SUARA UTAMA, Merangin – Anggaran Ratusan juta rupiah dari pemerintah melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kabupaten Merangin tahun 2024 yang dikerjakan secara swakelola padat karya oleh Kelompok Tani Tanjung Harapan III di Kelurahan Kampung Baruh, Kecamatan Tabir, Merangin, Jambi, untuk Proyek Pembangunan sumur bor yang berlokasi di area persawahan Kelurahan Kampung Baruh, dengan tujuan untuk menanggulangi kesulitan air untuk pertanian ketika terjadi perubahan cuaca ekstrim, menuai sorotan publik.
Pasalnya, disamping proyek tersebut sengaja tidak memasang papan informasi agar tidak bisa di ketahui oleh masyarakat sekitar dan awak media dengan besarnya dana anggaran yang dikucur kan oleh negara, bangunan senilai Rp. 285 juta tersebut diduga tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada dan disinyalir Mark-up anggaran.
Berdasarkan keterangan dari warga setempat Jali kepada media ini ia mengatakan jika dirinya sempat mendapat pengancaman dari salah satu pemborong proyek ini yakni Hanapi, ketika dirinya menanyakan tentang RAB bangunan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kabar nya proyek sumur bor itu anggarannya hampir 300 juta rupiah bang, Petasan dia sembunyikan papan informasi nya, Sore kemarin dia ngancam saya bang, dia bilang kalau kasus sumur bor itu sampai naik ke atas kau aku pukul, dia bilang gitu bang, dan kabarnya dana proyek itu baru caer 70 juta bang,” Demikian katanya. (21/10/24).
Sementara itu, Selasa (22/10/24) Juret selaku Ketua Kelompok Tani ketika di wawancarai oleh awak media dirinya mengatakan jika anggaran tersebut dari APBD di bangun Sumur Bor, Bak Air dan Rumah .
“Ya saya Ketua Kelompok Taninya, dan anggaran dari APBD bang, bangunan berupa Sumur Bor, Bak air dan rumah,” Demikian kata Juret.
Ketidaksesuaian prosedur dalam pelaksanaan proyek mulai mencuat setelah sejumlah warga melaporkan bahwa proyek tersebut tidak dilengkapi dengan papan informasi proyek, yang tentunya memunculkan pertanyaan mengenai transparansi penggunaan anggaran
Berdasarkan keterangan dari warga setempat bernama Lea pada Jumat (18/10/24) kepada media ini ia mengatakan jika proyek Sumur Bor tersebut sudah berbulan bulan di kerjakan namun tak kunjung selesai.
“Ya, sudah berapa bulan setelah dikerjaka tidak adanya realisasi sehingga masyarakat banyak yang mempertanyakan,” ujarnya
Penulis : Ady Lubis
Sumber Berita : Wartawan Suara Utama