SUARA UTAMA, NGAWI – PERAN GURU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI
Oleh : HANIFA – TK Pkk Dewi Sartika 2 Pakunden Kec. Sukorejo Kabupaten Pasuruan – Mahasiswa S 1 PAUD – Pokjar Salut Pakis Malang – UPBJJ – UNIVERSITAS TERBUKA MALANG
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bu Hanifa sedang melakukan kegiatan –Pembentukan Karakter Pada Anak Usia Dini di Tk Pkk Dewi Sartika 2 Pakunden Kec. Sukorejo Kabupaten Pasuruan. Foto & Gambar: Dokumentasi Pribadi Bu Hanifa
BAB I – PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani NuraniSujiono,2009:7)
Pendidikan karakter di satuan pendidikan, termasuk satuan PAUD, bukanlah hal yang baru. Semua satuan pendidikan telah melaksanakannya sampai tingkat tertentu. Namun terdapat sejumlah faktor yang menuntut adanya penguatan pendidikan karakter. Berikut adalah beberapa faktor yang melatarbelakangi gerakan penguatan pendidikan karakter (PPK).
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.
Pendidikan karakter pada anak usia dini , dewasa ini sangat di perlukan di karenakan saat ini Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis karakter dalam diri anak bangsa, harapannya agar anak sejak dini memiliki karakter yang baik.
- RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah :
- Apa saja masalah karakter pada anak usia dini?
- Bagaimana peran guru dalam pembentukan karakter anak usia dini?
- Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : - Untuk mengetahui masalah karakter pada anak usia dini
- Untuk mengetahui peran guru dalam pembentukan karakter anak usia dini.
- Manfaat
Bagi Guru:
Memperluas Wawasan Dan Pengetahuan Tentang Masalah Peranan-Peranan Yang Dilakukan Guru Dalam Membentuk Karakter Anak Usia Dini Agar Menjadi Lebih Baik Untuk Kedepannya.
Bagi Siswa:
Anak Dapat Meningkatkan Kemampuan Fondasi Yang Dimilikinya Dengan Kegiatan Yang Menyenangkan Dan Berkarakter
BAB II – PEMBAHASAN
- MASALAH KARAKTER ANAK USIA DINI
- Karakter Anak Usia Dini
a . Pengertian Karakter
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) mengatakan karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari orang lain. Oleh karena itu, karakter adalah prinsip-prinsip yang luar biasa yang tertanam dalam diri seseorang dan ditunjukkan dalam perilaku mereka. Olah pikir, hati, rasa, dan karsa, serta olahraga seseorang atau sekelompok orang, menciptakan karakter yang koheren.
Komponen afektif, kognitif, dan perilaku adalah bagian dari karakter, yang dalam wujud konkritnya berupa perilaku yang terkait dengan moralitas (moralitas). Oleh karena itu, meskipun wujud konkrit karakter tersebut berupa perilaku, perkembangan karakter akan melibatkan tiga komponen karakter tersebut: afektif, kognitif, dan perilaku.
- Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009:7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
Menurut National Assosiation Education for Young Children (NAEYC) (Dalam Peduli Paud, 2010), Anak Usia Dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0 – 8 tahun. Anak usia dini adalah a unique person (individu yang unik) di mana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosio-emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang dilalui..
- Ciri-ciri Masalah karakter Anak Usia Dini
6 ciri karakter anak yang bermasalah, cukup kita melihat dari perilakunya yang nampak maka, kita sudah dapat melakukan deteksi dini terhadap “musibah besar” dikehidupan yang akan datang (baca: semakin dewasa) dan secepatnnya dapat melakukan perbaikan. Inilah ciri-ciri karakter tersebut :
- Susah diatur dan diajak kerja sama
Hal yang paling Nampak adalah anak akan membangkang, akan semaunya sendiri, mulai mengatur tidak mau ini dan itu. pada fase ini anak sangat ingin memegang kontrol. Mulai ada “pemberontakan” dari dalam dirinya. Hal yang dapat kita lakukan adalah memahaminya dan kita sebaiknya menanggapinya dengan kondisi emosi yang tenang-Ingat akan kebutuhan dasar manusia? Tiga hal diatas yang telah saya sebutkan, nah kebutuhan itu sedang dialami anak. Kita hanya bisa mengarahkan dan mengawasi dengan seksama.
