Kisah Pemuda Desa yang Nekat

- Writer

Senin, 2 Desember 2024 - 09:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

20241202 025652 Kisah Pemuda Desa yang Nekat Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama
Suara Utama-  Pemuda ini kita panggil saja dengan nama Tokek, sedangkan untuk nama Desa nya kita beri nama Kepompong.
“Si Tokek ini punya sifat penakut yang luar biasa, umurnya kurang lebih 35 Tahun, belum berkeluarga, hanya punya Izajah SD, & belum punya kerjaan alias pengangguran kelas berat.
“Mengingat susahnya di Desa untuk Dia mendapatkan uang, si Tokek pun berniat memberanikan diri, & bertekad akan berangkat ke Kota besok pagi untuk mencari pekerjaan. “Sebelum berangkat dia berpamitan dengan kedua Orang Tua, & juga teman – temannya di Desa.
“Hari keberangkatan pun sudah tiba. Pagi – Pagi Keluarga, & Teman-temannya berkumpul di rumah Tokek untuk memberikan Do’a & Semangat untuk Tokek.” Selang 30 (menit) Mobil Taxi angkutan Kota pun tiba di depan Rumah si Tokek untuk menjemputnya. Perlahan dia berjalan ke arah Mobil sambil melambaikan tangan ke arah Keluarga, & Teman – Temannya yang akan dia tinggalkan.
“Perasa’an mereka yang di tinggalkan bercampur aduk, seakan mereka tidak ingin si Tokek pergi.” Tapi disisi lain mereka juga senang karena si Tokek yg kemarin memiliki sifat penakut, sekarang sudah menjadi Tokek yang pemberani.
“Kemudian Dia pun masuk ke dalam mobil, & duduk di kursi paling belakang, karena sa’at itu mobil penuh dengan penumpang, & yang kosong hanya kursi paling belakang.
“Setelah masuk mobil, mobil pun berangkat dari Desa Kepompong menuju Kota. “di tengah perjalanan saat mobil melaju kencang, tiba-tiba perut si Tokek sakit karena masuk angin, Dia berusaha menahan, namun apalah daya tangan tak sampai. “secara perlahan & diam-diam dia hembuskan Angin kematian. “Ya, Benar saja tak lama setelah itu semua orang di dalam mobil mulai mencium aroma penderitaan.
Salah satu penumpang wanita mulai bersuara & terjadilah percakapan.
“Wahhh… Wangi banget, bau Bunga (kata penumpang wanita)
Mendengar ada yang bilang wangi seperti Bunga, si Tokek dengan gagah berani langsung angkat bicara
” Ehhemm… Saya Tokek dari Desa Kepompong (kata Tokek)
Mendengar Tokek bicara, Pak Sopir juga langsung ikut angkat bicara
“Bunga Bangkai (kata pak Sopir)
Setelah mendengar ungkapan kata mutiara dari pak sopir, si Tokek pun sadar, & malu.
si Tokek langsung diam tanpa kata sepanjang perjalanan. ” Setelah lama di perjalanan, tibalah mereka di kota, di sebuah Terminal angkutan umum. semua penumpang turun termasuk Tokek. Sementara mobil Taxi yang dia tumpangi parkir di Terminal menunggu penumpang dari Kota ke Desa penuh. “Setelah turun dari Taxi si Tokek singgah di Warung makan, tak berselang lama datang Preman Terminal menghampiri sekaligus Memalak Tokek . “Karena si Tokek sudah bertekad ingin menjadi orang yg berani, Dia pun tidak mau memberikan uang kepada Preman tsb. ” Terjadilah adu mulut, sampai Perkelahian pun tidak terhindarkan lagi, hampir saja Tokek di Bunuh, & beruntung nasibnya masih bagus, karena banyak Masyarakat yang ikut melerai Perkelahiannya sa’at itu.
“berita Perkelahian Tokek vs Preman Terminal sudah sampai ke Desa tempat tinggalnya.” Keluarga, & Teman-teman nya yg mendengar Berita langsung Heboh.
“Tokek pun pulang lagi ke Desa menumpangi Taxi yang dia tumpangi tadi.
” Singkat cerita Tokek tiba di Rumah nya, tidak banyak cerita Dia langsung pergi ke kamar, & mengurung diri untuk menenangkan Emosinya yg masih Meledak-ledak.
” Setiap hari Teman-temannya saling bertanya kenapa si Tokek tak kunjung keluar Rumah.
Bermacam-macam Presepsi bermunculan.
“Ada yg bilang Tokek Pemberani, Jagoan, Hebat, Pendekar, dll.
” Singkat cerita, di Minggu berikutnya Tokek pun akhirnya keluar Rumah, & duduk di Warung Kopi kumpul bersama Teman-temannya.
” Temannya yang sudah lama Penasaran bertanya kepada Tokek tentang Pekelahiannya di Terminal waktu itu.
“Waktu itu kamu Berkelahi menggunakan Pisau atau Tangan kosong? (Tanya Temannya)
” Tangan Kosong (kata Tokek)
” Alhamdulillah kamu gak kenapa-kenapa Tok, ngomong-ngomong gimana awal mula kejadiannya Tok? (Tanya Temannya lagi)
“Jadi begini ceritanya kawan…
“Pertama Dia Pukul Aku Satu kali, diam aja Aku, belum melawan
“terus Dia Pukul lagi yang ke Dua Ku tahan aja, masih sabar Aku
” Pas Dia Pukul Aku yang Ke Tiga, gak tahan lagi sudah Aku, Habis sudah kesabaran ku (Kata Tokek)
“Terus kamu apain Dia? (Tanya Temannya)
” Pingsan Aku (Kata Tokek)
“Terus kamu seminggu gak keluar Rumah itu kenapa? (Tanya teman yang satu nya)
” Habis semua muka Ku biru – biru kena Pukul, malu mau ke luar Rumah (kata Tokek)
Setelah mendengar penjelasan Tokek, serentak orang-orang yang ada di Warung Kopi Bubar karena gak bisa menahan geli pengen Ketawa, tapi takut si Tokek tersinggung.
Nb: Dari cerita si Tokek ini, kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa Hidup bukan sekedar Berani tetapi perlu Ilmu sebagai Dasar Hidup.
BACA JUGA :  Kapan dan Bagaimana RENSTRA Lembaga Dibuat

