SUARA UTAMA, Ngawi – Petilasan yang sakral (dikeramatkan) bernama Sendang Kaputren Gagar, tepatnya terletak di Dukuh Gagar RT. 03/01, Desa Ngrayudan, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Ternyata banyak menyimpan sejarah dan misteri, yang banyak diceritakan masyarakat desa tersebut. Sendang Gagar tidak asing bagi warga di kecamatan jogorogo dan sekitarnya.
Berawal dari penelusuran awak media, yang sengaja menemui seorang Putri mantan Kepala Desa Ngrayudan di era 1970.
Putri tersebut bernama Nanting Ismiyati, beliau adalah putri dari mantan kepala desa Ngrayudan diera th 1970 an.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nanting Ismiyati menceritakan, sejarah yang beliau ketahui tentang Sendang Kaputren Gagar yang mirip cerita Roro Jonggrang. Di zaman Almarhumah Bapak Dul Manap kepala desa Ngrayudan tahun 1970, beliau juga merupakan Ayahanda Ibu Nanting Ismiyati.
“Sendang tersebut masih disakralkan dan setiap tahun diadakan Bersih Desa, warga Dukuh Gagar selalu nyekar atau tabur bunga di sendang petilasan tersebut,” Tuturnya.
Lanjutnya, meskipun sudah zaman modern sedang Kaputren Gagar tetap masih asli, belum ada pemugaran sampai sekarang. Kondisi petilasan sendang pun masih terlihat keasliannya.
“Perlu di ketahui, sendang Kaputren Gagar tidak berujud selayaknya sendang pada umumnya, sendang Kaputren Gagar hanya berupa batu persegi dan tengah cekung,” Jelasnya.
Masih menurut keterangan Ibu Nanting Ismiyati, walaupun begitu kondisi dan wujudnya batu cekung itu masih sakral (keramat).
“Sekitar tahun 198, Desa Ngrayudan diterjang bencana angin ribut atau disebut puting beliung. Sampai sekarang semua kejadian bencana tersebut masih terngiang, kemungkinan ada suatu kesalahan atau larangan yang di langgar oleh warga, gak tau dari mana bencana itu tiba-tiba datang,” Ungkapnya.
Selain cerita tentang Sendang Kaputren Gagar, ternyata di wilayah desa Ngrayudan juga banyak petilasan – petilasan yang masih sakral (angker). Bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke petilasan tersebut, dipersilahkan dan Jan lupa jaga adab dan sopan santun di wilayah sendang keramat
Ibu Nanting Ismiyati berharap, semoga banyak yang berkunjung ke petilasan tersebut, selain untuk memanjatkan doa pada sang pencipta (Allah SWT) sekaligus berwisata. Sebab disekitar petilasan suasananya tenang dan udaranya cukup sejuk.
Penulis : Sofyan
Editor : Tri Sofyan Effendi
Sumber Berita : Cerita masyarakat