- Kurang terbuka pada orang tua
Saat orang tua bertanya “Gimana sekolahnya?” anak menjawab “biasa saja”, menjawab dengan malas, namun anehnya pada temannya dia begitu terbuka. Aneh bukan? Ini adalah ciri ke 2, nah pada saat ini dapat dikatakan figure orangtua tergantikan dengan pihak lain (teman ataupun ketua gang, pacar, dll). Saat ini terjadi kita sebagai orangtua hendaknya mawas diri dan mulai menganti pendekatan kita.
- Menanggapi negative
Saat anak mulai sering berkomentar “Biarin aja dia memang jelek kok”, tanda harga diri anak yang terluka. Harga diri yang rendah, salah satu cara untuk naik ke tempat yang lebih tinggi adalah mencari pijakan, sama saat harga diri kita rendah maka cara paling mudah untuk menaikkan harga diri kita adalah dengan mencela orang lain. Dan anak pun sudah terlatih melakukan itu, berhati-hatilah terhadap hal ini. Harga diri adalah kunci sukses di masa depan anak.
- Menarik diri
Saat anak terbiasa dan sering Menyendiri, asyik dengan duniannya sendiri, dia tidak ingin orang lain tahu tentang dirinya (menarik diri). Pada kondisi ini kita sebagai orangtua sebaiknya segera melakukan upaya pendekatan yang berbeda. Setiap manusia ingin dimengerti, bagaimana cara mengerti kondisi seorang anak? Kembali ke 3 hal yang telah saya jelaskan. Pada kondisi ini biasanya anak merasa ingin diterima apa adanya, dimengerti – semengertinya dan sedalam-dalamnya.
- Menolak Kenyataan
Pernah mendengar quote seperti “Aku ini bukan orang pintar, aku ini bodoh”, “Aku ngga bisa, aku ini bodoh”. Ini hampir sama dengan nomor 4, yaitu kasus harga diri. Dan biasanya kasus ini (menolak kenyataan) berasal dari proses disiplin yang salah. Contoh: “masak gitu aja nga bisa sih, kan mama da kasih contoh berulang-ulang”.
- Menjadi pelawak
Suatu kejadian disekolah ketika teman-temannya tertawa karena ulahnya dan anak tersebut merasa senang. Jika ini sesekali mungkin tidak masalah, tetapi jika berulang-ulang dia tidak mau kembali ke tempat duduk dan mencari-cari kesempatan untuk mencari pengakuan dan penerimaan dari teman-temannya maka kita sebagai orang tua harap waspada. Karena anak tersebut tidak mendapatkan rasa diterima dirumah, kemanakah orangtua?
- PEMECAHAN MASALAH KARAKTER ANAK USIA DINI
- Memahami karakteristik Anak Usia Dini
Beberapa hal menjadi alasan pentingnya memahami karakteristik anak usia dini.
sebagian dari alasan tersebut dapat diuraikan sebagaimana berikut :
- Usia dini merupakan usia yang paling penting dalam tahap perkembangan manusia, sebab usia tersebut merupakan periode diletakkannya dasar struktur kepribadian yang dibangun untuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu perlu pendidikan dan pelayanan yang tepat.
- Pengalaman awal sangat penting, sebab dasar awal cenderung bertahan dan akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya, disamping itu dasar awal akan cepat berkembang menjadi kebiasaan. Oleh karena itu perlu pemberian pengalaman awal yang positif.
- Perkembangan fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa, dibanding dengan sepanjang usianya. Bahkan usia 0 – 8 tahun mengalami 80% perkembangan otak dibanding sesudahnya. Oleh karena itu perlu stimulasi fisik dan mental.
