Bisnis Kekinian : Implementasi Bisnis Kreatif

- Writer

Sabtu, 25 Maret 2023 - 11:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi : Bisnis Kreatif Kekinian

Ilustrasi : Bisnis Kreatif Kekinian

Suara UtamaBisnis kreatif banyak bermunculan Pasca Covid-19 yang melanda dan memporak-poranda seluruh dunia. Saat itu, perputaran roda ekonomi sempat terhenti akibat berbagai kebijakan yang melarang warga untuk beraktivitas di luar rumah. Tidak sedikit yang terkena dampak langsung dari kebijakan tersebut, mulai dari UMKM, Pekerja yang terkena PHK hingga perusahaan yang gulung tikar akibat Covid.

Namun, sebagian masyarakat enggan untuk berdiam dan memulai bisnis kreatif untuk membuka keran rezeki baik diri sendiri maupun keluarga, bahkan ada yang sukses dengan membuka lapangan pekerjaan yang baru kepada mantan pekerja yang sempat terhenti karirnya.

BACA JUGA : Perilaku Konsumtif Masyarakat di Bulan Ramadhan Pemborosan atau Keberkahan ?

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Bisnis Kekinian : Implementasi Bisnis Kreatif Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bisnis kreatif yang muncul biasanya berbentuk UMKM yang memiliki daya tarik seperti bisnis yang mudah disajikan, lalu memiliki keunikan, serta diterima oleh semua kalangan.

Bisnis Kreatif Kekinian

Dengan modal yang minim, bisnis tersebut dapat meraup keuntungan yang cukup banyak. Salah satunya adalah bisnis kreatif Pipaw Kitchen “simple good food milik Ibu Novita Berlian.

Bisnis tersebut, merupakan bagian dari bisnis kreatif yang menyajikan makanan yang siap saji. Beberapa menu yang disajikan adalah Croffle, Cheescrust, Burger, Hotdog, Sandwich serta roti panggang.

Saya melihat, makanan yang dijual oleh tim Pipaw Kitchen merupakan makanan dengan bentuk cemilan, namun melihat porsinya tentu dapat mengenyangkan perut orang yang makan.

BACA JUGA : Pelatihan Keterampilan Agama Dan Tabligh Akbar Di Desa Teluk Dalam

Dalam kesempatan ini, saya mencoba menu makanan yang bernama Croffle. Makanan ini merupakan perpaduan dari Croissant dan Waffle. Sehingga saya mencobanya karena menarik perhatian dan enak.

Perpaduan makanan tersebut sebetulnya sudah populer di Indonesia, namun sebelumnya sudah terkenal di Korea Selatan, Menurut sumber yang ada, perpaduan makan ini dikenalkan oleh Chef Louise Lennox, seorang chef asal Irlandia pada tahun 2017.

Croffle pertama kali dijual di Kafe La Petute Boulangerei di Dublin. Proses pembuatannya bisa dibilang unik dan mudah karena terbuat dari adonan Croissant yang sudah digulung lalu di masukan ke dalam alat pembuat Waffle.

BACA JUGA : JASMIN Pucanganom Yogyakarta Sukses Gelar Koordinasi Ramadhan 1444H dan Jadwal Sholat Tarawih

Alat pembuat Waffle tersebut memiliki sistem ditekan agar bentuk Croffle menjadi lebih pipih dan crispy. Dalam menu yang disajikan oleh Pipaw Kitchen dapat diberikan toping rasa ataupun es krim. Menarik bukan?

BACA JUGA :  Pengajian Halal Bi Halal Paguyuban Pasar Sapuran Kab. Wonosobo

Melihat salah satu bisnis kreatif di atas, jika dilihat dari sudut pandang bisnis kuliner, tentu hal tersebut dapat menjadi tren baru yang bisa cukup menguntungkan bagi masyarakat.

Memaksimalkan Omset Bisnis Kreatif

Ide kreatif yang dapat dijadikan peluang bisnis karena kreativitas dan usaha owner. Biasanya, muncul ide kreatif adalah memunculkan produk baru dengan melihat produk yang sudah ada lalu dimodifikasi sehingga menarik perhatian pelanggan.

Salah Satu Bisnis Kreatif : Pipaw Kitchen
Salah Satu Bisnis Kreatif : Pipaw Kitchen

Berdasarkan analisa bisnis kuliner, Pipaw Kitchen berhasil menekankan kreativitas sehingga menciptakan produk baru dari bahan yang sudah ada. Lalu melakukan product branding dan promosi maksimal sebagai salah satu strategi dalam penjualan produknya.

