SUARA UTAMA, Tanggamus –Masyarakat Pekon Srimenganten, pekon Sumber Mulya, pekon Air Bakoman, pekon Tanjung Bergelung, dan beberapa pekon lain di sekitar Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus, Lampung, terpaksa menggunakan jembatan darurat yang terbuat dari bambu. Hal ini terjadi akibat banjir besar pada akhir bulan Mei lalu, yang telah menyebabkan jembatan utama di pekon tersebut putus dan hanyut dibawa arus.
Pejabat Kepala Pekon Srimenganten, Sukaisih, Jumat (21/6) menceritakan bahwa banjir besar bulan Mei lalu telah menggerus jembatan yang dibangun pada tahun 2023 tanpa sisa. Akibatnya, lalu lintas angkutan barang, orang, dan hasil pertanian menjadi terhambat.
“Sebelumnya, di tempat ini telah dibangun jembatan beton sepanjang 9 meter menggunakan anggaran Dana Desa tahun 2023. Namun, belum setahun jembatan itu telah hilang diterjang banjir besar. Sekarang, transportasi yang menghubungkan beberapa pekon di Kecamatan Pulau Panggung terhambat,” kata Sukaisih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, tokoh masyarakat Pulau Panggung, Erwin, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi penyeberangan saat ini. Masyarakat terpaksa menggunakan jembatan darurat yang terbuat dari bambu hasil swadaya masyarakat.
“Kasihan masyarakat yang melintasi jalan ini. Kami berharap kepada pemerintah provinsi atau kabupaten melalui PUPR segera membangun kembali jembatan permanen yang lebih kokoh agar tidak lagi tergerus bila ada banjir besar. Dengan demikian, roda ekonomi masyarakat yang mayoritas adalah petani tidak lagi terganggu,” ujar Erwin.
Dari pantauan media di lapangan, terlihat beberapa bilah bambu yang disatukan dan dihamparkan di atas lintas air. Hal tersebut merupakan hasil kerja gotong royong dan swadaya masyarakat sebagai upaya darurat. Hanya bisa dilintasi orang tanpa kendaraan. Tentu hal tersebut sangat berisiko bagi keselamatan pengguna, apalagi kalau harus membawa hasil bumi.
Penulis : Irawan
Editor : Nafian Faiz