Ada banyak hal yang diperoleh dengan memahami karakteristik anak usia dini antara lain :
- Mengetahui hal-hal yang dibutuhkan oleh anak yang bermanfaat bagi perkembangan
- Mengetahui tugas-tugas perkembangan anak sehingga dapat memberikan stimulasi kepada anak agar dapat melaksanakan tugas perkembangan dengan baik.
- Mengetahui bagaimana membimbing proses belajar anak pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
- Menaruh harapan dan tuntutan terhadap anak secara realistis.
- Mampu mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan keadaan dan kemampuan.
- Pelaksanaan pendidikan karakter Anak Usia Dini
- Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, (Yasema, 2010).
Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini, dalam (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007;100) adalh sebagai berikut :
Secara medis-neurologis
PAUD sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan struktur dan fungsi otak anak sehingga dapat memberikan pengaruh yang menetap terhadap perkembangan perilaku dan kepribadian anak selanjutnya.
Secara psiko-edukatif
Masa usia didni dipandang sebagai masa kritis bagi perkembangan intelektual, kepribadian, dan perilaku sosial yang dapat berdampak lama dari rangsangan tersebut.
Serta secara lebih luas dari aspek sosiokltural dan ekonomik
PAUD merupakan suatu hak anak untuk berkembang sesuai potensi yang dimiliki, pewarisan nilai masyarakat sebagai generasi penerus, serta anak yang terdidik serta berkembang baik secara ekonomis akan menguntungkan bagi masa yang akan datang.
- Pendidikan Karakter
Fungsi dari pendidikan karakter dan budaya bangsa menurut Puskur (2010) adalah sebagai berikut :
- Pengembangan ;pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi yang berperilaku baik,
- Perbaikan ;memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat
- Penyaring ;untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai budaya dan karakter budaya yang bermartabat
Tujuan pendidikan karakter menurut Puskur (2010) yaitu sebagai berikut :
- Mengembangkan potensi kalbu/nurani/ afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
- Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius
- Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa
- Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan
- Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan
- Metode dan Prinsip Pendidikan Karakter anak usia dini
- Metode Pendidikan Karakter
Secara teknis ada beberapa metode yang tepat untuk diterapkan pada anak usia dini
(Ika Dewi Ratnasari, 2012), antara lain :
- Bermain
- Bercerita
- Bernyanyi
- Bercakap ( dialog dengan tanya jawab )
- Karya wisata
- Praktik langsung
- Bermain peran ( sosio-drama )
- Penugasan
- Prinsip Pendidikan Karakter
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai karakter sebagai milik peserta didik dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk social.
- Peran Guru Dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.” Tugas-tugas manusiawi seorang guru merupakan transformasi, identifikasi,dan pengertian tentang diri sendiri. Semua tugas guru harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas, tetapi juga harus mampu menjadi katalisator, motivator, dan dinamisator pembangunan di tempat tinggalnya.
Untuk lebih jelasnya, berikut uraian mengenai beberapa peran utama guru dalam pendidikan karakter anak usia dini :
- Keteladanan
Keteladanan merupakan faktor mutlak yang harus dimiliki oleh guru, dalam pendidikan karakter, keteladanan yang dibutuhkan oleh guru berupa konsistensi dalam menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan-larangannya, kepedulian terhadap nasib orangg-orang yang tidak mampu, kegigihan dalam meraih prestasi secara individu dan sosial, ketahana menghadapai tantangan, rintangan, dan godaan, serta kecepatan dalam bergerak dan eraktualisasi. Selain itu, dibutuhkan pula kecerdasan guru dalam membaca, memanfaatkan, dan mengembangkan peluang secara produktif dan kompetitif.
