Mengatasi Tantangan dan Membentuk Generasi Jurnalis Idealis

- Writer

Kamis, 25 Januari 2024 - 07:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Penulis : Nafian Faiz**

SUARA UTAMA, Hampir lima tahun menggeluti dunia jurnalis (Wartawan), akhir-akhir ini saya mulai merenung dan merasa kerja saya sebagai wartawan belumlah produktif, masih sedikit sekali informasi yang bisa dipublikasikan.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Mengatasi Tantangan dan Membentuk Generasi Jurnalis Idealis Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut pemikiran sederhana saya, ada beberapa hal yang menjadi kendala dan tantangan yang membuat kurang produktifnya saya dalam menjalankan tugas ini.

Tantangan tersebut tidak hanya terbatas pada aspek informasi dan peristiwa yang terbatas, tetapi juga mencakup persepsi masyarakat terhadap profesi ini.

Salah satu hambatan utama yang saya temui adalah minimnya pemahaman masyarakat akan tugas dan fungsi vital seorang wartawan. Wartawan seringkali dianggap sebagai sosok yang harus dihindari, momok menyeramkan, atau bahkan dianggap sebagai pemeras yang mencari uang dengan memberitakan hal-hal yang merugikan orang lain. Ini menciptakan kesenjangan antara wartawan dan masyarakat yang sebenarnya bisa saling mendukung.

Dalam upaya mengatasi hal ini, saya memutuskan untuk berkolaborasi dengan berbagai lembaga seperti pemerintahan kampung (desa), sekolah, Puskesmas, Kecamatan, dan organisasi masyarakat (ormas). Kami menyelenggarakan kegiatan bimbingan teknis (bimtek) atau pelatihan dasar-dasar penulisan publikasi. Harapannya, dengan lebih banyak warga dan lembaga yang memahami tugas dan fungsi wartawan, kita bisa menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan.

Selain itu, rendahnya budaya literasi masyarakat menjadi hambatan lain dalam menyebarluaskan informasi yang berkualitas. Dalam mengatasi hal ini, pelatihan yang diselenggarakan tidak hanya mencakup keterampilan dasar penulisan publikasi, tetapi juga mencoba meningkatkan budaya literasi di kalangan masyarakat. Peningkatan literasi tidak hanya mendukung pekerjaan wartawan tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk lebih aktif dalam menyampaikan informasi.

BACA JUGA :  Bappenas RI Kunjungi Lampung, Memetakan Rencana Revitalisasi Tambak Udang di Dipasena

Adapun kendala lain adalah sedikit sekali masyarakat yang mampu menulis atau memberikan informasi sesuai dengan kaedah 5W+1H sebagai landasan dasar penulisan berita. Dalam kegiatan bimtek yang kami selenggarakan, saya berusaha memberikan pemahaman mendalam tentang kaedah tersebut. Tujuannya bukan hanya untuk meningkatkan kualitas informasi yang diterima wartawan, tetapi juga untuk menciptakan calon-calon jurnalis yang idealis, yang dekat dan menjadi sahabat masyarakat.

Saya percaya bahwa melalui pendekatan ini, diharapkan dapat melahirkan calon jurnalis yang tidak hanya didasari oleh keinginan untuk memberitakan fakta, tetapi juga memiliki sifat dan watak yang sejalan dengan nilai-nilai nabi dalam mengabarkan informasi, yakni Sidik sebagai representasi kebenaran menjadi fondasi utama dalam mengejar berita yang akurat, Amanah sebagai kepercayaan menciptakan hubungan yang kokoh antara wartawan dan masyarakat, Tabligh sebagai upaya menyampaikan informasi menjadi tonggak komunikasi yang baik, dan terakhir, Fathonah sebagai kecerdasan memastikan bahwa setiap informasi disampaikan dengan bijak dan memiliki dampak positif.

Melalui upaya bersama dengan lembaga dan masyarakat, diharapkan dapat membentuk transformasi positif dalam profesi wartawan di masa depan. Bukan hanya sebagai penyebar informasi, tetapi juga sebagai pemimpin perubahan budaya literasi. Dengan demikian, kita tidak hanya menciptakan hubungan yang harmonis antara wartawan, lembaga, dan masyarakat, tetapi juga merangkul generasi calon jurnalis yang membawa perubahan positif bagi informasi dan literasi di masa depan.

Salam.

**Wartawan tinggal di Lampung, pernah; Menjadi Kapala Desa 2 preode, Kepsek SMP Swasta, berpengalaman 15 tahun menjadi pengurus ormas petani tambak udang dan pernah menjadi anggota DPRD Tulang Bawang.

Berita Terkait

Inkubasi Bisnis Wiji Unggul 2024 Ditutup dengan Sukses: UMKM Tangguh dan Adaptif
Realitas Semu Program Sinetron Televisi
Miris, Masyarakat Kecewa Bayar Air PDAM Terdouble
Dampak kenaikan UMK 2025 dan Ancaman PHK
Rapat Forum Kader Pemuda Bela Negara Bahas Rencana Kerja Tahun 2025
Pembangunan gapura di wilayah RW-09 Suspected manipulatif
Sejarah Jembatan Ampera
Gus Miftah Tuai Kritik: Pernyataannya Disebut Mengikis Nilai Moral
Berita ini 39 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 12 Desember 2024 - 11:01 WIB

Inkubasi Bisnis Wiji Unggul 2024 Ditutup dengan Sukses: UMKM Tangguh dan Adaptif

Rabu, 11 Desember 2024 - 17:24 WIB

Realitas Semu Program Sinetron Televisi

Selasa, 10 Desember 2024 - 11:23 WIB

Miris, Masyarakat Kecewa Bayar Air PDAM Terdouble

Senin, 9 Desember 2024 - 16:25 WIB

Dampak kenaikan UMK 2025 dan Ancaman PHK

Minggu, 8 Desember 2024 - 08:09 WIB

Rapat Forum Kader Pemuda Bela Negara Bahas Rencana Kerja Tahun 2025

Sabtu, 7 Desember 2024 - 13:25 WIB

Pembangunan gapura di wilayah RW-09 Suspected manipulatif

Jumat, 6 Desember 2024 - 21:10 WIB

Sejarah Jembatan Ampera

Kamis, 5 Desember 2024 - 20:12 WIB

Gus Miftah Tuai Kritik: Pernyataannya Disebut Mengikis Nilai Moral

Berita Terbaru

Ilustrasi : Menonton program siaran televisi (Sumber : Freepik)

Artikel

Realitas Semu Program Sinetron Televisi

Rabu, 11 Des 2024 - 17:24 WIB