Penulis : Muhammad Zaini

Editor : Muhammad Zaini

Sumber Berita : Akhmad Rizany

Berita Terkait

Musrenbang Kelurahan Pasar III, Desiana: Fokuskan Pembangunan dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal
Habis Energi Karena Simpati
Ruang Publik Media Massa Untuk Siapa?
Ketika AI Mengubah Segala Lini Kehidupan
Implikasi Positip Kebijakan Hilirisasi terhadap Perekonomian Indonesia
Saat Tindakan Lebih Bermakna daripada Suara
Tiga Hal yang Menghalangi Datangnya Hidayah
Revitalisasi Pasar Simpang Pematang: Harapan Baru untuk Perekonomian Mesuji
Berita ini 30 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 13 Januari 2025 - 09:54 WIB

Musrenbang Kelurahan Pasar III, Desiana: Fokuskan Pembangunan dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Senin, 13 Januari 2025 - 05:45 WIB

Habis Energi Karena Simpati

Minggu, 12 Januari 2025 - 10:59 WIB

Ruang Publik Media Massa Untuk Siapa?

Minggu, 12 Januari 2025 - 05:44 WIB

Ketika AI Mengubah Segala Lini Kehidupan

Jumat, 10 Januari 2025 - 17:10 WIB

Implikasi Positip Kebijakan Hilirisasi terhadap Perekonomian Indonesia

Jumat, 10 Januari 2025 - 17:05 WIB

Saat Tindakan Lebih Bermakna daripada Suara

Jumat, 10 Januari 2025 - 10:45 WIB

Tiga Hal yang Menghalangi Datangnya Hidayah

Kamis, 9 Januari 2025 - 18:12 WIB

Revitalisasi Pasar Simpang Pematang: Harapan Baru untuk Perekonomian Mesuji

Berita Terbaru

Ilustrasi: Habis Energi Karena Simpati (Nafian Faiz)

Artikel

Habis Energi Karena Simpati

Senin, 13 Jan 2025 - 05:45 WIB

Berita Utama

Scale Up PHR dan Peluncuran Program TIHWA di Gresik

Minggu, 12 Jan 2025 - 16:26 WIB

Ilustrasi : Gambaran masyarakat marjinal. Sumber : Freepik

Artikel

Ruang Publik Media Massa Untuk Siapa?

Minggu, 12 Jan 2025 - 10:59 WIB

Ilustrasi: Kehidupan Era AI (Nafian Faiz)

Artikel

Ketika AI Mengubah Segala Lini Kehidupan

Minggu, 12 Jan 2025 - 05:44 WIB