Denting Gamelan di Sumber Gamol: Gending Pambuko Hidupkan Semangat Lintas Generasi di Paguyuban Madya Laras

- Penulis

Sabtu, 31 Mei 2025 - 18:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARA UTAMA, Sumber Gamol Sleman- Senja di Dusun Sumbergamol, Balecatur, Gamping, Sleman, bukan hanya penanda berakhirnya hari, tetapi juga awal dari sebuah harmoni. Dari kediaman Bapak Widjono di RT 04, alunan gamelan Jawa yang merdu mulai mengalir, memecah keheningan dan mengundang warga untuk berkumpul. Inilah denyut kehidupan Paguyuban Madya Laras, sebuah komunitas yang setia menjaga api kebudayaan Jawa tetap menyala.

Setiap minggu, paguyuban ini menjadi rumah bagi semangat kebersamaan lintas generasi. Bapak-bapak, ibu-ibu, hingga anak-anak, semua larut dalam irama gamelan, berlatih bergantian dengan penuh antusiasme. Mereka bukan sekadar memainkan alat musik, tetapi merawat sebuah warisan, nguri-uri kabudayan Jawi.

Ritual yang tak pernah absen mengawali setiap sesi latihan adalah lantunan Gending Pambuko Karawitan Madya Laras. Lebih dari sekadar komposisi pembuka, gending ini adalah jiwa dari pertemuan mereka. Seperti dijelaskan dalam tradisi karawitan Keraton Yogyakarta, gending pembuka melambangkan ‘dibukanya’ sebuah persembahan seni, sebuah awal yang penuh makna.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Denting Gamelan di Sumber Gamol: Gending Pambuko Hidupkan Semangat Lintas Generasi di Paguyuban Madya Laras Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, bagi Paguyuban Madya Laras, Gending Pambuko adalah untaian doa dan niat tulus. Berikut liriknya:

Minangka purwakanipun, Dumateng para miyarsi, Pra warga madya laras, Ing Sumber Gamol, Jroning sedya amung suka, Dadosno panglipur galih…

Bait-bait ini menggemakan tujuan utama mereka: berkesenian untuk mencari kebahagiaan batin (amung suka) dan menjadi pelipur lara (panglipur galih) bagi diri sendiri dan para pendengar. Karawitan menjadi oase di tengah kesibukan, sebuah sarana untuk menemukan ketenangan dan kegembiraan bersama.

BACA JUGA :  Judicial Scrutiny dalam RUU KUHAP

Lebih dalam lagi, gending ini adalah ikrar untuk menjaga kelestarian seni karawitan sebagai identitas budaya Jawa (“Langen seni karawitan, Asli kabudayaan jawi“) sekaligus ajakan tulus kepada siapa saja yang mendengar untuk ikut melestarikannya (“Dumateng para miyarsa, Kersa sami angleluri“). Pesan ini selaras dengan pandangan bahwa gamelan bukan hanya alat musik, tetapi juga media penting dalam pendidikan karakter dan transmisi nilai luhur budaya Jawa.

Di penghujung gending, terselip ungkapan kerendahan hati yang indah:

…Pinangka pungkasanipun, Pamriksa kakung lan putri, Sagunging para paraga, Anggenira angayahi, Bilih asih kirang pana, Nyuwun gunging pangaksami.

Permohonan maaf atas segala kekurangan ini mencerminkan etika Jawa yang adi luhung, bahwa dalam berkesenian pun, sikap rendah hati dan saling menghargai adalah kunci. Ini menegaskan bahwa Paguyuban Madya Laras bukan hanya tempat belajar teknik menabuh gamelan, tetapi juga ruang untuk menempa budi pekerti.

Keberadaan Paguyuban Madya Laras, dengan Gending Pambuko sebagai penanda semangatnya, adalah potret hidup seni tradisi yang terus bersemi di jantung komunitas. Di tengah arus zaman, mereka membuktikan bahwa harmoni gamelan mampu menyatukan generasi, melestarikan budaya, dan memperkaya jiwa masyarakat Sumber Gamol.

Editor : Ag. Slamet

Sumber Berita : Paguyuban Seni Karawitan Madya Laras Sumber Gamol

Berita Terkait

Semarak HUT ke-45 Desa Rasau, Pawai Budaya Angkat Sejarah Transmigrasi
Diduga Tak Pernah Beres di 2024, Aris Kurniawan Tetap Dipercaya Kerjakan Proyek 2025 di Kelurahan Mampun
Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan
Perlu Normalisasi Sungai Batang Gasan yang Masuk ke Pemukiman Penduduk di Korong Piliang
Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Andi Jadi Sorotan: Pembangunan Sumur Bor di Kelurahan Mampun Diduga Tak Sesuai Aturan Transparansi
Proyek Sumur Bor APBN di Dusun Baru Diduga Tidak Transparan, Warga Pertanyakan Tanpa Papan Informasi
Bidan PPPK Desa Beringin Sanggul Dinilai Tak Maksimal, Warga Minta Dinkes Merangin Turun Tangan
Berita ini 103 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 14 Desember 2025 - 11:02 WIB

Semarak HUT ke-45 Desa Rasau, Pawai Budaya Angkat Sejarah Transmigrasi

Minggu, 14 Desember 2025 - 05:23 WIB

Diduga Tak Pernah Beres di 2024, Aris Kurniawan Tetap Dipercaya Kerjakan Proyek 2025 di Kelurahan Mampun

Sabtu, 13 Desember 2025 - 22:45 WIB

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan

Sabtu, 13 Desember 2025 - 15:32 WIB

Perlu Normalisasi Sungai Batang Gasan yang Masuk ke Pemukiman Penduduk di Korong Piliang

Sabtu, 13 Desember 2025 - 06:46 WIB

Andi Jadi Sorotan: Pembangunan Sumur Bor di Kelurahan Mampun Diduga Tak Sesuai Aturan Transparansi

Sabtu, 13 Desember 2025 - 05:56 WIB

Proyek Sumur Bor APBN di Dusun Baru Diduga Tidak Transparan, Warga Pertanyakan Tanpa Papan Informasi

Sabtu, 13 Desember 2025 - 05:16 WIB

Bidan PPPK Desa Beringin Sanggul Dinilai Tak Maksimal, Warga Minta Dinkes Merangin Turun Tangan

Jumat, 12 Desember 2025 - 22:12 WIB

Ironi Merangin: Jembatan Hampir Ambruk, Warga Terjatuh, Pemerintah Belum Juga Hadir

Berita Terbaru

Gambar Kegiatan Jambore Pos Yandu Kabupaten Subang 2025 – Sabtu, 13/12/2025.

Berita Utama

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan

Sabtu, 13 Des 2025 - 22:45 WIB

Dr. Firman Tobing

Hukum

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia

Sabtu, 13 Des 2025 - 15:21 WIB