Janji yang Tepat, Kepercayaan yang Terjaga: Menghindari PHP dalam Hubungan

- Penulis

Sabtu, 1 Februari 2025 - 14:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

FOTO : Rekan Sahabat Andre Hariyanto Aisyah Putri dan bersama Tyo serta istri di Lumajang, Jawa Timur (SUARA UTAMA)

FOTO : Rekan Sahabat Andre Hariyanto Aisyah Putri dan bersama Tyo serta istri di Lumajang, Jawa Timur (SUARA UTAMA)

Oleh: Andre Hariyanto, CFNLP, CT, CLMA, CPS, Eks Penjual Koran Keliling, Petugas Kebersihan, Pengamen Jalanan 

Bahaya Tidak Tepat Janji dan Pemberi Harapan Palsu: Menjaga Kepercayaan dalam Hubungan

SUARA UTAMA Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali berjanji kepada orang lain, baik dalam konteks pribadi maupun profesional. Janji adalah komitmen yang mencerminkan integritas dan rasa tanggung jawab kita terhadap orang lain. Namun, ada kalanya kita atau orang lain gagal memenuhi janji tersebut. Ketika hal ini terjadi, dampaknya bisa lebih besar daripada yang kita bayangkan, terutama jika menyangkut pemberian harapan palsu. Dalam artikel ini, kita akan membahas bahaya dari tidak tepat janji dan pemberi harapan palsu serta pentingnya menjaga kepercayaan dalam setiap hubungan.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Janji yang Tepat, Kepercayaan yang Terjaga: Menghindari PHP dalam Hubungan Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Kepercayaan yang Terguncang

Kepercayaan adalah pondasi utama dalam setiap hubungan, baik itu persahabatan, hubungan keluarga, atau hubungan profesional. Ketika seseorang memberikan janji yang tidak ditepati, kepercayaan orang lain akan terpengaruh. Begitu janji tidak dipenuhi, orang yang merasa dikecewakan akan mulai meragukan niat dan integritas kita. Kepercayaan yang hilang ini sulit untuk dipulihkan dan bisa merusak hubungan yang telah dibangun dalam waktu yang lama.

2. Menghancurkan Harapan

Pemberian harapan palsu adalah bentuk ketidaktulusan yang dapat menimbulkan dampak emosional yang mendalam. Seseorang yang diberi harapan palsu akan merasa dikecewakan dan mungkin merasa ditipu. Hal ini tidak hanya menyakiti perasaan, tetapi juga bisa membuat orang tersebut merasa tidak dihargai. Jika harapan yang diberikan ternyata tidak terealisasi, orang tersebut akan merasa kecewa dan kehilangan keyakinan terhadap orang yang memberinya harapan.

3. Memicu Konflik

Ketidaktepatan dalam memenuhi janji sering kali menjadi pemicu konflik. Ketika seseorang merasa bahwa janji yang diberikan tidak ditepati, perasaan marah atau frustrasi dapat muncul. Ini bisa mempengaruhi komunikasi dan menciptakan ketegangan dalam hubungan. Konflik yang terus berlanjut ini akan semakin merusak kedekatan dan hubungan yang terjalin, baik dalam konteks pribadi maupun profesional.

BACA JUGA :  Pertamina Diminta Tindak Pangkalan LPG 3 Kg Nakal Milik Fernandes di Toko Mantan Kades Kandang

4. Pentingnya Memahami Konsekuensi

Saat berjanji, kita perlu menyadari bahwa setiap janji memiliki konsekuensi. Jika kita tidak dapat memenuhi janji tersebut, kita mungkin akan mengecewakan orang yang telah bergantung pada kita. Oleh karena itu, sebelum membuat janji, penting untuk mempertimbangkan apakah kita benar-benar dapat menepatinya. Jika ada keraguan, lebih baik untuk tidak membuat janji yang tidak bisa kita penuhi daripada memberikan harapan yang bisa berujung pada kekecewaan.

5. Menjaga Kepercayaan Melalui Tindakan Nyata

Menjaga kepercayaan tidak hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang tindakan nyata. Jika kita ingin membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat, kita harus selalu berusaha untuk menepati janji yang kita buat. Jika kita tahu bahwa kita tidak dapat memenuhi suatu janji, lebih baik berbicara dengan jujur dan memberikan penjelasan. Kejujuran dan keterbukaan adalah kunci untuk menjaga kepercayaan dan memperbaiki kesalahan.

