SUARA UTAMA, Merangin – Terkait dengan adanya dugaan Pangkalan gas nakal yang ada di Kabupaten Merangin salah satunya milik Fatimah Hutagaul atau yang lebih akrab di sapa warga dengan sebutan Pangkalan Ucok
dari agen PT Amanah Mulia Utama yang beralamat di Desa Suko Rejo, Kecamatan Margo Tabir ini disinyalir telah menjual gas LPG 3 kg diatas harga HET tidak sesuai aturan diduga telah (melanggar UU Migas).
Dalam pemberitaan sebelumnya,berdasarkan informasi yang dihimpun awak media ini di lapangan, rabu (7/8/25) mendapati jika rata rata masyarakat Suko Rejo seringkali kehabisan gas LPG 3 kg bersubsidi sedangkan pangkalan yang menyediakan stok gas 3 kg tersebut ada di beberapa pangkalan tapi habis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kuat dugaan hal yang tidak wajar ini terjadi dikarenakan pangkalan – pangkalan gas nakal lebih mementingkan penjual LPG 3 kg bersubsidi ke pengecer ketimbang menjual ke Masyarakat secara langsung, dengan alih-alih mendapat keuntungan yang lebih besar, dan menjual dengan harga tinggi.
Terkait dengan hal tersebut, Pertamina Patra Niaga bakal melakukan tindakan tegas terhadap pangkalan dan agen LPG yang terbukti melakukan pelanggaran dalam menjalankan usaha.
Hal ini disampaikan oleh Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, dalam hak jawabannya kepada media Suara Utama, jumat (9/8/24).
Menurutnya, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel terus melakukan pemantauan penyaluran LPG untuk memastikan ketersediaan pasokan serta penyaluran LPG 3 Kg bersubsidi di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
“Sebagai informasi, untuk rata-rata konsumsi harian LPG 3 kg di Kabupaten Merangin sebanyak 25 Metrik Ton (MT) per hari atau sebanyak 8.400 tabung,” jelas Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan.
Selain itu, Pertamina menegaskan akan menindak tegas bagi agen atau pangkalan yang menjual LPG Subsidi 3 Kg tidak sesuai dengan aturan.
“Pertamina juga telah menginstruksikan agen untuk memberikan sanksi tegas terhadap pangkalan tersebut berupa pemutusan hubungan usaha (PHU), dan apa yang terjadi di Pagaralam ini dapat menjadi contoh untuk pangkalan-pangkalan yang lain,” tegasnya.
Pertamina senantiasa mengingatkan masyarakat agar membeli gas LPG sesuai dengan kebutuhan dan peruntukkannya, dimana LPG 3 Kg merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus masyarakat yang kurang mampu.
Respon cepat tanggap dari Pertamina tersebut mendapat apresiasi dari warga kecamatan Margo Tabir, Kabupaten Merangin yakni Agus Susilo,
Kepada media ini Agus mengatakan jika setiap pangkalan yang nakal langsung kena sanksi dari pertamina tentunya hal ini akan membuat efek jera dari pangkalan tersebut.
“Ya kami memberi apresiasi terhadap Pertamina yang respon cepat atas adanya beberapa pangkalan yang nakal, mudah mudahan kedepannya para pemilik pangkalan yang ada di kabupaten Merangin ini bisa mentaati peraturan yang berlaku,” Demikian ucapnya.
Penulis : Ady Lubis