Suarautama.id -Yogyakarta-Salah satu Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta atau yang disingkat dengan UPY. Nama late ia mampu memasang seribu lilin sendiri di kamarnya sendirian. Katanya kepada wartawan Suara utama.id
Ia memasang seribu lilin dan menulis artikel tentang tragedi Dogiyai berdarah yang terjadi 10 tahun siram. Tulisan ini bangkit dari kesedihan korban dalam tragedi tersebut ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lanjut late; MENOLAK LUPA 12 Tahun Dogiyai Berdarah ini, Kekerasan negara melalui militer Indonesia terhadap rakyat Papua dan Alam Papua dari sejak 1 Mei 1963 secara paksa oleh negara Indonesia (kolonial). Namun semenjak kemerdekaan Bangsa West Papua 1 Desember 1961 kolonial melakukan banyak hal guna merampas hak-hak rakyat Papua dan alam Papua. Katanya.
Awal mulai kejahatan kemanusiaan di Papua dari sejak 19 Desember 1961 dengan nama Trikora di alun-alun Utara oleh Ir. Soekarno. Isi dalam pidatonya Soekarno; kibarkan bendera merah putih diata seluruh Irian Barat, bubarkan negara buatan Belanda, dan siapkan mobilisasi umum. Militer masifkan di Papua meredam isu hak mentukan nasib sendiri bagi rakyat west Papua dan sisi lain, kepentingan objekfital inperalisme melalui Indonesia. Katanya.
Fais Asohul Beri materi Pengolahan Arsip dan Perpustakaan Kepada Organisasi Ipmanapandode Jog-Lo
Lanjut; late. Bukan pada disitu saja namun banyak rentetan peristiwa yang panjang sepanjang sejarah mulai dari 19 Desember 1961 hingga sampai detik ini. Pendorong militer di Papua masifkan oleh negara kolonial sehingga rakyat Papua yang menjadi trauma dan ketakutan dalam segala aktivitasnya. Melihat saat ini pembunuhan lihat, pemerkosaan, perampasan tanah, dan segala macamnya yang lakukan militer adalah tujuan dari pada eksploitasi sumber daya alam di tanah Papua. Katanya.
Lanjut; late. Berjuta-juta rakyat Papua mati di tangan militer merupakan wujutan dari negara kolonial. Dan watak kolonial penjajahan di atas tanah Papua.
Biak berdarah, Uncen berdarah, Wamena berdarah, Paniai berdarah, Deiyai berdarah, Dogiyai berdarah dan tragedi-tragedi yang terjadi di Papua yang alamia oleh rakyat Papua adalah bentuk dari kejahatan kemanusiaan yang tidak pernah berujung oleh negara kolonial.
12 tahun yang silam, tepat pada tanggal 13 April 2011 terjadi peristiwa penembakan dua warga sipil oleh militer kolonial di moanemani Dogiyai. Korban yakni; Dominikus Auwe & Alwisus Waine dan tiga warga sipil lainya luka-luka. Katanya.
Lanjut; late. Peristiwa ini hawanya berangkat dari bisnis ilegal (togel/sio) yg pemiliknya orang Bali sebut saja (Dewa). Dominikus Auwe ditugaskan buka agen di pasar sekitaran. Polisi datang ambil uang dls. Dari situlah terjadi penembakan senjata api oleh militer. Pernyataannya, mengapa sebelum nya tidak pernah dilarang oleh pihak kepolisian seketika sudah ketauhi judi togel adalah ilegal? Curiga bahwa apa diantara pemilik togel dengan militer ada link bisnis.
Peristiwa ini sesungguhnya bawa dalam hukum karena terjadi pembuahan terhadap warga sipil, negara biarkan saja; institusi negara adalah HAM dan demokrasi. Katanya.
“luka busuk dalam rakyat Papua”
Medan Juan Yogyakarta, 13 April 2023