
Quote favorit ku
Tak pernah ada individu yang ingin memburukkan dirinya sendiri kecuali dalam kondisi tidak baik-baik saja, maka jangan pernah merendahkan orang-orang yang dalam kesusahan.
Nah Jurnalis Suara Utama mengingtkan untuk bisa sukses, kamu harus memiliki kemauan sukses yang lebih besar daripada ketakutan untuk gagal.”