Keteladanan guru sangat penting untuk efektivitas pendidikan karakter pada anak. Tanpa keteladanan, pendidikan karakter kehilangan ruhnya yang paling esensial, hanya slogan, kamuflase, fatamorgana, dan kata-kata negatif lainnya. Keteladanan memang mudah dikatakan, tetapi sulit untuk dilakukan. Sebab, keteladanan lahir melalui proses pendidikan yang panjang, mulai dari pengayaan materi, perenungan, penghayatan, pengamalan, katahanan, hingga konsistensi dalam aktualisasi. Dalam arus ini, pendidikan mengalami krisis keteladanan. Inilah yang menyebabkan degredasi pengetahuan dan dekadensi moral menjadi akut di neger ini. Banyak guru yang sikap dan perilaku mereka tidak bisa menjadi contoh bagi anak didik, mereka kehilangan mentor yang bisa di-gugu dan ditiru. Akhirnya mereka liar dalam mengekspresikan kebebasan. Disinilah krisis moral terjadi.
Sudah waktunya guru menjadi teladan utama dalam aspek pengetahuan, moral, dan perjuangan sosial demi bangkitnya negeri ini dari keterpuruka sosial. Kedekatan guru dengan Tuhan dan kepedulian besar mereka terhadap sesama mutlak harus ditingkatkan sebagai basis keteladanan yang hakiki, yang dtidak selalu berkaitan dengan kebutuhan material pragmatis.
- Inspirator
Seseorang guru akan menjadi sosok yang inspirator jika ia mampuu membangkitkan semangat untuk majudengan menggerakkansegala potensi yang dimilikiuntuk meraih prestasi spektakuler bagi diri dan masyarakat. Ia mampu membangkitkan semangat karena sudah pernah jatuh bangun dalam meraih prestasi dan kesuksesan yang luar biasa. Secara otomatis kesuksesan seseorang akan menginspirasi seseorang lainnya untuk meniru dan mngembangkannya. Disinilah, dibutuhkan sosok-sosok inspirator untuk mengobakan semangat berprestasi di seluruh penjuru negeri ini. Jika semua guru mampu menjadi sosok inspirator maka kader-kader bangsa akan muncul sebagai sosok inspirator. Mereka akan mencurahkan segala daya dan upaya untuk meraih prestasi, membangun perbedaan, dan menjulangkan mimpi ke luar angkasa.
Semua memang mebutuhkan perjuangan, pengorbanan, dan pengabdian yang tulus untuk membangkitkan negeri ini dari sakit yang berkepanjangan, sakit kebodohan, keterbelakangan, dan kemiskinan akut di segala aspek kehidupan. Jika semua elemen bangsa ini berpikir egois-primordial maka kebangkitan bangsa hanya tinggal fatamorgana yang jauh dari kenyataan. Di sinilah, agungnya nilai perjuangan bagi kebesaran bangsa ini di masa depan. Jangan rela jika bangsa ini dilecehkan dan direndahkan martabatnya secara terus-menerus dalam percaturan global di tengah kompetisi yang ketat yang tidak bisa dielakkan.
- Motivator
Setelah menjadi sosok inspirator, peran guru selanjutnya adalah motivator. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kemampuan guru dalam membangkitkan spirit, etos kerja, dan potensi yang luar biasa dalam diri peserta didik. Setiap anak adalah genius, yang mempunyai bakat spesifik dan berbeda dengan orang lain. Maka, tugas guru adalah melahirkan potensi itu ke permukaan dengan banyak berlatih, mengasah kemampuan, dan mngembangkan potensi semaksimal mungkin
Menghadirkan biografi tokoh dan memberi semangat denga kata-kata yang menggugah merupakan salah satu tips untuk memotivasi peserta didik. Oleh sebab itu, seorang guru seharusnya banyak membaca biografi para tokoh sukses, serta menguasai kata-kata mutiara yang menggugah semangat belajar dan prestasi anak didik.
- Dinamisator
Peran guru selanjutnya setelah menjadi motivator adalah dinamisator. Artinya seorang guru tidak hanya membangkitkan semangat, tapi juga menjadi lokomotif yang benar-benar mendorong gerbong ke arah tujuan dengan kecepatan, kecerdasan, dan kearifan yang tinggi. Dalam konteks sosial, dinamisator lebih efektif menggunakan organisasi. Berjuang lewat organisasi lebih efektif dan optimal daripada perjuangan individual. Berikut adalah kriteria guru yang dinamisator:
- Kaya gagasan dan pemikiran, serta mempunyai visi yang jauh ke depan.
