SUARA UTAMA-Bogor. Apabila kita ke kota Bogor, menyusuri jalan merdeka tepatnya seberang mall PGB (Pusat Grosir Bogor). Terdapat bangunan unik terkesan seperti bangunan lama. Diatasnya ada ornamen lukisan patung pertempuran antara pahlawan Indonesia melawan penjajah Belanda, dibawahnya terdapat tulisan Museum Perjoangan Bogor, 10 Nopember 1957.
Jumat 8/10/2024, suara utama mengunjungi museum tersebut diterima oleh Beni 78 tahun salah seorang pengelolanya, panggilannya Ben. Menurut Ben, museum ini didirikan tanggal 10 Nopember 1957 lalu diresmikan oleh RA Kosasih salah seorang pejuang pada tahun 1958. Lanjutnya museum ini didirikan oleh para pejuang Bogor, Cianjur, Sukabumi dan Depok dibawah keresidenan Bogor.
Pengelolaannya dikelola oleh yayasan Perjoangan Bogor, para mantan pejuang-pejuang yang telah berjuang seperti : laskar Hisbulah, Laskar Kala Hitam. Kami sukarelawan yang diberi amanah oleh pengurus yayasan untuk mengelola dalam keseharian tuturnya. Untuk biaya operasional agak berat, kami harus bayar biaya listrik, biaya makan, kopi, dan biaya perawatan lainnya. Bahkan sebagian pengelola ada yang tidak bisa kesini (museum) karena tidak ada ongkos transport.
Terkait peran pemerintah setempat, lanjutnya sering bertemu dan berkomunikasi dengan kami sudah lama, tapi tidak ada tindak lanjutnya. Kami butuh orang yang memahami sejarah dan arti pentingnya nilai sejarah bagi suatu bangsa, khususnya para pahlawan pejuang wilayah Bogor. Kalaupun ada pihak ketiga yang ingin menjadi donatur adalah donatur murni untuk ikut merawat dan memelihara museum tanpa kepentingan apa-apa, pungkasnya. Sementara suara utama menghubungi Dinas Pariwisata kota Bogor, tidak ada ditempat.
Gedung museum ini terdiri dari dua lantai, pertama kali masuk disambut dengan teks tulisan proklamasi, dibelakangnya terdapat patung pahlawan Bogor kapten Muslihat kepala setengah badan. Koleksi-koleksi lainnya adalah senapan pistol zaman penjajahan beserta senjata laras panjang. Berikut diorama suasana pertempuran di Bojongkokosan, pertempuran cemplang, pertempuran Bantamer Weg, pertempuran di kota Paris. Selain itu ada baju bekas dan bercak darah yang dipakai oleh kapten Muslihat.
Museum adalah aset negara yang harus dilestarikan, karena mengandung nilai-nilai kehidupan dan perjuangan yang harus dilestarikan pada generasi selanjutnya. Jangan sampai menjadi benda mati yang tidak bermakna.
Penulis : Agus Budiana
Editor : Redaksi Suara Utama
Sumber Berita : Beni pengelola museum Perjoangan Bogor