Demokrasi yang Ditelan Korporasi: Pengaruh Korporasi dalam Kebijakan Publik yang Dominan

- Writer

Rabu, 19 Februari 2025 - 15:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

gambar M.Junaidi halawa di kedei pangkas Nurul

Suara Utama -Indonesia telah melewati era reformasi, tetapi jika kebijakan lebih berpihak kepada korporasi dibanding rakyat, apakah demokrasi telah benar-benar terwujud?

Dalam beberapa dekade terakhir, pengaruh korporasi dalam ruang politik dan ekonomi di Indonesia semakin kuat. Sejumlah kebijakan dinilai lebih menguntungkan kelompok bisnis dibanding masyarakat luas. Misalnya, dalam sektor pertambangan dan perkebunan, perusahaan besar mendapatkan izin eksploitasi dengan mudah, yang berpotensi menimbulkan persoalan terhadap hak-hak masyarakat adat dan petani kecil. Undang-Undang Cipta Kerja juga menuai berbagai pendapat, dengan sebagian pihak menilai sebagai langkah positif bagi investasi dan sebagian lainnya mengkhawatirkan dampaknya terhadap kaum buruh dan pekerja lepas.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Demokrasi yang Ditelan Korporasi: Pengaruh Korporasi dalam Kebijakan Publik yang Dominan Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dominasi Korporasi dalam Kebijakan Publik

Keterlibatan korporasi dalam perumusan kebijakan terlihat di berbagai sektor. Data dari beberapa lembaga riset menunjukkan bahwa industri besar memiliki pengaruh signifikan terhadap regulasi tertentu, terutama terkait investasi dan perizinan usaha. Dalam sektor kesehatan dan pendidikan, misalnya, privatisasi yang semakin berkembang menimbulkan kekhawatiran bahwa akses masyarakat terhadap layanan dasar ini menjadi lebih mahal dan sulit dijangkau.

Di sisi lain, perwakilan pemerintah dan pengusaha menegaskan bahwa kebijakan pro-investasi bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja. Mereka berargumen bahwa sektor swasta memiliki peran penting dalam pembangunan dan inovasi. Namun, sebagian pihak menilai bahwa lemahnya pengawasan dapat menimbulkan risiko eksploitasi tenaga kerja dan memperlebar ketimpangan ekonomi.

Dampak bagi Demokrasi dan Kesejahteraan Rakyat

Ketika kebijakan lebih mengakomodasi kepentingan korporasi, demokrasi yang seharusnya berorientasi pada kesejahteraan rakyat bisa menghadapi tantangan serius. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengaruh besar perusahaan dalam politik dapat mengurangi partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, transparansi dan akuntabilitas dalam kebijakan publik menjadi kunci untuk memastikan bahwa kepentingan masyarakat tetap terjaga.

BACA JUGA :  Momen Langka, Bupati Bulukumba Berbisik - Bisik Presiden. Ini Hasilnya

Dalam jangka panjang, mekanisme pengawasan yang efektif sangat diperlukan guna mencegah ketimpangan sosial yang semakin melebar. Pemerintah dan pemangku kebijakan harus memastikan bahwa regulasi ekonomi tidak hanya menguntungkan kelompok tertentu, tetapi juga memberikan manfaat luas bagi masyarakat.

Harapan untuk Perubahan

Meski pengaruh korporasi dalam demokrasi cukup kuat, masih ada ruang bagi perubahan. Pengawasan publik, advokasi masyarakat sipil, dan keterlibatan aktif media memiliki peran penting dalam menyeimbangkan kepentingan dalam kebijakan publik. Transparansi dalam proses legislasi serta keterbukaan pemerintah terhadap aspirasi masyarakat dapat membantu menciptakan kebijakan yang lebih inklusif.

Gerakan sosial yang menuntut akuntabilitas harus didukung oleh partisipasi aktif masyarakat. Media juga harus menjalankan perannya sebagai pilar keempat demokrasi dengan menyajikan informasi berbasis fakta dan menghadirkan berbagai perspektif. Sementara itu, masyarakat dapat berkontribusi melalui partisipasi politik yang lebih luas, termasuk dalam pemilihan pemimpin yang berorientasi pada kepentingan publik.

Pada akhirnya, demokrasi yang sejati bukan hanya soal pemilu dan pergantian kekuasaan, tetapi bagaimana negara benar-benar mengutamakan kesejahteraan rakyatnya. Jika kebijakan lebih berpihak kepada korporasi tanpa pengawasan yang cukup, maka perlu ada upaya bersama untuk memastikan bahwa kepentingan publik tetap menjadi prioritas utama.

Penulis : M.Junaidi Halawa

Editor : M.Junaidi Halawa

Sumber Berita : Tim wartawan

Berita Terkait

Ramadhan Pergi, Apakah Semangatnya Tetap Bertahan?
Rusaknya Komunikasi Publik Penyelenggara Negara
Tawadhu dalam Lebaran
Jumat Terakhir Ramadhan: Refleksi Ketangguhan Bu Mariama, Janda 5 Anak yang Viral Bergelantungan di Laut Demi Berjualan
Matinya Demokrasi Di Indonesia
Memaknai Mudik Lebaran Kaum Papa dalam Jurnalisme
Seberapa Besar Peran Muhammadiyah dalam Kemajuan Indonesia ?
Bangun Imajinasi Anak Melalui Cerita Positif dan Membaca Buku
Berita ini 42 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 30 Maret 2025 - 10:24 WIB

Ramadhan Pergi, Apakah Semangatnya Tetap Bertahan?

Sabtu, 29 Maret 2025 - 11:07 WIB

Tawadhu dalam Lebaran

Jumat, 28 Maret 2025 - 08:36 WIB

Jumat Terakhir Ramadhan: Refleksi Ketangguhan Bu Mariama, Janda 5 Anak yang Viral Bergelantungan di Laut Demi Berjualan

Rabu, 26 Maret 2025 - 15:51 WIB

Matinya Demokrasi Di Indonesia

Rabu, 26 Maret 2025 - 10:27 WIB

Memaknai Mudik Lebaran Kaum Papa dalam Jurnalisme

Rabu, 26 Maret 2025 - 04:06 WIB

Seberapa Besar Peran Muhammadiyah dalam Kemajuan Indonesia ?

Rabu, 26 Maret 2025 - 03:51 WIB

Bangun Imajinasi Anak Melalui Cerita Positif dan Membaca Buku

Selasa, 25 Maret 2025 - 13:54 WIB

BRICS : Pilar Kekuatan Baru dalam Tatanan Dunia

Berita Terbaru

Artikel

Ramadhan Pergi, Apakah Semangatnya Tetap Bertahan?

Minggu, 30 Mar 2025 - 10:24 WIB