- Mempunyai kemampuan manajemen terstruktur, sistematis, fungsional, dan profesional.
- Mempunyai jaringan yang luas sehingga bisa melangkah secara ekspansif dan eksploratif.
- Mempunyaikemampuansosialdan humaniora ynag bagus, sebab pendekatan persuasif-humanis-emosional lebih efektif dalam memecahkan kebuntuan dari pada sekadar formalis-organisatoris-legalis.
- Mempunyai kreativitas yang tinggi, khususnya dalam mencipta dan mencari solusi dari problem yang ada.
- Mempunyai kematangan dan berpolitik, antara fungsi stabilitator dan dinamisator, di satu sisi menjaga stabilitas (keseimbangan), namun di sisi lain harus menggerakkan progresi (kemajuan)
- Harus mengedepankan kaderisasi dan regenerasi.
- Evaluator
Peran yang melengkapi peran-peran sebelumnya adalah sebagai evaluator. Artinya, guru harus selalu mengevaluasi metode pembelajaran yang selama ini dipakai dalam pendidikan karakter. Selain itu, ia juga harus mampu mengevaluasi sikap perilaku yang ditampilkan, sepak terjang dan perjuangan yang digariskan, dan agenda yang direncanakan. Evaluasi adalah wahana meninjau kembali efektivitas, efisiensi, dan produktivitas sebuah program. Evaluasi dilakukan secara internal melibatkan pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Sedangkan evaluasi pihak eksternal menyertakan pihak-pihak luar yang berkepentingan. Evaluasi dua dimensi ini akan menemukan objektivitas penilaian, sehingga ada masukan yang berharga bagi perbaikan dan pengembangan ke depan.
- Optimalisasi peran guru dalam proses pembelajaran.
Guru tidak seharusnya menempatkan diri sebagai aktor yang dilihat dan didengar oleh peserta didik, tetapi guru seyogyanya berperan sebagai sutradara yang mengarahkan, membimbing, memfasilitasi dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat melakukan dan menemukan sendiri hasil belajarnya.
- Integrasi materi pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran.
Guru dituntut untuk perduli, mau dan mampu mengaitkan konsep-konsep pendidikan karakter pada materi-materi pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampunya. Dalam hubungannya dengan ini, setiap guru dituntut untuk terus menambah wawasan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan karakter, yang dapat diintergrasikan dalam proses pembelajaran.
- Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang berwawasan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia. Para guru (pembina program) melalui program pembiasaan diri lebih mengedepankan atau menekankan kepada kegiatan-kegiatan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia yang kontekstual, kegiatan yang menjurus pada pengembangan kemampuan afektif dan psikomotorik.
- Penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya karakter peserta didik. Lingkungan terbukti sangat berperan penting dalam pembentukan pribadi manusia (peserta didik), baik lingkungan fisik maupun lingkungan spiritual. Untuk itu sekolah dan guru perlu untuk menyiapkan fasilitas-fasilitas dan melaksanakan berbagai jenis kegiatan yang mendukung kegiatan pengembangan pendidikan karakter peserta didik.
- Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam pengembangan pendidikan karakter. Bentuk kerjasama yang bisa dilakukan adalah menempatkan orang tua peserta didik dan masyarakat sebagai fasilitator dan nara sumber dalam kegiatan-kegiatan pengembangan pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah.
- Menjadi figur teladan bagi peserta didik. Penerimaan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru, sedikit tidak akan bergantung kepada penerimaan pribadi peserta didik tersevut terhadap pribadi seorang guru. Ini suatu hal yang sangat manusiawi, dimana seseorang akan selalu berusaha untuk meniru, mencontoh apa yang disenangi dari model/pigurnya tersebut. Momen seperti ini sebenarnya merupakan kesempatan bagi seorang guru, baik secara langsung maupun tidak langsung menanamkan nilai-nilai karakter dalam diri pribadi peserta didik. Dalam proses pembelajaran, intergrasi nilai-nilai karakter tidak hanya dapat diintegrasikan ke dalam subtansi atau materi pelajaran, tetapi juga pada prosesnya.
