Merusak Hutan Adalah Merusak Polah Hidup Maayarakat

- Penulis

Jumat, 27 Juni 2025 - 18:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi foto saat survei

Ilustrasi foto saat survei

Yogyakarta  ( SuaraUtama) Opini ini tulis oleh Januariu Magai Sebab Anak Manusia Datang Untuk Mencari Dan Menyelamatkan Yang Hilang.” Melainkan Pemerintah Hadir Disana Untuk Merusak Ringkugan Hutan Alam Serta Masyarakat Bouwobado Pada Umumnya Wogee

Ilustrasi foto saat survei

Ilustrasi foto saat survei
Ilustrasi foto saat survei

Pemeritah Kabupaten Deiyai Melakukan Survei Jalan Tras Kopai I Menuju Kopai II Distrik Bouwobado Kab Deiyai Yang Dilaksanakan Pada Tanggal 24 Juni 2025 Tampah

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Merusak Hutan Adalah Merusak Polah Hidup Maayarakat Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Melibatkan Masyarakat Bouwobado, Itu Adalah Bentuk

Hutan adalah Pasar Gratis Bagi Orang Papua

Kekerasan Pemerintah Terhadap Masyarakan Saya dengan Tegas menyatakan Tolak Tolak Dan Tolak Jalan Trans Yang Di Rangsang Oleh Pemerintah Deiyai Dan

Kepalah Distrik Bouwobado Stop

Pemerintah Daerah Memiliki Peran Penting Dalam Mendorong Investasi Untuk Pembangunan Ekonomi Lokal. Namun, Seringkali Muncul Ketegangan Antara Kepentingan Investasi Dan Hak-Hak Masyarakat Ketika Pemerintah Daerah “Memaksa” Masyarakat Untuk Kepentingan Investor, Ini Dapat Menimbulkan Berbagai Masalah Dan Pelanggaran Hak Beberapa Skenario Di Mana Hal Ini Dapat Terjadi Meliputi:

Hutan Papua Bukan Milik Negara Tapi Masyarakat Adat

1. Pengadaan Tanah:

Pemerintah Daerah Mungkin Menggunakan Kewenangannya Untuk Mengakuisisi Tanah Milik Masyarakat, Terkadang Dengan Ganti Rugi Yang Tidak Layak Atau Tanpa Proses Musyawarah Yang Transparan, Demi Megulus Proyek Investasi Ini Sering Terjadi Dalam Pembangunan Infrastruktur Besar Seperti Jalan Tol, Bandara, Atau Kawasan Industri.

2. Perubahan Tata Ruang:

Pemerintah Daerah Kabupaten Deiyai Dan Kepalah Distrik Bouwobado Mengubah Wilayah (Tempat Pusat Pemerintahan Distrik (BOUWOBADO Di Yewamaida Yang Disebut Kolepa Kabupaten DEIYAI ) Tampah Melibatkan Masyarakat Bouwobado Untuk Mengakomodasi Proyek Jalan Tras KOPAI I Menuju KOPAI II , Perubahan Tersebut Berdampak Negatif Pada Lingkungan Atau Kehidupan Sosial Masyarakat

Bouwobado Kabupaten Deiyai (Mengubah Area Pertanian Perkebunan Dalam Hal Tempat Mencarian Masyarakan Bouwobado Menjadi Area Industri Komersial)

Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Menipisnya Hutan Hujan Tropis

3. Dampak Lingkungan Dan Sosial:

Dalam Upaya Menarik Investor, Pemerintah Daerah Terkadang Cenderung Mengabaikan Atau Meremehkan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) Dan Dampak Sosial Dari Suatu Proyek, Yang Pada Akhirnya Merugikan Masyarakat Dan Lingkungan Sekitar Kurangnya Partisipasi Masyarakat Keputusan Terkait Jalan Trans Kopai I Menuju Kopai II Adalah Dibuat Tanpa Melibatkan Partisipasi Masyarakat BOUWOBADO Yang Aktif Menjaga Hiutan Dan Ringunagan Disrtik Bouwobado Masyarakat Yang Terkena Dampak Masyarakat Hanya Diberitahu Setelah Keputusan Dibuat, Bukan Diajak Berunding Dari Awal Itulah Fakta Matinya Nalar Demokrasi Ketika Masyarakat Menolak Proyek Jalan Trans Kopai I Menuju Kopai II

Karena Sanggat Merugikan, Hutan ,Alam Serta, Manusia. Terhadap Masyarakat Bouwobado

