SUARA UTAMA – Gelombang unjuk rasa, kerusuhan, dan demonstrasi sempat mengguncang stabilitas nasional, namun negeri ini bangkit dengan cepat. Masyarakat mulai kembali menjalani aktivitas sehari-hari, perekonomian bergerak, dan ruang dialog kembali terbuka. Kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mendapat apresiasi luas karena dianggap berhasil menenangkan situasi dan memulihkan kepercayaan publik.
Meredakan Gejolak dengan Pendekatan Tegas dan Dialogis
Presiden Prabowo menekankan bahwa pemerintah tidak anti-kritik, tetapi tidak akan mentolerir kekerasan. “Kritik adalah bagian dari demokrasi, tapi jangan sampai melanggar hukum dan merusak kepentingan rakyat,” ujarnya dalam salah satu pidatonya pasca-kerusuhan. Langkah ini membuat publik merasa negara hadir bukan sekadar menindak, tetapi juga mendengar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Survei Publik: Indikator Pemulihan
- Direktur Eksekutif ISS – Juli 2025:, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, menyebut: “Hampir sembilan dari sepuluh responden menyatakan percaya terhadap Presiden Prabowo. Ini angka yang jarang kita lihat di tahun-tahun sebelumnya, bahkan pasca-gejolak politik sekalipun.” https://www.metrotvnews.comdetiknews.
- Menurut survei IPO Mei–Juni 2025, kepuasan publik mencapai 81%, di mana direktur IPO, Dedi Kurnia Syah, menekankan: “Angka ini bukan sekadar popularitas, tetapi legitimasi bahwa rakyat merasa tenang di bawah kepemimpinan Prabowo.” Antara News.
- Menko Polhukam Budi Gunawan juga merujuk data lembaga survei: Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) – Juli 2025: “Kepuasan publik 81,2% adalah cermin bahwa pemerintah berhasil mengelola stabilitas pasca-kerusuhan dengan baik.” detiknews., Sosial budaya: 95,1%,Keamanan nasional: 83,1%,Stabilitas politik: 70,8%,Penegakan hukum: 67,8%, Kinerja ekonomi makro: 67,4%
Jadi Hasil Survei dari Juli hingga awal Agustus 2025 mencatat tingkat kepuasan berada di kisaran 78% hingga 82,7%.
Apresiasi dari Akademisi dan Kampus
- Guru besar UGM, Prof. Zainal Arifin Mochtar, menilai: “Ada transformasi gaya kepemimpinan Prabowo, dari citra militer yang keras menjadi pemimpin sipil yang dialogis. Ini yang membuat mahasiswa merasa dihargai.”
- Sementara akademisi UI, Dr. Devi Rahmawati, mengatakan: “Langkah membuka dialog dengan mahasiswa adalah sinyal kuat bahwa negara tidak menutup pintu aspirasi.”
- Pandangan Ormas dan Tokoh Agama
- Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, menyatakan: “Pemerintah sudah tepat, tegas terhadap perusuh tapi tidak represif kepada pengunjuk rasa. Demokrasi berjalan, hukum tetap tegak.”
- Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Abdul Mu’ti, menambahkan: “Pemerintah menunjukkan komitmen menjaga persatuan dan tidak kehilangan sisi kemanusiaan. Itu yang kami apresiasi.”
- Dari tokoh lintas agama, Romodiyono (FKUB DKI) menegaskan: “Langkah Presiden yang tetap menjamin kebebasan beribadah saat situasi panas memberi rasa aman bagi umat beragama.”
Pandangan Tokoh Nasional
- Mantan presiden dan senior politisi menyebut bahwa Prabowo berhasil “menjadi jembatan” antara aspirasi rakyat dan kepentingan negara.
- Aktivis reformasi Budiman Sudjatmiko menyebut: “Prabowo berhasil membuktikan bahwa ketegasan bisa jalan bersama demokrasi.”
- Ketua Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, mengapresiasi cepatnya pemulihan ekonomi: “Stabilitas yang dipulihkan dengan cepat membuat dunia usaha lega. Investor tidak kabur, malah menambah kepercayaan.”
- Media Nasional dan Internasional
- Kompas menulis editorial bahwa “Pemulihan berlangsung cepat dan minim trauma sosial.”
- The Straits Times menilai, “Indonesia di bawah Prabowo mampu meredam kerusuhan tanpa kehilangan kredibilitas demokrasi.”
Dampak bagi Demokrasi
Apresiasi publik terhadap Presiden Prabowo memiliki implikasi penting bagi demokrasi Indonesia. Kepercayaan rakyat adalah modal sosial yang besar. Namun, apresiasi ini juga harus diikuti dengan keterbukaan terhadap kritik, transparansi kebijakan, dan penguatan institusi agar demokrasi tidak hanya berhenti pada figur pemimpin, melainkan tertanam dalam sistem.
Dengan demikian, pemulihan bukan sekadar narasi ekonomi, tetapi juga pemulihan kepercayaan rakyat pada negara dan pemimpinnya.
Kesimpulan : dari kerusuhan bukan sekadar soal menormalkan keadaan, melainkan mengembalikan rasa percaya rakyat. Apresiasi publik, dengan survei yang mencatat 78–81% kepuasan di Kisaran Bulan Juli – Agustus 2025, serta pernyataan ormas, akademisi, hingga tokoh nasional, menegaskan bahwa kepemimpinan Presiden Prabowo dinilai berhasil. Namun, apresiasi ini juga menjadi tantangan: menjaga konsistensi keterbukaan, memperkuat hukum yang adil, dan memastikan suara rakyat tetap menjadi bagian dari proses demokrasi.