Dengan adanya tren baru bisnis kekinian, pelaku bisnis hendaknya lebih meningkatkan kreativitas dan mengatur strategi bisnis agar mendulang omset yang lebih baik. Misalnya dengan melakukan modifikasi makanan yang sudah tren di luar negeri.

BACA JUGA : Puasa, Mengapa ?

Saya menyarankan bagi para pelaku bisnis perlu memerhatikan persaingan pasar atau riset pasar sebelum melakukan bisnis. Calon pengusaha makanan ringan perlu melihat segmen, target dan positioning (STP) untuk memulai bisnis.

Tidak hanya STP, modal berikutnya melakukan promosi dari mulut ke mulut dengan pendekatan relasi pertemanan (pelanggan setia) yang sudah ada.

Lalu melakukan inovasi dan kreativitas dengan menyontek dari tren serta kompetitor, selanjutnya melihat celah dan mengembangkan bisnis tersebut. Inovasi bisa dilakukan dari mengubah kemasan, pelayanan hingga variasi produk yang ditawarkan.

Tidak hanya itu, menjalankan bisnis harus memaksimalkan kualitas seperti menggunakan bahan-bahan terbaik dalam pembuatan produk yang akan dijual, sehingga memiliki daya tawar untuk dijual kepada konsumen. Sehingga dengan bahan berkualitas dapat bersaing dengan banyaknya kompetitor.

BACA JUGA : Esensi Manusia Persfektif Falsafah Pendidikan Islam

Terakhir, menurut saya yang tak kalah penting ialah menerapkan strategi marketing dan promosi melalui media digital. Saat ini, promosi suatu produk perlu dikenalkan melalui konten kreatif seperti di Tiktok.

Lalu promosi berupa poster bisa dibagikan melalui Instagram atau reels yang berbentuk Video. Minimal dengan mengejar interaksi di media sosial dapat meningkatkan jumlah pembeli.

Selanjutnya kemudahan layanan dapat dilakukan dengan menyediakan pesanan melalui ojek online sehingga pelanggan dapat menunggu di rumah.

Kesimpulan yang saya lihat, banyak bisnis kreatif dalam jenis Food and Bevarage (FnB) dapat meraup keuntungan yang lebih jika menjalankan riset dan strategi promosi yang tepat.

Sandi Hermawan, Mahasiswa Pascasarjana President University

Berita Terkait

Mengungkap Makna filosofis “Cahaya di Atas Cahaya”
Air Tambak, Air Mata dan Asa yang Tersangkut Bea Masuk
Tragedi Malam Kemunculan Kukang Jawa Berkeliaran di Pemukiman Warga Sukamelang Subang
Tarif Baru AS Hantam Tambak Udang Rakyat, Pemerintah Masih Bungkam
Kemandirian Indonesia dalam Menghadapi Kebijakan Pajak Donald Trump
INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Bukan Egois, Tapi Bijak Menyikapi Permintaan yang tidak Bisa Kita Penuhi
Ketika Amerika Tak Lagi Dunia: Trump dan Retorika Anti-Global
Berita ini 15 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 11 April 2025 - 13:46 WIB

Mengungkap Makna filosofis “Cahaya di Atas Cahaya”

Kamis, 10 April 2025 - 06:37 WIB

Air Tambak, Air Mata dan Asa yang Tersangkut Bea Masuk

Rabu, 9 April 2025 - 22:24 WIB

Tragedi Malam Kemunculan Kukang Jawa Berkeliaran di Pemukiman Warga Sukamelang Subang

Rabu, 9 April 2025 - 08:33 WIB

Tarif Baru AS Hantam Tambak Udang Rakyat, Pemerintah Masih Bungkam

Selasa, 8 April 2025 - 19:07 WIB

Kemandirian Indonesia dalam Menghadapi Kebijakan Pajak Donald Trump

Selasa, 8 April 2025 - 14:32 WIB

INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Selasa, 8 April 2025 - 13:52 WIB

Bukan Egois, Tapi Bijak Menyikapi Permintaan yang tidak Bisa Kita Penuhi

Selasa, 8 April 2025 - 08:55 WIB

Ketika Amerika Tak Lagi Dunia: Trump dan Retorika Anti-Global

Berita Terbaru

Artikel

Mengungkap Makna filosofis “Cahaya di Atas Cahaya”

Jumat, 11 Apr 2025 - 13:46 WIB

Berita Utama

5 Tahun Vacum Akibat Pandemi, PIM SC Kembali Latihan Menembak

Jumat, 11 Apr 2025 - 06:40 WIB