Bagaimana Kekerasan dan Pembunuhan Bekerja di Hutan Patani Halmahera Tengah

Pada Umumnya WOGEE Mulai Dari KAI TAKA, BODI YATAKA,YEUWO TAKA, Hingga

Sampai DEDAMA TAKA. Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan Maka Rakyat Bersuara

Menyuarakan Penolakan Jalan Tras Kopai I Menuju Kopai II Beberapa Faktor Yang Mungkin Menyebabkan Pemerintah Daerah Memprioritaskan Investor Di Atas Kepentingan Masyarakat Adalah Target Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Daerah

Seringkali Memiliki Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Tinggi, Dan Investasi Dianggap

Ilustrasi foto penulis
Ilustrasi foto penulis

Sebagai Jalan Pintas Untuk Mencapainya Namum Faktanya Adalah Merusak Ringkunggan Hutan Alam Serta Manusianya

Tekanan Dari Pusat/Investor Ada Tekanan Dari Pemerintah Pusat Atau Langsung Dari Calon

BACA JUGA :  Sebagai Aspirator, Henes Sondegau,S.T Bantu MCK ke Empat Sekolah di Sugapa

Investor Untuk Mempercepat Perizinan Dan Pengadaan Lahan. Korupsi Dan Kepentingan Pribadi Tidak Dapat Dipungkiri Bahwa Terkadang Ada Oknum Di

Pemerintahan Yang Memiliki Kepentingan Pribadi Atau Menerima Gratifikasi Dari Investor, Sehingga Memuluskan Proyek Meskipun Melanggar Aturan Dan Merugikan Masyarakat.

Hutan adalah Pasar Gratis Bagi Orang Papua

4. Dampak Terhadap Masyarakat

Pemaksaan Ini Dapat Memiliki Dampak Serius Bagi Masyarakat, Antara Lain:

Kehilangan Mata Pencarian Terutama Bagi Masyarakat Bouwobado Pada Umumnya Wogee Pengambilalihan Lahan Dapat Menghilangkan Sumber Mata Pencarian Utama Mereka Dan Hilangnya Tempat Tinggal Masyarakat Bisa Kehilangan Rumah Dan Terpaksa Pindah Dari Lokasi Yang Telah Lama Mereka Tinggali Kerusakan Lingkungan:

Proyek Jalan Trans Kopai I Menuju Kopai II, Kerusakan Ekosistem, Dan Masalah Bagi Masyarakat.

Hutan Papua Bukan Milik Negara Tapi Masyarakat Adat

5. Konflik Sosial

Ketidakadilan Dalam Proses Investasi Dapat Memicu Konflik Antara Marga Dam Marga Lain Atau Dengan Atau Antara Sesama Masyarakat Yang Pro Dan Kontra Kemiskinan Baru

Kesejahteraan, Pemaksaan Ini Justru Dapat Menciptakan Kemiskinan Baru Dan Ketimpangan Social Untuk Mengatasi Masalah Ini, Diperlukan Pendekatan Yang Lebih Seimbang Dan Berpihak Dan Mendorong Partisipasi Aktif Masyarakat Dalam Setiap Tahapan Pengambilan Keputusan Terkait Jalan Trans Kopai I Menuju Kopai II Mulai Dari Perencanaan Hingga Evaluasi Meningkatkan Transparansi Dalam Proses Perizinan Investasi Dan Memastikan Akuntabilitas Pemerintah Daerah Pemerinta Daerah Merumuskan Kebijakan Jalan Trans Kopai I Menuju Kopai II Adalah Satu Satu Nya Jalan Bagi TNI/ PORLI Untuk Memusnyakan

Masyarakat Bouwobado Pada Umumnya Masyarakat WOGEE

Ilustrasi foto saat survei
Ilustrasi foto saat survei

 

Bagaimana Kekerasan dan Pembunuhan Bekerja di Hutan Patani Halmahera Tengah

6. Pristiwa Yang Terjadi

Semenjak Tahun 2006 Undang Seorang Tukan STIHL/Alias Tukan Bagunan Untuk

Membagun Gereja – Gereja Yang Ada Di Wilaya Wogee Setelah Mendegarnya Suara STIHL Ada Beberapa Jenis Makan Hewan Puna Antaralain

