Dua Puisi Tentang Mama Papua, Gustaviana Mote

- Writer

Jumat, 14 April 2023 - 01:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi foto mama-mama Papua yang sedang berjalan diatas jembatan bayu

Ilustrasi foto mama-mama Papua yang sedang berjalan diatas jembatan bayu

Suara utama.id-Yogyakarta-puisi tentang Mama Papua Oleh: Gustaviana Mote, Dua Puisi ini syairnya sangat menarik yang bangkit dari hatinya sendiri, maka selamat membaca ya gais. 

________________________________

Bumi Negeri Mama Papua

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Dua Puisi Tentang Mama Papua, Gustaviana Mote Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bumi negeri mama Papua
Terselimuti indahnya alam yang mempesona Pulau penuh warna, hutan yang rimbun
Liar dan lepas, menyimpan pesona

Perjalanan Tanpa Kenal Senyum

Mama Papua, ibu yang tegar
Berjuang di bawah terik mentari
Melangkah di pegunungan yang tinggi
Menyusuri sungai yang bergelombang

Tanah mama Papua, kaya akan harta
Namun manusia tak selalu bijaksana
Menggarap alam, merusak alam
Lupa pada lingkungan, alam pun meratap

Puisi: Tanya

Mama Papua, perjuanganmu terus berlanjut
Melawan ketidakadilan dan penindasan
Mempertahankan budaya dan kearifan
Menjaga hutan dan laut, warisan yang tak ternilai

Meski terkadang cobaan datang melanda
Mama Papua tetap berdiri kokoh
Dengan senyuman di wajah yang ramah
Menyebarkan kasih, menjaga tanah air

Bumi negeri mama Papua
Hanya satu permintaan kami punya
Hargailah alam dan budaya Papua
Jangan biarkan hilang, jangan biarkan sirna

PUISI: Kekanakan

Mama Papua, engkau cahaya di gelap
Berkilau bak mutiara nan murni
Semoga nantinya, mama Papua tersenyum
Di bumi yang damai, indah nan abadi.

BACA JUGA :  Kapan dan Bagaimana RENSTRA Lembaga Dibuat

 

Papua, Tanah Harapan

Papua, tanah harapan di ujung timur negeri
Penuh kekayaan alam yang tak tergantikan
Hutan lebat, sungai mengalir deras
Bumi yang mempesona, surgawi nan indah

Perjalanan Tanpa Kenal Senyum

Namun, di balik pesona itu tersimpan duka
Papua, tanah yang terluka oleh konflik dan kekerasan
Hati-hati berdebar, air mata berlinang
Mengharap perdamaian yang abadi

Papua, negeri yang dihuni oleh suku-suku beragam
Budaya yang kaya, adat yang dimuliakan
Namun terkadang terabaikan, terpinggirkan
Harapan untuk kesatuan dan keberagaman yang sejati

Puisi: Tanya

Papua, tempatmu di hati kami
Kami menghormati dan mencintaimu dengan sepenuh hati
Kami berharap untuk masa depan yang cerah
Di mana kau bersinar, tanpa bayang-bayang cemas

Perjalanan Tanpa Kenal Senyum

Papua, tanah air tercinta
Kami berjanji untuk memperjuangkanmu
Untuk menjaga alam dan budaya yang ada
Untuk mewujudkan mimpi indahmu

Ipmanapandode Sukses Gelar 11 Materi Seminar dan Diskusi di Yogyakarta

Papua, harapanku tersemat dalam puisi ini
Semoga suatu hari nanti kau bersinar dengan gemilang
Bersatu dalam keberagaman, damai dalam perdamaian
Papua, tanah harapan, kaulah impian.

Berita Terkait

Pancaro Air Terjun Di Kerinci
Larangan Men-Zihar Istri Dalam Pandangan Islam
Nikmati Relaksasi dan Manfaat Kesehatan di Pemandian Air Panas Cangar
Pembangunan Rabat Beton di Desa Fajar Asri: Memudahkan Akses, Meningkatkan Hasil Pertanian
Kebijakan Berlebihan dalam Penyambutan Paus Fransiskus : Azan Maghrib Harus Tetap Disiarkan
Kepala Desa Pagelaran: Festival Seni Budaya dan Keagamaan Perkuat Kebersamaan Warga
Sisi Gelap di Balik Dunia Penerbangan
Jadwal Sholat Bandung dan Sekitarnya, Sabtu 31 Agustus 2024
Berita ini 127 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 12 September 2024 - 16:39 WIB

Pancaro Air Terjun Di Kerinci

Rabu, 11 September 2024 - 18:58 WIB

Larangan Men-Zihar Istri Dalam Pandangan Islam

Selasa, 10 September 2024 - 18:38 WIB

Nikmati Relaksasi dan Manfaat Kesehatan di Pemandian Air Panas Cangar

Jumat, 6 September 2024 - 21:39 WIB

Pembangunan Rabat Beton di Desa Fajar Asri: Memudahkan Akses, Meningkatkan Hasil Pertanian

Kamis, 5 September 2024 - 17:30 WIB

Kebijakan Berlebihan dalam Penyambutan Paus Fransiskus : Azan Maghrib Harus Tetap Disiarkan

Rabu, 4 September 2024 - 21:19 WIB

Kepala Desa Pagelaran: Festival Seni Budaya dan Keagamaan Perkuat Kebersamaan Warga

Minggu, 1 September 2024 - 23:07 WIB

Sisi Gelap di Balik Dunia Penerbangan

Sabtu, 31 Agustus 2024 - 11:55 WIB

Jadwal Sholat Bandung dan Sekitarnya, Sabtu 31 Agustus 2024

Berita Terbaru