Dari Tukang Pangkas Rambut Menjadi Jurnalis

- Penulis

Rabu, 13 November 2024 - 15:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

FOTO : Dari Kios Pangkas ke Meja Redaksi: Kisah Perubahan Arman (M Junaidi Halawa/SUARA UTAMA)

FOTO : Dari Kios Pangkas ke Meja Redaksi: Kisah Perubahan Arman (M Junaidi Halawa/SUARA UTAMA)

SUARA UTAMA – Di sudut kota kecil, tepatnya di sebuah kios pangkas rambut sederhana, seorang pemuda bernama Arman menjalani kesehariannya. Sudah lima tahun ia berkecimpung dalam profesi tukang pangkas rambut. Tangan terampilnya mampu menciptakan berbagai gaya rambut sesuai permintaan pelanggan, membuatnya dikenal sebagai tukang pangkas terbaik di kota itu.

Bergabunglah dengan Redaksi SUARA UTAMA & INI KABAR: Kesempatan Emas Menjadi Jurnalis Profesional!
Bergabunglah dengan Redaksi SUARA UTAMA & INI KABAR: Kesempatan Emas Menjadi Jurnalis Profesional!

Namun, ada sisi lain dari Arman yang tak banyak diketahui orang—ia punya kecintaan mendalam pada dunia tulis-menulis. Di waktu senggang, Arman kerap menulis cerita pendek, artikel, dan refleksi tentang kehidupan di sekelilingnya. Dengan satu buku catatan yang selalu ia bawa, ia menuangkan segala yang ia lihat dan rasakan. Hanya saja, tulisan-tulisan itu jarang terbaca orang lain, terkunci rapi di dalam laci meja kerjanya.

FOTO : Dari Kios Pangkas ke Meja Redaksi: Kisah Perubahan Arman (M Junaidi Halawa/SUARA UTAMA)
FOTO : Dari Kios Pangkas ke Meja Redaksi: Kisah Perubahan Arman (M Junaidi Halawa/SUARA UTAMA)

Suatu hari, seorang pelanggan tetapnya, Pak Budi—jurnalis senior di kota itu—datang untuk mencukur rambut. Sambil duduk di kursi pangkas, Pak Budi bertanya santai tentang apa yang Arman lakukan di luar pekerjaannya. Dengan ragu, Arman bercerita soal kegemarannya menulis dan memperlihatkan beberapa tulisannya. Pak Budi terkejut dan kagum membaca bakat tersembunyi yang dimiliki Arman.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Dari Tukang Pangkas Rambut Menjadi Jurnalis Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Arman, tulisan kamu bagus sekali! Kenapa nggak coba kirim ke media? Atau mungkin jadi jurnalis?” tanya Pak Budi dengan semangat.

Arman tersenyum kecut. “Ah, Pak, mana mungkin. Saya cuma tukang pangkas, nggak punya pengalaman di dunia jurnalistik.”

Pak Budi hanya tersenyum. Ia tidak menyerah. Ia mulai memberikan tips dan motivasi, bahkan menawarkan kesempatan bagi Arman untuk mencoba bekerja di media lokal sebagai jurnalis administrasi. Meski awalnya ragu, Arman akhirnya memutuskan untuk mencoba tantangan baru itu.

Setelah melalui pelatihan singkat, Arman resmi diterima sebagai jurnalis administrasi di surat kabar milik Pak Budi. Tugasnya sederhana—menyusun laporan, merekap data, dan menulis berita pendek seputar kegiatan kantor. Meski begitu, bagi Arman, pekerjaan ini seperti mimpi yang menjadi nyata. Ia merasa berada di dunia yang ia cintai: dunia tulisan.

BACA JUGA :  6 Tantangan Jurnalis dalam Mempertahankan Integritas dan Kebenaran

Selama beberapa bulan, Arman menjalani dua peran sekaligus. Di pagi hari, ia bekerja sebagai jurnalis administrasi; sedangkan sore hingga malam, ia kembali membuka kios pangkas rambutnya. Pelanggan yang setia pun mulai penasaran melihat Arman semakin sibuk. Namun, ketika mereka tahu ia kini juga seorang jurnalis, mereka kagum dan mendukungnya.

