Yulianto Kiswocahyono: Inflasi Boleh Stabil, Realita Harga di Pasar Bicara Lain

- Penulis

Selasa, 23 September 2025 - 08:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ekonom senior KADIN sekaligus konsultan pajak, Yulianto Kiswocahyono, S.E., S.H., BKP, menegaskan bahwa meski inflasi Indonesia relatif stabil, realita harga kebutuhan pokok di pasar masih menjadi tekanan utama bagi masyarakat. (Ilustrasi: SUARA UTAMA)

Ekonom senior KADIN sekaligus konsultan pajak, Yulianto Kiswocahyono, S.E., S.H., BKP, menegaskan bahwa meski inflasi Indonesia relatif stabil, realita harga kebutuhan pokok di pasar masih menjadi tekanan utama bagi masyarakat. (Ilustrasi: SUARA UTAMA)

SUARA UTAMA – Jakarta, 23 September 2025 – Inflasi dan deflasi tetap menjadi indikator utama dalam membaca arah perekonomian Indonesia. Inflasi mencerminkan kenaikan harga barang dan jasa secara umum, sementara deflasi menunjukkan penurunan harga dalam periode tertentu. Keduanya sama-sama memiliki implikasi besar terhadap kesejahteraan masyarakat, stabilitas fiskal, dan arah kebijakan negara.


Inflasi vs Deflasi

Inflasi dalam batas wajar menandakan ekonomi bergerak normal, konsumsi tetap berjalan, dan perusahaan mampu menyalurkan produksinya. Namun, inflasi tinggi bisa menekan daya beli, meningkatkan ongkos produksi, serta memperparah ketidakadilan sosial.
Sebaliknya, deflasi bisa menjadi “jebakan sunyi”: harga turun, konsumsi melemah, perusahaan menunda investasi, dan pengangguran meningkat. Tidak mengherankan bila pemerintah berupaya menjaga inflasi agar tetap berada dalam kisaran target Bank Indonesia 2,5% ±1%.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Yulianto Kiswocahyono: Inflasi Boleh Stabil, Realita Harga di Pasar Bicara Lain Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kondisi Indonesia Terkini

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Indonesia pada Agustus 2025 sebesar 2,31% year-on-year (YoY), turun tipis dari Juli yang berada di angka 2,37% YoY. Meski sempat terjadi deflasi pada Februari 2025 (-0,09%), tren tersebut tidak berlanjut dan perekonomian kembali menunjukkan stabilitas harga.
Beberapa faktor pendorong inflasi berasal dari sektor pangan, terutama beras, serta biaya pendidikan. Sementara sejumlah harga hortikultura seperti cabai dan bawang memberi andil pada peredaan harga.

Komentar Ekonom

Ekonom senior KADIN sekaligus konsultan pajak, Yulianto Kiswocahyono, S.E., S.H., BKP, menegaskan bahwa meski angka inflasi relatif aman, tekanan pada kebutuhan pokok tidak boleh dianggap remeh.
“Inflasi Indonesia masih dalam koridor sehat. Tetapi beras adalah komoditas politis sekaligus sosial. Jika harganya naik terus, maka stabilitas politik ikut terancam karena menyentuh langsung kehidupan rakyat kecil,” ujarnya kepada SUARA UTAMA.
Yulianto juga menambahkan bahwa persepsi masyarakat sering kali lebih berpengaruh daripada data statistik resmi.
“Angka inflasi boleh stabil, tetapi jika masyarakat merasa harga-harga tidak terjangkau, legitimasi kebijakan pemerintah bisa terganggu. Pemerintah harus mampu menjembatani jurang antara data dan realitas di lapangan,” jelasnya.

