SUARA UTAMA – Asa Adigrahita, seorang pengusaha dan dosen tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur, pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya akibat diabetes. Pada usia 25 tahun, ia didiagnosis dengan penyakit ini dan mencatatkan kadar gula darah tertinggi hingga 560 mg/dL. Sejak tahun 2011, Asa berjuang mengelola penyakit yang tak bisa dianggap remeh ini. Kini, setelah lebih dari satu dekade berjuang, kadar gula darahnya berhasil stabil dengan angka terendah 120 mg/dL. Bagaimana ia melakukannya?
Dalam wawancara khusus bersama Jurnalis Suara Utama Andre Hariyanto pada Selasa 1 Oktober 2024 di kediamannya, Asa membagi pengalamannya yang berharga kepada banyak orang, terutama bagi mereka yang menghadapi kondisi serupa. Menurutnya, dua hal yang sangat penting dalam mengatasi diabetes adalah menerapkan pola hidup dan pola makan yang sehat.
Pola Hidup Sehat: Aktivitas Fisik dan Tidur Cukup
Asa menekankan pentingnya aktivitas fisik, yang bisa dimulai dengan langkah-langkah sederhana di rumah. “Tidak perlu ke gym untuk mulai bergerak. Aktivitas seperti mengangkat galon air, naik turun tangga, push-up, atau sit-up sudah sangat membantu,” ujar Asa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, aktivitas otot sangat penting karena otot akan menggunakan gula dalam tubuh sebagai energi. Hal ini sangat membantu menurunkan kadar gula darah.
Selain itu, ia menyarankan untuk menjaga pola tidur yang baik. Hindari tidur terlalu malam dan setelah bangun pagi, sebisa mungkin jangan tidur kembali.
“Selepas shalat subuh, lebih baik melakukan aktivitas ringan seperti jalan pagi di sekitar perumahan. Ini akan membantu tubuh lebih segar dan mencegah kantuk berlebih yang sering dialami penderita diabetes,” tambahnya.
Pola Makan: Menghindari Gula dan Karbohidrat Tinggi.
Asa menegaskan bahwa pola makan juga sangat penting bagi penderita diabetes. Ia merekomendasikan untuk membatasi asupan gula dan karbohidrat yang berlebihan, terutama makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi seperti nasi putih, mie, dan tepung-tepungan. Sebagai gantinya, ia memilih sumber karbohidrat dengan indeks glikemik rendah.
Selain itu, makanan tinggi natrium seperti garam, micin, dan mie instan juga perlu dihindari, terutama karena penderita diabetes sering kali juga memiliki tekanan darah tinggi.
“Yang paling penting, hindari stres,” tambahnya.
Stres berlebihan bisa memperburuk kondisi gula darah dan memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
Tantangan Diabetes dan Pengalaman Asa di ICU
Asa juga berbagi kisah kelamnya saat pandemi COVID-19. Karena daya tahan tubuh yang lemah akibat diabetes, ia harus menjalani perawatan intensif di ICU selama 7 hari dan dirawat di ruang isolasi selama 7 hari berikutnya.
“Kadar gula darah yang tinggi memperparah kondisi infeksi paru-paru saya. Ini menjadi salah satu pengalaman terberat dalam hidup saya,” ungkapnya.
Penderita diabetes sering mengalami penurunan produktivitas karena rasa letih, berkurangnya konsentrasi, dan sering buang air kecil. Hal ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan Asa pernah mengalami kejadian tak terlupakan di mana ia tidak bisa menahan buang air kecil saat mengajar.
Namun, Asa tidak menyerah. Dengan pola hidup dan makan yang sehat, ia berhasil mengendalikan diabetesnya dan menjalani hidup yang lebih baik. Pesan Asa kepada sesama penderita diabetes adalah untuk tetap berjuang dan tidak putus asa.
“Jangan pernah menyerah, lakukan perubahan secara bertahap dan konsisten, serta tetap berpikir positif,” tutupnya.
Kisah Asa menjadi bukti bahwa dengan kedisiplinan dan pola hidup sehat, diabetes dapat dikendalikan, dan kualitas hidup bisa tetap terjaga.
Penulis : Mas Andre Hariyanto
Editor : Aisyah Putri Widodo
Sumber Berita : Redaksi Suara Utama