Dari Wacana ke Realita: Rencana Aliansi Militer Arab Kembali Mencuat

- Penulis

Rabu, 17 September 2025 - 15:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Penampakan Menlu RI mengikuti KTT Darurat Arab–Islam yang digelar di Doha, Qatar, 14–15 September 2025. (Foto- kemlu.go.id).

Foto Penampakan Menlu RI mengikuti KTT Darurat Arab–Islam yang digelar di Doha, Qatar, 14–15 September 2025. (Foto- kemlu.go.id).

SUARA UTAMA – KTT Darurat Arab–Islam yang digelar di Doha, Qatar, 14–15 September 2025, menjadi panggung dramatis pascaserangan Israel ke jantung diplomasi Doha. Dunia menyaksikan bagaimana hampir 60 negara Arab dan Islam berkumpul, dalam rangka mengutuk agresi Israel, dan merumuskan serangkaian keputusan: dari jalur hukum internasional, membuka opsi sanksi ekonomi, hingga ‘wacana’ aliansi pertahanan regional.

Namun, di balik kemeriahan diplomasi itu, viral ungkapan sarkas “KTT Doha meluncurkan ‘serangan retorika’ yang dahsyat, dan Israel membalasnya dengan ‘serangan militer’ mematikan yang meningkat di Gaza. Pertanyaan besar juga masih menggelayut: apakah KTT ini benar-benar memenuhi ekspektasi umat Muslim di dunia, ataukah sekadar menambah koleksi retorika yang berakhir di arsip komunike?

Dari Pertemuan ini mengemuka usulan senagian negara Islam Gagasan pembentukan aliansi militer antarnegara Arab kembali mencuat ke permukaan, setelah beberapa pertemuan tingkat tinggi di kawasan Timur Tengah membahas isu keamanan kolektif. Inisiatif ini bukan yang pertama; wacana serupa pernah muncul pada era Perang Dingin dan sempat menguat ketika krisis Suriah dan Yaman memuncak. Namun, kali ini pembicaraan dinilai lebih serius karena meningkatnya ketegangan geopolitik, ancaman terorisme lintas negara, serta kebutuhan menjaga stabilitas energi dunia.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Dari Wacana ke Realita: Rencana Aliansi Militer Arab Kembali Mencuat Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Latar Belakang dan Motif

Negara-negara Arab selama ini menghadapi berbagai tantangan keamanan — mulai dari konflik proksi, serangan drone ke fasilitas energi, hingga persaingan kekuatan global yang semakin nyata di kawasan. Menurut Middle East Institute, gagasan aliansi ini diharapkan dapat menjadi deterrence (daya tangkal) terhadap ancaman eksternal dan mengurangi ketergantungan pada perlindungan militer negara-negara Barat.

Selain itu, pembentukan aliansi dianggap mampu memperkuat posisi tawar negara-negara Arab di forum internasional, khususnya dalam isu Palestina, keamanan maritim Laut Merah, serta stabilitas Teluk.

Respon Para Pemangku Kepentingan

  • Media Nasional & Regional
BACA JUGA :  Tidak Semua Orang Bahagia di Hari Lebaran

Harian Al Jazeera menyoroti peluang aliansi ini sebagai langkah strategis menuju kemandirian keamanan kawasan. Namun, Asharq Al-Awsat mengingatkan bahwa perbedaan politik antarnegara Arab bisa menjadi penghambat utama, mengingat beberapa negara memiliki kepentingan yang saling bertentangan.

  • Pandangan Politisi dan Pemerhati

Menurut mantan Menteri Luar Negeri Yordania, Marwan Muasher, keberhasilan aliansi ini sangat tergantung pada kesepakatan politik yang stabil dan tidak hanya berorientasi pada ancaman jangka pendek. Ia menekankan perlunya confidence-building measures di antara negara-negara anggota sebelum aliansi resmi dibentuk.

  • Analisis Akademisi

Profesor Fawaz Gerges dari London School of Economics menilai bahwa pembentukan aliansi militer Arab bisa menjadi “game-changer” di kawasan, tetapi memerlukan komitmen jangka panjang, integrasi doktrin militer, dan sistem komando terpadu. Tanpa itu, aliansi hanya akan menjadi simbol politik tanpa efektivitas nyata.

Tantangan yang Dihadapi

  1. Fragmentasi Politik – Perbedaan kepentingan antara negara-negara Teluk, Mesir, dan negara-negara Maghreb.
  2. Pendanaan – Pembentukan aliansi memerlukan biaya besar, termasuk pengadaan senjata bersama dan pusat pelatihan terpadu.
  3. Kepercayaan Publik – Masyarakat sipil di beberapa negara mungkin skeptis jika aliansi hanya menjadi alat intervensi dalam konflik internal negara lain.

Kesimpulan: Mencuatnya kembali rencana aliansi militer Arab menunjukkan kesadaran baru akan pentingnya kemandirian strategis di kawasan. Namun, jalan menuju realisasi masih panjang, dengan hambatan politik, ekonomi, dan sosial yang harus diatasi. Jika berhasil, aliansi ini berpotensi mengubah peta geopolitik global, mengurangi ketergantungan pada NATO dan kekuatan Barat, sekaligus memperkuat solidaritas Arab.

Pendapat Penulis: Aliansi militer Arab hanya akan efektif jika dilandasi visi kolektif yang inklusif, bukan sekadar reaksi terhadap ancaman sesaat. Perlu transformasi budaya diplomasi dari saling curiga menjadi saling percaya, sehingga aliansi ini benar-benar menjadi perisai keamanan bersama, bukan instrumen kepentingan segelintir negara.

Berita Terkait

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  
Penguatan HAM Dalam Wadah Negara Demokrasi Indonesia
Kepatuhan Pajak di Tangan Algoritma: Solusi atau Ancaman?
Friedrich Nietzsche dan Gema Abadi dari Kalimat “Tuhan Telah Mati”
Penulis Tak Lagi Dibebani Administrasi Pajak? Kemenekraf Mulai Lakukan Pembenahan
Eko Wahyu Pramono Gugat Politeknik Negeri Jember ke PTUN Surabaya
Janji Boleh Lisan, Pembuktiannya Harus Kuat: Pesan Advokat Roszi Krissandi
Membedah Pemikiran Filsuf Baruch De Spinoza
Berita ini 32 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 4 Desember 2025 - 19:29 WIB

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  

Kamis, 4 Desember 2025 - 16:12 WIB

Penguatan HAM Dalam Wadah Negara Demokrasi Indonesia

Rabu, 3 Desember 2025 - 15:29 WIB

Kepatuhan Pajak di Tangan Algoritma: Solusi atau Ancaman?

Rabu, 3 Desember 2025 - 14:43 WIB

Friedrich Nietzsche dan Gema Abadi dari Kalimat “Tuhan Telah Mati”

Selasa, 2 Desember 2025 - 14:11 WIB

Penulis Tak Lagi Dibebani Administrasi Pajak? Kemenekraf Mulai Lakukan Pembenahan

Selasa, 2 Desember 2025 - 12:48 WIB

Eko Wahyu Pramono Gugat Politeknik Negeri Jember ke PTUN Surabaya

Senin, 1 Desember 2025 - 20:03 WIB

Janji Boleh Lisan, Pembuktiannya Harus Kuat: Pesan Advokat Roszi Krissandi

Senin, 1 Desember 2025 - 14:21 WIB

Membedah Pemikiran Filsuf Baruch De Spinoza

Berita Terbaru