Oleh : Ustadz Fiddin, Seorang Guru tinggal di Bandung, Jawa Barat
SUARA UTAMA – Pemuda adalah cerminan potensi besar yang, jika dimaksimalkan, dapat menjadi kekuatan luar biasa. Mereka bagaikan tunas yang tumbuh dan berkembang, tidak pernah berhenti berjuang menggapai cita-cita. Ketika seorang pemuda telah menetapkan tekad yang kuat dalam dirinya, hal-hal yang remeh dan tidak penting akan ia tinggalkan. Sebaliknya, ia akan fokus mengejar hal-hal yang bermanfaat dan bernilai untuk masa depannya.
Pemuda sejati tidak tergoda oleh dosa dan kemaksiatan. Mereka memiliki visi ukhrawi dan surgawi, yang membuat mereka selalu berpikir positif dan menjauhi hal-hal negatif. Optimisme menjadi bagian dari hidup mereka, sementara pesimisme dibuang jauh-jauh. Hari-hari mereka dipenuhi dengan iman, amal soleh, dan ketaatan, membangun pribadi yang kokoh dalam kebaikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Seperti jenderal perang yang gagah berani, pemuda sejati tumbuh dalam produktivitas yang tiada batas. Mereka menaklukkan dunia fana dengan pandangan akhirat yang abadi. Di tengah gemerlap dunia yang penuh tipuan, di zaman yang sering kali menipu dengan kilauan duniawi, masih ada pemuda yang teguh menjaga imannya. Pemuda yang setia pada Allah, yang senantiasa mendekatkan diri kepada Al-Qur’an bahkan menghafalnya. Sungguh luar biasa.
Namun, tantangan zaman ini tidak sedikit. Banyak pemuda yang tersesat, kehilangan arah. Pikiran mereka tercemar, sikap mereka jauh dari akhlak yang baik, dan hati mereka tidak lagi bersih. Bagaimana mungkin generasi Rabbani akan lahir jika jiwa mereka sudah terisi dengan hal-hal negatif? Bagaimana mungkin mereka akan menjadi pemuda yang mentauhidkan Allah, meneladani Rasulullah, dan menjadikan Al-Qur’an serta hadits sebagai panduan hidup, jika jiwa mereka telah terperangkap dalam keburukan?
Namun, harapan itu belum pupus. Tidak ada kata terlambat selama masih ada kesempatan untuk berubah. Masa lalu yang kelam bukanlah penghalang untuk menjadi lebih baik. Yang penting adalah seberapa besar keinginan untuk memperbaiki diri. Banyak orang yang masa lalunya lebih buruk dari kita, namun mereka mampu bangkit dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Terkadang kita terlalu fokus pada keburukan sehingga lupa bahwa kebaikan juga ada di sekeliling kita. Mengapa harus selalu membandingkan diri dengan hal-hal negatif jika masih banyak teladan kebaikan yang bisa diambil? Ini adalah salah satu tantangan besar yang dihadapi pemuda saat ini. Kehidupan modern penuh dengan godaan dan tantangan, dan banyak pemuda yang terjebak dalam pikiran dan perbuatan negatif.
Cobalah lihat realitas saat ini. Betapa banyak peristiwa tragis yang terjadi di sekitar kita: kekerasan, pembunuhan, perkosaan, aborsi, narkoba, hingga keretakan keluarga. Semua ini menggambarkan bagaimana nilai-nilai kemanusiaan telah terkikis, dan akal sehat sering kali hilang dalam hiruk-pikuk kehidupan modern.
Maka, wahai pemuda, bangkitlah! Engkau adalah harapan bangsa dan agama. Sikapmu yang baik, semangatmu yang kuat, dan ketaatanmu kepada Allah adalah motor penggerak perubahan besar. Perubahan yang berlandaskan tauhid, demi mewujudkan peradaban manusia yang lebih baik di masa depan.
Saatnya memilih jalan hidup. Apakah akan terus terjebak dalam keburukan atau memutuskan untuk berubah menjadi lebih baik? Pilihan terbaik tentu adalah memperbaiki diri. Di dalam hati setiap pemuda, pasti masih ada secercah harapan dan cahaya kebaikan. Cahaya itulah yang akan mendorong kita menjadi generasi Rabbani, generasi yang layak mendapat ridha Allah.
Rasulullah pernah bersabda bahwa ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat, dan salah satunya adalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada-Nya. Betapa indah janji Allah ini, dan semoga kita termasuk di dalam golongan tersebut, pemuda yang tumbuh dalam ketaatan dan meninggalkan dunia ini dalam keadaan husnul khatimah. Aamiin.
Penulis : Mas Fiddin (Waalidur Hibr)
Editor : Mas Andre Hariyanto
Sumber Berita : STAIL Surabaya