Pentingnya pendidikan karakter, juga diakui secara global melalui lima pilar yang dipromosikan oleh UNESCO. Kelima pilar itu adalah belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk melakukan (learning to do), belajar untuk hidup bersama (learning to live together), belajar untuk menjadi (learning to be), dan belajar untuk mengubah diri dan memperbaiki tatanan masyarakat (learning to transform for oneself and society).
BAB III – PENUTUP
- KESIMPULAN
Peranan guru dalam pembentukan karakter anak usia dini memiliki banyak ruang lingkup. Salah satu ruang lingkup yang di ambil oleh penulis dalam makalah ini yaitu linkungan sekolah. Peranan guru dalam pengembangan pendidikan karakter anak usia dini sebagai peserta didik di sekolah yang berkedudukan sebagai katalisator atau teladan, inspirator, motivator, dinamisator, dan evaluator. Dalam berperan sebagai katalisator, maka keteladanan seorang guru merupakan faktor mutlak dalam pengembangan pendidikan karakter peserta didik yang efektif, karena kedudukannya sebagai figur atau idola yang digugu dan ditiru oleh peserta didik.
Peran sebagai inspirator berarti seorang guru harus mampu membangkitkan semangat peserta didik untuk maju mengembangkan potensinya. Peran sebagai motivator, mengandung makna bahwa setiap guru harus mampu membangkitkan spirit, etos kerja dan potensi yang luar biasa pada diri peserta didik..
Peran sebagai dinamisator, bermakna setiap guru memiliki kemampuan untuk mendorong peserta didik ke arah pencapaian tujuan dengan penuh kearifan, kesabaran, cekatan, cerdas dan menjunjung tinggi spiritualitas. Sedangkan peran guru sebagai evaluator, berarti setiap guru dituntut untuk mampu dan selalu mengevaluasi sikap atau prilaku diri, dan metode pembelajaran yang dipakai dalam pengembangan pendidikan karakter peserta didik, sehingga dapat diketahui tingkat efektivitas, efisiensi, dan produktivitas programnya.
- SARAN
Semua tugas guru harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis supaya tercipta pendidikan karakter yang baik bagi anak usia dini. Kedekatan guru dengan Tuhan Yang Maha Esa dan kepedulian besar mereka terhadap sesama mutlak harus ditingkatkan sebagai basis agar peranan-peranan guru bertambah baik dalam pembentukan karakter anak usia dini.
Apa yang dijelaskan penulis dalam makalah ini hanya sedikit mengenai penjelasan tentang PERANAN GURU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI. Oleh karena itu, bagi para pembaca yang sudah membaca makalah ini diharapkan membaca sumber lain yang berhubungan dengan materi ini.
DAFTAR PUSTAKA
- A, Koesoema, Doni .2007. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global. Jakarta: Grasindo
- Mulyono A.Z. 2010. Rahasia Menjadi Guru Hebat. Jakarta: Gramedia
- https://paudpedia.kemdikbud.go.id/uploads/pdfs/TINY_20211011_095649.pdf
- BMP_Universitas Terbuka_Profesi Keguruan
Sapetendik Indonesia Siapkan Pre Test PPG dan UKMPPG 2023, Ini Langkahnya
Bangun Peradaban Literasi, Suara Utama Berkomitmen Lawan Hoax dengan SDM Jurnalis baru yang Siap Berjuang. Foto & Gambar: Mas Andre Hariyanto/Saepudin Fikri. Rotasi Pengurus Suara Utama (SUARA UTAMA)
Penulis : Hanifa
Editor : Mohamad Anggi Samukroni, S.Pd.,Gr.
Sumber Berita : Hanifa