SUARA UTAMA, Pagi itu, embun masih enggan menguap dari dedaunan ketika Nisa mempersiapkan sepedanya. Jalan desa yang sehari-hari menjadi saksi perjalanan anak-anak sekolah kini berubah bak sungai kecil. Hujan semalam bercampur pasang air laut telah menjadikan genangan setinggi setengah ban sepeda menghiasi setiap sudut kampung. Namun, wajah-wajah kecil itu tak pernah kehilangan senyum.
Nisa dan teman-temannya, dengan seragam sekolah yang sudah sedikit kusut oleh percikan air, justru tampak ceria. “Ayo, siapa yang sampai duluan di jembatan kecil nanti, dia yang menang!” seru Adi, teman sebaya Nisa, yang langsung mengayuh sepedanya dengan penuh semangat. Riuh tawa mereka pecah, menembus kesunyian pagi yang dingin.
Bagi mereka, genangan air bukanlah rintangan, melainkan permainan. Setiap genangan adalah petualangan. Terkadang mereka sengaja melambatkan kayuhan, membiarkan kaki-kaki kecil mereka menyentuh air yang dingin. Bahkan, tak jarang percikan air menjadi ajang saling mengusili.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, di balik kebahagiaan itu, ada perjuangan yang diam-diam terekam. Jalan berair ini adalah cerita sehari-hari mereka. Tiap kayuhan adalah langkah kecil menuju mimpi yang besar. Di ujung desa, sekolah yang sederhana menanti, menjadi pintu gerbang ke dunia yang lebih luas.
Ketika sore datang, saya dan isteri kebetulan melintasi kampung itu. Hujan sudah berhenti, tetapi pasang laut masih tinggi. Anak-anak berjalan pulang dengan seragam basah, sepatu penuh lumpur, tetapi mata mereka tetap bersinar ceria. Saya tak mampu menahan diri untuk menyapa mereka, “Semangat, Nak! Suatu hari nanti kalian akan merindukan semua ini.”
Seorang anak berhenti, menatap saya dengan senyum kecil. “Bapak juga dulu sekolah seperti ini, ya?” tanyanya polos.
Saya tertawa kecil dan menjawab, “Tidak seberat kalian, tapi perjuangan selalu ada. Simpan cerita ini. Kelak, ketika kalian sudah sukses, kisah ini akan menjadi kenangan indah.”
Anak-anak itu melanjutkan perjalanan, meninggalkan saya dalam keheningan penuh renungan. Bagi mereka, genangan air adalah teman bermain. Bagi saya, genangan itu adalah saksi kecil dari mimpi-mimpi yang terus mengalir, mencari muara bernama keberhasilan.
Penulis : Nafian Faiz