Ziarah Nusantara INC – Islam Nusantara Center Menjelang Ramadhan 1445 H

- Penulis

Minggu, 10 Maret 2024 - 00:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Salah satu tradisi menjelang bulan Ramadhan (akhir Sya’ban) adalah ziarah kubur, baik ke makam keluarga, makam guru-guru, atau para tokoh pahlawan dan lainnya. Ada yang menyebut tradisi ini Arwahan, Nyekar (sekitar Jawa Tengah), Kosar (sekitar Jawa Timur), Mungahan (sekitar Sunda Tatar), dll. Bagi sebagian orang, hal ini sudah menjadi semacam kewajiban, dan ketika ditinggalkan, mereka merasa ada yang kurang dalam mengambil langkah menyambut Ramadhan lebih awal.

Pada masa awal-awal Islam, Nabi Muhammad SAW melarang umat Islam untuk berziarah ke kuburan, karena keimanan umat Islam saat itu masih lemah. Begitu pula dengan keadaan sosiologis masyarakat Arab saat itu, yang pola pikirnya masih bercorak politeisme serta pola pikir masih banyak didominasi kemusyrikan. Rasulullah khawatir ketika mereka berziarah ke makam, terjadi salah paham baik dalam amalan maupun shalat. Namun, seiring berjalannya waktu, seiring berkembangnya Islam dan didukung dengan peningkatan keimanan kaum muslim maka Nabi kemudian mengizinkan ziarah ke makam.
Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang tercatat dalam Sunan Turmuzi No.
973 .

وسئل رضي الله عنه عن زيارة قبور الأولياء فى زمن معين مع الرحلة اليها هل يجوز مع أنه يجتمع عند تلك القبور مفاسد كاختلاط النساء بالرجال وإسراج السرج الكثيرة وغير ذلك فأجاب بقوله زيارة قبور الأولياء قربة مستحبة وكذا الرحلة اليها.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Ziarah Nusantara INC - Islam Nusantara Center Menjelang Ramadhan 1445 H Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hadits dari Buraidah ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda “Saya pernah melarang berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah..! karena hal itu dapat mengingatkan kamu kepada akhirat.  (Hadits ini juga diriwayatkan oleh  Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Hakim).

Adapun ziarah kubur dilakukan dengen beragam motivasi. Syekh Nawawi al Bantani dalam kitabnya Nashâihul ‘Ibâd menuturkan ada 4 (empat) macam motivasi orang melakukan ziarah kubur:

  1. Ziarah kubur bertujuan untuk mengenang kematian dan akhirat.
    Ziarah dengan motif seperti itu hanya dapat dilakukan dengan melihat suatu makam atau komplek makam, tanpa mengetahui siapa yang ada di dalam makam tersebut. Tidak harus makam seorang Muslim, bahkan makam orang kafir pun bisa berfungsi sebagai sarana untuk mengingatkan umat Islam akan kematian dan akhirat yang akan mereka alami nanti.
  2. Ziarah kubur yang tujuannya mendoakan arwah orang yang ada di dalam kubur.
    disunahkan bagi setiap orang muslim. Tentunya kuburan yang dikunjungi juga kuburan yang di dalamnya bersemayam jenazah orang muslim, pun tidak harus kuburan keluarga sendiri.
    Di Indonesia, beberapa daerah dengan budaya pada waktu-waktu tertentu—biasanya menjelang puasa Ramadhan—masyarakat kampung berkumpul di satu komplek pemakaman untuk bersama-sama mendo’akan ahli kubur yang ada di komplek tersebut, baik ahli kubur itu keluarga sendiri maupun orang lain. Kegiatan semacam ini lazim disebut dengan nyadran di Jawa.
  3. Ziarah makam dengan motif melakukan tabarruk atau memperoleh berkah.
    Ziarah untuk tujuan ini dilakukan dengan mengunjungi makam orang-orang yang terkenal semasa hidupnya. Ziarah dengan motivasi ini juga sangat sering dilakukan oleh masyarakat Muslim di Indonesia khususnya warga Nahdliyin. Pada waktu-waktu tertentu mereka secara berombongan berziarah ke makam para Wali dan para Kyai yang dipandang memiliki kedekatan dengan Allah dan berjasa dalam berdakwah menebarkan agama Islam di masyarakat.
  4. ziarah kubur dengan motivasi untuk memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ziarah ke makam orang tua.
BACA JUGA :  Meriah! Pembukaan Kegiatan Dalam Rangka Memperingati HUT RI ke 79 di Desa Leuwayan berlangsung penuh kehangatan.