1. Dogee

2. Kinapouw

3. Ukuwagino

4. Duniai

5. Autooh Dan Hewan Jenis Lainnya

Kemudian Berjalanya Waku Tahun 2010 Beledarnya Senapan Untuk Alat Berburu

Dari Situlah Hilannya Kuskus Dan Burung Burung Kemudian Sejak Tahun 1012

Mulai Merangcang Jalan Tras Timika Menuju Deiyai Mulai Membongkar Boteuka

Dan Tempat Keramat Mulai Dari Jayanti Timika Hinga Kopai I Bouwobado

Kabupaten Deiyai Antara 2012 – 2014 Pernaya Terjadi Peran Antar Suku Untuk

Mempertahankan Hutan Adat Masyarakat Dari Situlah Mulai Konfik Dalam

Peperangan Pemerintahn Dan Pemilik Perusahan Duduk Santai Tidak Bicara Menelesaiakn Permasalahan Tersebut

Kemudian Tahun 2025 Pemerintah Kabupaten Deiyai Dan Kepalah Distrik

Bouwobado Beserta Orang Orang Kepentinggan Menegosiasi Sama Masyarak Kopai

Hutan adalah Pasar Gratis Bagi Orang Papua

I Untuk Menegosiasi Untuk Ijin Jalan Tras Kopai I Menuju Kopai II Itu Adalah

Bentuk Kekerasan Pemerintah Terhadap Masyarakan Pemilik Hak Ulayat

Ilustrasi foto penulis
Ilustrasi foto penulis

Inggat Peribahasa Mengatakan Seoran Anak Jatim/Piatu Bisa Melawat Dan

Melindugi Serta Kasih Sayang Oleh Orang Lain Tetapi, Sebuah Daerah Akan Merawat Merindugi Bahkan Kasih Sayang Oleh Pemilik Hak Ulayat Oleh Karena Itu Jagah Hutan Jagah Alam Jagah Manusia Bouwobado Pada Umumnya Wogee.

 

Penulis : Januarius Magai

Yogjakarta, 25 Juni 2025

Penulis : Januarius Magai

Editor : Mas Yatt

Berita Terkait

Bumdes Desa Mudo Diduga Mangkrak, Kolam Lele Senilai Rp 85 Juta Tak Beroperasi Maksimal
Semakin Memanas, Terindikasi Dugaan Pesanan Dalam Rotasi/Mutasi Pegawai Perumda Air Minum Tirta Argapura 
Umat Stase Goodide Gelar Renungan Pendalaman Masa Adven: Keluarga dalam Terang Iman 
Warga Desa Tegalwatu di Dampingi Pakopak, Terduga Pelaku Penipuan Asli Kelahiran Dusun Klagin Desa Brabe
Rakor Kecamatan Dorong Efektivitas Program Tata Kelola Pemerintahan Responsif
Polsek Tabir Bergerak Cepat Usai Viral Dugaan Penampungan Emas Ilegal Milik Badi
Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  
Program Rehabilitasi Lapas IIB Bangko Berakhir, 20 WBP Tunjukkan Hasil Positif Pemulihan
Berita ini 95 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 5 Desember 2025 - 21:28 WIB

Bumdes Desa Mudo Diduga Mangkrak, Kolam Lele Senilai Rp 85 Juta Tak Beroperasi Maksimal

Jumat, 5 Desember 2025 - 19:21 WIB

Semakin Memanas, Terindikasi Dugaan Pesanan Dalam Rotasi/Mutasi Pegawai Perumda Air Minum Tirta Argapura 

Jumat, 5 Desember 2025 - 18:08 WIB

Umat Stase Goodide Gelar Renungan Pendalaman Masa Adven: Keluarga dalam Terang Iman 

Jumat, 5 Desember 2025 - 12:32 WIB

Warga Desa Tegalwatu di Dampingi Pakopak, Terduga Pelaku Penipuan Asli Kelahiran Dusun Klagin Desa Brabe

Jumat, 5 Desember 2025 - 11:26 WIB

Rakor Kecamatan Dorong Efektivitas Program Tata Kelola Pemerintahan Responsif

Kamis, 4 Desember 2025 - 19:29 WIB

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  

Kamis, 4 Desember 2025 - 19:14 WIB

Program Rehabilitasi Lapas IIB Bangko Berakhir, 20 WBP Tunjukkan Hasil Positif Pemulihan

Kamis, 4 Desember 2025 - 16:12 WIB

Penguatan HAM Dalam Wadah Negara Demokrasi Indonesia

Berita Terbaru