6. Memperbaiki Kesalahan dengan Tanggung Jawab

Tidak ada yang sempurna, dan terkadang kita memang tidak dapat memenuhi janji yang telah dibuat. Namun, yang terpenting adalah bagaimana kita menghadapi kesalahan tersebut. Jika kita gagal menepati janji atau memberi harapan palsu, langkah pertama yang harus diambil adalah meminta maaf dengan tulus dan berusaha memperbaiki keadaan. Tanggung jawab terhadap tindakan kita adalah langkah pertama untuk membangun kembali kepercayaan yang mungkin telah hilang.

Kesimpulan

Janji yang tidak ditepati dan pemberian harapan palsu dapat menimbulkan banyak dampak buruk dalam hubungan kita dengan orang lain. Kepercayaan yang dibangun selama bertahun-tahun bisa hancur hanya dalam sekejap. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga kepercayaan dan berhati-hati dalam membuat janji.

Dengan berkomitmen untuk selalu menepati janji dan berbicara jujur, kita dapat menjaga hubungan yang sehat dan harmonis dengan orang di sekitar kita.

Editor : Dzhafran Saif Ghozi Al - Amin

Sumber Berita : Redaksi Suara Utama

Berita Terkait

Lapas Bangko Tebar Kepedulian Lewat Jumat Berkah, Wujud Nyata Sentuhan Kemanusiaan
Chilean Paradox dan Kerapuhan Kelas Menengah Indonesia
Pasar Saham AS Diprediksi Naik Moderat di 2025, Didukung Pertumbuhan Laba dan Inovasi AI
Sungai Merangin Berubah Jadi Lumpur, Aktivitas PETI di Desa Mudo Kian Ganas Tanpa Takut Hukum
Ketua Paguyuban PKDI Tekankan Tegak Lurus, Pakopak Mendukung Visi dan Misi PKDI Kabupaten Probolinggo 
Harga Bitcoin Tertekan, Pakar Fiskal Minta Investor Indonesia Tetap Rasional
Diduga Ada “Orang Kuat” di Balik PETI Dam Betuk, Aparat Tak Berdaya!
Diduga Selewengkan Dana Desa, Pjs Kades Bungin Resmi Ditahan
Berita ini 90 kali dibaca
Bahaya Tidak Tepat Janji dan Pemberi Harapan Palsu: Menjaga Kepercayaan dalam Hubungan

Berita Terkait

Jumat, 7 November 2025 - 15:32 WIB

Lapas Bangko Tebar Kepedulian Lewat Jumat Berkah, Wujud Nyata Sentuhan Kemanusiaan

Kamis, 6 November 2025 - 15:24 WIB

Chilean Paradox dan Kerapuhan Kelas Menengah Indonesia

Kamis, 6 November 2025 - 09:45 WIB

Pasar Saham AS Diprediksi Naik Moderat di 2025, Didukung Pertumbuhan Laba dan Inovasi AI

Rabu, 5 November 2025 - 16:22 WIB

Ketua Paguyuban PKDI Tekankan Tegak Lurus, Pakopak Mendukung Visi dan Misi PKDI Kabupaten Probolinggo 

Rabu, 5 November 2025 - 15:44 WIB

Harga Bitcoin Tertekan, Pakar Fiskal Minta Investor Indonesia Tetap Rasional

Rabu, 5 November 2025 - 15:43 WIB

Diduga Ada “Orang Kuat” di Balik PETI Dam Betuk, Aparat Tak Berdaya!

Rabu, 5 November 2025 - 10:23 WIB

Diduga Selewengkan Dana Desa, Pjs Kades Bungin Resmi Ditahan

Rabu, 5 November 2025 - 09:26 WIB

DJP Siapkan Skema Cooperative Compliance untuk Wajib Pajak Besar Mulai Tahun Depan

Berita Terbaru

Provinsi Riau

Liputan Khusus

Fenomena Korupsi Kepala Daerah, Mengusik Nurani dan Logika.

Jumat, 7 Nov 2025 - 12:14 WIB

Potret ilustratif suasana diskusi ekonomi sosial yang merepresentasikan fenomena Chilean Paradox kemapanan semu di tengah pertumbuhan ekonomi.

Berita Utama

Chilean Paradox dan Kerapuhan Kelas Menengah Indonesia

Kamis, 6 Nov 2025 - 15:24 WIB