Seruan Global: PBB dan Dunia Islam Harus Segera Evakuasi Korban Sipil Gaza

- Penulis

Kamis, 18 September 2025 - 13:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Ilustrasi penampakan Gelombang evakuasi warga Palestina.

Gambar Ilustrasi penampakan Gelombang evakuasi warga Palestina.

SUARA UTAMA – Krisis kemanusiaan di Gaza telah mencapai titik nadir. Ribuan warga sipil — terutama anak-anak dan perempuan — menjadi korban dari konflik berkepanjangan yang terus menelan korban jiwa. Laporan organisasi internasional menyebutkan bahwa lebih dari separuh korban jiwa sejak pecahnya eskalasi terbaru adalah kelompok rentan: anak-anak, perempuan, dan lansia. Di tengah situasi yang semakin memburuk, seruan global pun menggema: PBB dan dunia Islam harus segera bertindak untuk mengevakuasi warga sipil Gaza sebelum terlambat.

Realitas di Lapangan: Krisis Kemanusiaan yang Tak Terbantahkan

Gaza kini ibarat penjara terbuka. Infrastruktur kesehatan lumpuh, rumah sakit kewalahan, akses listrik dan air bersih terputus, dan obat-obatan semakin menipis. Menurut laporan UN OCHA, lebih dari 70% fasilitas medis rusak atau tidak berfungsi. Anak-anak yang seharusnya bermain, kini hidup dalam ketakutan setiap hari. Situasi ini bukan sekadar tragedi, tetapi ancaman nyata terhadap generasi mendatang.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Seruan Global: PBB dan Dunia Islam Harus Segera Evakuasi Korban Sipil Gaza Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

PBB: Perlu Beranjak dari Retorika ke Aksi Nyata

Sebagai organisasi internasional yang memikul mandat menjaga perdamaian dan keamanan dunia, PBB telah mengeluarkan resolusi demi resolusi, tetapi implementasinya kerap terhambat oleh veto negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan. Retorika saja tidak cukup. Sekretaris Jenderal PBB harus menggalang misi kemanusiaan bersama negara-negara anggota untuk membentuk koridor kemanusiaan aman (safe humanitarian corridor) dan mengoordinasikan evakuasi warga sipil.

Dunia Islam: Dari Solidaritas Simbolik ke Gerakan Nyata

Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan negara-negara mayoritas Muslim memikul tanggung jawab moral yang besar. Dukungan simbolik seperti doa dan pernyataan keprihatinan penting, tetapi tidak cukup. Negara-negara seperti Turki, Qatar, Mesir, dan Indonesia dapat memimpin upaya nyata:

  • Mendorong gencatan senjata sementara untuk membuka akses kemanusiaan.
  • Mendirikan rumah sakit lapangan di perbatasan Gaza.
  • Menawarkan suaka sementara bagi anak-anak, perempuan, dan korban luka parah yang memerlukan perawatan medis lanjutan.
BACA JUGA :  Malam Lailatul Qadar Tiba di Malam 27 Ramadhan: Keutamaan dan Keistimewaannya

Pendapat Pakar dan Tokoh Dunia

Prof. Richard Falk, mantan Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, menegaskan bahwa kegagalan dunia internasional mengevakuasi korban sipil adalah pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional. Sementara itu, cendekiawan Muslim Dr. Tariq Ramadan menekankan pentingnya solidaritas praktis: “Dunia Islam harus berhenti hanya bereaksi emosional. Kita perlu menciptakan sistem perlindungan nyata bagi mereka yang tak berdaya.”

Pandangan Media dan Ormas

Media global seperti The Guardian dan Al Jazeera menyoroti bahwa setiap hari keterlambatan berarti bertambahnya jumlah korban. Di Indonesia, ormas seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama menyerukan pemerintah untuk memimpin diplomasi kemanusiaan di PBB dan OKI.

Analisis Penulis

Langkah evakuasi ini bukan hanya urusan kemanusiaan, tetapi juga ujian bagi tata dunia internasional. Jika PBB gagal, maka kredibilitasnya sebagai penjamin perdamaian global akan semakin dipertanyakan. Bagi dunia Islam, ini adalah momen sejarah untuk menunjukkan bahwa solidaritas Muslim bukan hanya slogan, tetapi gerakan nyata yang menyelamatkan nyawa.

Kesimpulan: Dunia tidak boleh berpangku tangan. PBB dan dunia Islam harus segera membentuk misi kemanusiaan terkoordinasi untuk mengevakuasi anak-anak, perempuan, dan warga sipil Gaza. Koridor kemanusiaan harus dijaga oleh pasukan penjaga perdamaian internasional agar aman dari serangan. Setiap jam keterlambatan berarti satu nyawa melayang. Saatnya bergerak — bukan hanya berbicara.

Berita Terkait

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  
Penguatan HAM Dalam Wadah Negara Demokrasi Indonesia
Kepatuhan Pajak di Tangan Algoritma: Solusi atau Ancaman?
Friedrich Nietzsche dan Gema Abadi dari Kalimat “Tuhan Telah Mati”
Penulis Tak Lagi Dibebani Administrasi Pajak? Kemenekraf Mulai Lakukan Pembenahan
Eko Wahyu Pramono Gugat Politeknik Negeri Jember ke PTUN Surabaya
Janji Boleh Lisan, Pembuktiannya Harus Kuat: Pesan Advokat Roszi Krissandi
Membedah Pemikiran Filsuf Baruch De Spinoza
Berita ini 31 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 4 Desember 2025 - 19:29 WIB

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  

Kamis, 4 Desember 2025 - 16:12 WIB

Penguatan HAM Dalam Wadah Negara Demokrasi Indonesia

Rabu, 3 Desember 2025 - 15:29 WIB

Kepatuhan Pajak di Tangan Algoritma: Solusi atau Ancaman?

Rabu, 3 Desember 2025 - 14:43 WIB

Friedrich Nietzsche dan Gema Abadi dari Kalimat “Tuhan Telah Mati”

Selasa, 2 Desember 2025 - 14:11 WIB

Penulis Tak Lagi Dibebani Administrasi Pajak? Kemenekraf Mulai Lakukan Pembenahan

Selasa, 2 Desember 2025 - 12:48 WIB

Eko Wahyu Pramono Gugat Politeknik Negeri Jember ke PTUN Surabaya

Senin, 1 Desember 2025 - 20:03 WIB

Janji Boleh Lisan, Pembuktiannya Harus Kuat: Pesan Advokat Roszi Krissandi

Senin, 1 Desember 2025 - 14:21 WIB

Membedah Pemikiran Filsuf Baruch De Spinoza

Berita Terbaru