SUARA UTAMA. Keberkahan ramadhan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sektor ekonomi kreatif yang signifikan dikonsumsi masyarakat dalam bulan ramadhan adalah kuliner, film, animasi dan video, serta musik.
Menjamurnya pedagang ekonomi kreatif khususnya makanan minuman dipinggi-pinggir jalan kota maupun desa bak jamur dimusim hujan. Hal ini mempengaruhi laju pertumbuhan pasar daerah setempat. Harga cabe, bawang putih, bawah merah dan bumbu pokok lainnya melonjak walaupun tidak signifikan disebabkan karena tingginya permintaan. Tahu dan tempe sebagai makanan rakyat pada tahun pandemi sudah melonjak, pada saat ramadhan tahun ini naik Rp. 500. Tingginya permintaan pasar akan kebutuhan buka puasa ramadan menjadikan harga kebutuhan dasar merangkak naik pelan-pelan.
Dalam sektor digital, pada bulan ramadhan kebutuhan penunjang penggunaan internet mengalami perubahan signifikan. Sepanjang Ramadhan, penggunaan internet meningkat pada saat sahur hingga berbuka puasa, peningkatan trafik dipicu oleh meningkatnya aktivitas digital masyarakat dalam mengisi masa beribadah sepanjang Ramadhan. Lembaga Nielsen Consumer and Media View, mencatat jika konsumsi media digital yang mengandalkan jaringan internet pada Ramadan di tahun 2021 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya (2019). Angka kenaikannya pun cukup signifikan, yakni sekitar 24 persen. Lebih detail, survei yang mereka lakukan ternyata mencatat jika sepanjang Ramadan 2021, kegiatan menonton video di platform online meningkat sebesar 164 persen dibandingkan pada 2019.
Dan juga berdasarkan riset yang dilakukan IDA (Indonesia Digital Association) bersama EMTEK Digital, banyak orang Indonesia mencari hiburan secara digital di Bulan Ramadhan, baik untuk mendapatkan informasi melalui media online maupun menonton secara daring, masyarakat juga lebih banyak menghabiskan waktu membaca media digital di siang hari atau waktu luang lainnya dengan jumlah penonton secara daring yang biasanya meningkat pada pukul 17.00 (waktu orang pulang kerja), bergeser ke pukul 19.00 hingga 20.00 (setelah orang berbuka puasa). Kecepatan unduh tertinggi selama bulan Ramadhan berada antara jam 06.00 sampai 09.00, yaitu mencapai 20,9 MB per detik dengan paket internet antara Rp. 2.500 sampai 22.000 (2 sampai 15 GB) dengan biaya internet Rp.120/detik.
Dengan demikian rata-rata pengeluaran masyarakat muslim Indonesia pada kebutuhan digital Ramadhan dengan asumsi jumlah penduduk 237,56 juta x penggunaan digital rata-rata per hari =10800 detik/(3 jam) x biaya per detik Rp.120. Maka akan didapat total pengeluaran per hari sebesar Rp. 307.877.760.000.000,- (tiga ratus tujuh bilyun delapan ratus tujuh puluh tujuh milyar tujuh ratus enam puluh juta rupiah) … sangat fantastis…!
Peningkatan konsumsi ini bukan semata-mata didasarkan atas faktor kebutuhan (needs) tetapi lebih kepada meningkatnya faktor keinginan (wants) yang harus dipenuhi dalam rangka euforia buka puasa atas keinginan untuk berbuka dengan variasi menu makanan-minuman di setiap harinya atau kejenuhan mengisi waktu berbuka dengan gadget. Kondisi ini menyebabkan penjualan terhadap makanan-minuman, serta konsumsi intenet digital meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat.
Pola perilaku konsumsi di bulan Ramadhan selalu berdampak pada naiknya angka inflasi. Konsumsi terhadap makanan, minuman, atau hadiah, kebutuhan internet meningkat dibandingkan konsumsi di bulan selain Ramadhan. Jumlah uang yang beredar di masyarakat pun bertambah akibat pembelian serentak seperti melakukan pembayaran untuk shodaqoh takjil gratis atau pembayaran selancar digital. Hal ini menjadi daya beli masyarakat meningkat. Peningkatan uang beredar dan pola konsumsi masyarakat inilah yang mendorong naiknya harga-harga.
Dari sifat perilaku konsumtif masyarakat muslim di atas sepertinya bertolak belakang dengan tujuan terbesar puasa Ramadhan yakni melatih diri untuk mengekang jiwa, melembutkan hati dan mengendalikan syahwat, melatih kesabaran, dengan sabar menghadapi kesulitan, sabar dalam menjalankan perintah Allah dan sabar dalam menjauhi larangan-Nya termasuk belanja yang yang tidak dibutuhkan (tapi berdasar keinginan syahwat hawa nafsu) dan menghabiskan waktu dengan menonton gadget.