BACA JUGA :  Transformasi Polri: Menuju Polri yang Presisi, Humanis, dan Modern

Dimensi Politik-Fiskal

Stabilitas inflasi tidak bisa dilepaskan dari kebijakan fiskal yang ketat. Pemerintah melalui Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa baru-baru ini menegaskan komitmennya mempertahankan batas defisit APBN 3% dan rasio utang 60% terhadap PDB, meskipun DPR RI telah memasukkan revisi UU Keuangan Negara dalam Prolegnas Prioritas 2026.
Artinya, ruang fiskal pemerintah untuk intervensi harga dengan subsidi maupun bansos tetap terbatas. Di sisi lain, tekanan politik menjelang pembahasan RAPBN 2026 akan semakin kuat, terutama karena partai politik cenderung mendorong belanja populis untuk menarik simpati publik.


Tantangan ke Depan

Jika inflasi melonjak di atas target, masyarakat akan menanggung beban berat, sementara jika inflasi ditekan terlalu rendah hingga berisiko deflasi, ekonomi bisa kehilangan momentum pertumbuhan. Pada titik inilah dilema fiskal muncul: menjaga disiplin anggaran sambil memenuhi ekspektasi masyarakat yang menghadapi harga pangan mahal.
Indonesia perlu menyeimbangkan kebijakan moneter BI dengan kebijakan fiskal pemerintah agar tidak terjebak pada ekstrem inflasi maupun deflasi. Dengan kata lain, stabilitas harga bukan hanya soal ekonomi, melainkan juga soal legitimasi politik dan keberlangsungan pemerintahan.

Penulis : Odie Priambodo

Editor : Andre Hariyanto

Sumber Berita : Wartawan Suara Utama

Berita Terkait

Eksorsisme atau Skizofrenia? Mengurai Ambiguitas Kerasukan dalam Perspektif Medis dan Teologis
Meriah West Java Festival (WJF) 2025 Guncang Kiara Artha Park Bandung
Tim Jelajah Titik Cahaya Tempuh Perjalanan Ekstrem untuk Survei Kebutuhan Masjid di Pedalaman Timor 
Ambiguitas Konsep ‘Menguji Kepatuhan’ dalam Pemeriksaan Pajak: Kritik terhadap Pasal 12A PMK 15/2025
The Seven Lakes Festival 2025 Probolinggo Sukses di Gelar, Ini Harapan Pengunjung 7 Danau dan 7 Air Terjun 
Terindikasi Dugaan Kongkalikong, Pengadaan Barang dan Jasa serta Pengelolaan Gizi RSUD Waluyo jati 
Hakim Pengadilan Pajak Desak DJP Perbaiki Tata Kelola Pemeriksaan dan Pengawasan
Chilean Paradox dan Kerapuhan Kelas Menengah Indonesia
Berita ini 38 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 8 November 2025 - 21:28 WIB

Eksorsisme atau Skizofrenia? Mengurai Ambiguitas Kerasukan dalam Perspektif Medis dan Teologis

Sabtu, 8 November 2025 - 20:27 WIB

Meriah West Java Festival (WJF) 2025 Guncang Kiara Artha Park Bandung

Sabtu, 8 November 2025 - 13:19 WIB

Tim Jelajah Titik Cahaya Tempuh Perjalanan Ekstrem untuk Survei Kebutuhan Masjid di Pedalaman Timor 

Sabtu, 8 November 2025 - 13:03 WIB

Ambiguitas Konsep ‘Menguji Kepatuhan’ dalam Pemeriksaan Pajak: Kritik terhadap Pasal 12A PMK 15/2025

Sabtu, 8 November 2025 - 09:02 WIB

Terindikasi Dugaan Kongkalikong, Pengadaan Barang dan Jasa serta Pengelolaan Gizi RSUD Waluyo jati 

Jumat, 7 November 2025 - 17:03 WIB

Hakim Pengadilan Pajak Desak DJP Perbaiki Tata Kelola Pemeriksaan dan Pengawasan

Kamis, 6 November 2025 - 15:24 WIB

Chilean Paradox dan Kerapuhan Kelas Menengah Indonesia

Kamis, 6 November 2025 - 09:45 WIB

Pasar Saham AS Diprediksi Naik Moderat di 2025, Didukung Pertumbuhan Laba dan Inovasi AI

Berita Terbaru