Kemampuan menulis Arman pun perlahan semakin berkembang. Tulisan-tulisan kecilnya menarik perhatian, bahkan beberapa di antaranya berhasil terbit di kolom opini surat kabar itu. Nama Arman mulai dikenal, bukan hanya sebagai tukang pangkas rambut, tetapi juga sebagai seorang jurnalis.

Hingga suatu hari, datanglah tawaran besar: Arman diminta untuk menjadi jurnalis penuh waktu. Namun, pilihan itu tidak mudah baginya. Kios pangkas rambut adalah bagian dari hidupnya, sementara dunia jurnalistik adalah impian yang baru saja ia raih. Setelah melalui perbincangan mendalam dengan keluarganya, Arman akhirnya memutuskan untuk menutup kios pangkas rambutnya dan mengejar profesi sebagai jurnalis seutuhnya.

Kini, Arman menjalani hidup baru sebagai jurnalis profesional. Pengalamannya sebagai tukang pangkas rambut menjadi bekal berharga yang memberikan sudut pandang berbeda dalam setiap tulisannya. Dari tukang pangkas rambut hingga menjadi jurnalis, Arman membuktikan bahwa cita-cita bisa diraih kapan saja dan dari mana saja. Perjalanannya adalah bukti nyata bahwa tak ada kata terlambat untuk meraih impian.

Ditulis oleh M Junaidi Halawa, asal Kota Medan, Sumatera Utara dan Profesi sebagai Tukang Pangkas Rambut

Editor : Mas Andre Hariyanto

Berita Terkait

Bos Tambang Ilegal di Sungai Pinang Kabur Usai Dua Anak Buahnya Tewas Tertimbun Longsor
Pembentukan Badan Gizi Nasional Dinilai Perlu Landasan Hukum yang Lebih Kuat
BGN Resmi Dibentuk, Anggaran Rp 268 Triliun Ditetapkan untuk Program Makan Bergizi Gratis
Pekerja Perempuan di Dumai Alami Pelecehan, Dipecat Usai Melindungi Diri
De Autonomie van het Materiële Strafrecht: Fondasi Keadilan dalam Hukum Pidana Indonesia
Eksorsisme atau Skizofrenia? Mengurai Ambiguitas Kerasukan dalam Perspektif Medis dan Teologis
Meriah West Java Festival (WJF) 2025 Guncang Kiara Artha Park Bandung
Tim Jelajah Titik Cahaya Tempuh Perjalanan Ekstrem untuk Survei Kebutuhan Masjid di Pedalaman Timor 
Berita ini 177 kali dibaca
Dari Kios Pangkas ke Meja Redaksi

Berita Terkait

Selasa, 11 November 2025 - 06:22 WIB

Bos Tambang Ilegal di Sungai Pinang Kabur Usai Dua Anak Buahnya Tewas Tertimbun Longsor

Senin, 10 November 2025 - 13:17 WIB

BGN Resmi Dibentuk, Anggaran Rp 268 Triliun Ditetapkan untuk Program Makan Bergizi Gratis

Senin, 10 November 2025 - 09:41 WIB

Pekerja Perempuan di Dumai Alami Pelecehan, Dipecat Usai Melindungi Diri

Minggu, 9 November 2025 - 18:14 WIB

De Autonomie van het Materiële Strafrecht: Fondasi Keadilan dalam Hukum Pidana Indonesia

Sabtu, 8 November 2025 - 21:28 WIB

Eksorsisme atau Skizofrenia? Mengurai Ambiguitas Kerasukan dalam Perspektif Medis dan Teologis

Sabtu, 8 November 2025 - 20:27 WIB

Meriah West Java Festival (WJF) 2025 Guncang Kiara Artha Park Bandung

Sabtu, 8 November 2025 - 13:19 WIB

Tim Jelajah Titik Cahaya Tempuh Perjalanan Ekstrem untuk Survei Kebutuhan Masjid di Pedalaman Timor 

Sabtu, 8 November 2025 - 13:03 WIB

Ambiguitas Konsep ‘Menguji Kepatuhan’ dalam Pemeriksaan Pajak: Kritik terhadap Pasal 12A PMK 15/2025

Berita Terbaru