Sejalan dengan tradisi ziarah kubur yang dilakukan oleh masyarakat menjelang Ramadhan, Islam Nusantara Center – INC, mengadakan kembali Ziarah Nusantara ke beberapa lokasi di sekitar Jakarta. Para peneliti INC (INC Reseacher) dalam kegiatan kali ini berziarah ke beberapa lokasi yaitu makam Syekh Sulaiman Barzakh atau dikenal Keramat Kumpi Pondok Pinang di Jakarta Selatan,  Makam Raden Papak atau Raden Wangsa Muhammad di Serpong Tanggerang Selatan, Makam Raden Sukma Wijaya Sakti, Makam Nyi Mas Ratu Melati Sukma dan Makam Raden Sejati Langlang Buana di Pulo Pamulang Tanggerang Selatan.

Ziarah ke makam para Ulama oleh INC ini dikomandani Sejarawan Santri Dr. Zainul Milal Bizawie atau akrab disapa Gus Milal. Kegiatan ziarah  diadakan oleh INC setiap tahun dengan jargon “Cinta Ulama, Kenal Sejarah, Tumbuhkan Nasionalisme” .  Jargon ini diusung dengan harapan belajar dan semakin mengenal perjuangan para Ulama terdahulu dalam menyebarkan Islam dan mengambil pelajaran penting untuk diterapkan di masa modern sekarang.

“Kita adalah bagian dari masa lalu, mengunjungi mereka dalam kesempatan dengan mendoakan setiap waktu adalah bentuk adab belajar dari sejarah akan beliau-beliau yang berjuang menyebarkan Islam di masanya,” ujar Gus Milal.

Selain itu, dalam tradisi ziarah kubur yang dilakukan tentu ada hikmah yang didapatkan, diantaranya mengingatkan akan kematian, dan bukti bakti terhadap pendahulu kita.

 

 

 

Berita Terkait

Fenomena Korupsi Kepala Daerah, Mengusik Nurani dan Logika.
Tertibkan Fasilitas Umum, Satpol PP dan Kecamatan Muara Enim Lakukan Pembongkaran Lapak Liar
Sekda Hambali Kritik Pedas Bupati Ahmad Yuzar, Suhu Politik di Kampar Panas
Ponpes Al-Firdaus Matas Fasilitasi Lapangan Untuk Helikopter Gubernur Sumsel Dalam Peresmian PLTS Bantuan PTBA Di Desa Matas
Ziqro Fernando, Bekas Napi yang Diberhentikan dari Suara Utama. Ini Alasannya!
Empat Jurnalis Laporkan Kasat Reskrim Mimika ke Ombudsman RI: Seruan Transparansi, Perlindungan Pers, dan Penyelesaian Berkeadilan
SBD Bangkit! Kolaborasi BAZNAS dan MPD Peduli Hadirkan Dampak Nyata
Andre Hariyanto: Penggerak Literasi dan Pendidik Bangsa di Balik AR Learning Center & Suara Utama
Berita ini 178 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 7 November 2025 - 12:14 WIB

Fenomena Korupsi Kepala Daerah, Mengusik Nurani dan Logika.

Jumat, 24 Oktober 2025 - 21:24 WIB

Tertibkan Fasilitas Umum, Satpol PP dan Kecamatan Muara Enim Lakukan Pembongkaran Lapak Liar

Jumat, 17 Oktober 2025 - 08:25 WIB

Sekda Hambali Kritik Pedas Bupati Ahmad Yuzar, Suhu Politik di Kampar Panas

Kamis, 16 Oktober 2025 - 19:27 WIB

Ponpes Al-Firdaus Matas Fasilitasi Lapangan Untuk Helikopter Gubernur Sumsel Dalam Peresmian PLTS Bantuan PTBA Di Desa Matas

Selasa, 14 Oktober 2025 - 10:27 WIB

Ziqro Fernando, Bekas Napi yang Diberhentikan dari Suara Utama. Ini Alasannya!

Kamis, 9 Oktober 2025 - 10:53 WIB

Empat Jurnalis Laporkan Kasat Reskrim Mimika ke Ombudsman RI: Seruan Transparansi, Perlindungan Pers, dan Penyelesaian Berkeadilan

Rabu, 8 Oktober 2025 - 11:12 WIB

SBD Bangkit! Kolaborasi BAZNAS dan MPD Peduli Hadirkan Dampak Nyata

Rabu, 8 Oktober 2025 - 00:42 WIB

Andre Hariyanto: Penggerak Literasi dan Pendidik Bangsa di Balik AR Learning Center & Suara Utama

Berita Terbaru

Provinsi Riau

Liputan Khusus

Fenomena Korupsi Kepala Daerah, Mengusik Nurani dan Logika.

Jumat, 7 Nov 2025 - 12:14 WIB

Potret ilustratif suasana diskusi ekonomi sosial yang merepresentasikan fenomena Chilean Paradox kemapanan semu di tengah pertumbuhan ekonomi.

Berita Utama

Chilean Paradox dan Kerapuhan Kelas Menengah Indonesia

Kamis, 6 Nov 2025 - 15:24 WIB