Yogyakarta Suara utama.id– Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Menipisnya Hutan Hujan Tropis
Oleh: Gregorius Gane
Kerusakan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau penurunan mutu (kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan ekosistem.
ADVERTISEMENT
![Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Menipisnya Hutan Hujan Tropis 3 IMG 20240411 WA00381 Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Menipisnya Hutan Hujan Tropis Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama](https://suarautama.id/wp-content/uploads/2024/04/IMG-20240411-WA00381.jpg)
SCROLL TO RESUME CONTENT
salah satunya perkebunan kelapa sawit berbagai wilayah di Indonesia yang adalah industri yang bergerak di sektor pertanian yang dapat kita jumpai di negara-negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand dan perkebunan kelapa sawit juga sangat penting untuk negara-negara tersebut, sebab dengan adanya perkebunan kelapa sawit, dapat membantu mendapatan negara yang cukup signifikan,contohnya seperti di Indonesia dari sektor perkebunan kelapa sawit, menyumbang pendapatan negara lebih dari 15 milyar dari total ekspor. Namun dibalik manfaatnya, ada juga dampak buruk yang sangat serius terhadap ekosistem hutan hujan tropis, sehingga perlu diperhatikan secara serius karena manusia tidak akan bertahan hidup lama dalam kondisi lingkungan yang rusak.
LDII Ingatkan Bencana Lingkungan di Masa Depan Bisa Dicegah oleh Generasi Muda
Hutan Indonesia adalah hutan hujan tropis terluas didunia yang menempati diurutan ke tiga setelah Brazil dan Kongo tetapi seiringnya waktu hutan hujan tropis semakin menipis, salah satu faktor utama yang berkontribusi secara sigfikan terhadap menipisnya hutan hujan tropis di Indonesia yaitu dari industri perkebunan kelapa sawit. Karena ada beberapa kegiatan utama yang di lakukan oleh industri perkebunan kelapa sawit tahap ini pada tahap ini membuka jalur jalan, cut and fill,persiapan lahan tanam dan pembangunan pabrik.
Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup : Ormas Ikut Dukung Program Pengelolaan Sampah Pemerintah
Membuka lahan dengan puluhan hektar bahkan bahkan mencapai ratusan hektar, hingga saat ini di Indonesia pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit hingga mencapi jutaan hektar, dari kegiatan tersebut akan memberikan dampak negatif yang sangat signifikan seperti terhadap kualitas tanah,berkurangnya kemampuan tanah terhadap kualitas tanah untuk menahan air,adanya kepunahan terhadap jenis-jenis
Ipmanapandode Se-jawa & Bali gelar Turnamen Futsal CUP I
tanaman,binatang dan hilangnya rumah dan sumber air untuk tumbuhan, binatang maupun manusia itu sendiri. Selain itu hilangnya keseimbangan ekosistem hutan dan hilangnya taman tinggi yang menjaga agar suhu tidak terlalu panas dan pembukaan lahan terlalu lewat batas mempengaruhi iklim di Indonesia dan bahkan akan berdampak pada iklim dunia.
Ipmanapandode Se-jawa & Bali gelar Turnamen Futsal CUP I
Banyak orang di luar sana yang sadar akan pentingnya lingkungan yang sehat sehingga tidak sedikit orang yang meluangkan waktu mereka untuk melakukan berbagai aksi penduli lingkungan seperti yang dilakukan oleh Yayasan Lindungi Hutan untuk penanaman pohon dan aktivitas penghijaun sejak bulan November 2016- hingga kini, karena tanpa lingkungan yang sehar manusia tidak akan hidup bertahan lama.
Menjaga hutan sama hal dengan investasi jangka panjang yang kita lakukan untuk anak cucu kita di masa yang akan datang, hutan tidak pernah memintah balas budi kepada kita atas jasanya memberikan udara yang sega, yang hutan meminta cukup merawat dan melestarikannya saja sudah lebih dari cukup, maka dari itu sepatutnya kita untuk menjaga dan melestarikanhutan.
Ipmanapandode Sukses Gelar 11 Materi Seminar dan Diskusi di Yogyakarta
Mari teman-teman kita berinvestasi untuk anak dan cucu kita,kalau bukan sekarang kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? .
Teman-teman juga boleh membagikan ini kepada siapa saja agar bersama-sama berinvestasi untuk anak dan cucu kita.
“Penulis adalah mahasiswa aktif universitas Slamet Riyadi Surakarta (Unisri) jurusan hubungan internasional”