SUARA UTAMA – Surabaya, 20 Oktober 2025 – Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi pasar modal, semakin banyak investor pemula di Indonesia memilih strategi Dollar Cost Averaging (DCA) sebagai cara berinvestasi yang lebih aman dan terukur.
Metode ini mendorong investor untuk menyisihkan dana dalam jumlah tetap secara rutin, tanpa memedulikan naik turunnya harga aset. Misalnya, seseorang membeli reksa dana saham senilai Rp500.000 setiap bulan baik ketika harga naik maupun turun. Dalam jangka panjang, strategi ini menekan risiko membeli di harga puncak dan membantu menciptakan rata-rata harga beli yang lebih stabil.
Selain itu, DCA juga membangun kedisiplinan finansial dan mengurangi tekanan psikologis saat pasar berfluktuasi. Investor tidak perlu menebak waktu terbaik untuk membeli, cukup konsisten melakukan investasi secara berkala.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Komentar dari Pakar
Yulianto Kiswocahyono, SE., SH., BKP, Ketua Komite Tetap Bidang Fiskal dan Moneter KADIN Jawa Timur, menilai strategi ini sangat ideal bagi mereka yang baru memulai investasi.
“Investor pemula sering kali ingin mencari momen terbaik untuk masuk pasar. Padahal, yang terpenting bukan kapan mulai, tapi seberapa konsisten kita berinvestasi. Dengan strategi Dollar Cost Averaging, risiko bisa tersebar secara alami,” ujar Yulianto di Jakarta, Senin (20/10).
“Selain itu, DCA bisa dikombinasikan dengan perencanaan keuangan pribadi. Misalnya, sisihkan sebagian gaji setiap bulan untuk investasi otomatis. Ini cara sederhana tapi efektif untuk menumbuhkan kekayaan jangka panjang,” tambahnya.
Yulianto juga menekankan pentingnya pemilihan instrumen yang tepat.
“DCA paling cocok diterapkan pada aset yang punya potensi jangka panjang seperti reksa dana indeks, saham blue chip, atau ETF. Investor tidak perlu panik saat harga turun justru itu saat terbaik untuk membeli lebih banyak,” jelasnya.
Simulasi Sederhana Dollar Cost Averaging
Untuk memahami cara kerjanya, bayangkan kamu membeli reksa dana saham senilai Rp500.000 setiap bulan:
- Bulan 1: harga Rp1.000 per unit → kamu dapat 500 unit.
- Bulan 2: harga turun ke Rp800 → kamu dapat 625 unit.
- Bulan 3: harga naik ke Rp1.200 → kamu dapat 416 unit.
Total tiga bulan: kamu telah membeli 1.541 unit dengan total investasi Rp1.500.000.
Jika dihitung rata-rata, harga per unit kamu adalah sekitar Rp974, lebih rendah dari harga tertinggi di bulan ketiga.
Artinya, dengan DCA, kamu tidak perlu pusing memantau harga setiap hari cukup rutin berinvestasi dan biarkan waktu yang bekerja untukmu.
Kesadaran Investasi di Indonesia Perlu Ditingkatkan
Yulianto juga menyoroti bahwa tingkat literasi dan partisipasi investasi di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang menempatkan seluruh dananya di tabungan tanpa memahami potensi pertumbuhan dari investasi jangka panjang.
“Kesadaran investasi di Indonesia harus terus ditingkatkan. Banyak masyarakat masih berpikir bahwa investasi hanya untuk orang kaya, padahal siapa pun bisa mulai dengan jumlah kecil. Strategi seperti DCA justru mempermudah masyarakat umum untuk berinvestasi tanpa tekanan besar,” ungkap Yulianto.
Ia menambahkan, peran edukasi dari lembaga keuangan, pemerintah, dan pelaku industri sangat penting agar masyarakat memahami bahwa investasi bukan sekadar mencari untung cepat, melainkan bagian dari perencanaan keuangan masa depan.
Tren Positif Generasi Muda
Data dari berbagai platform investasi digital menunjukkan peningkatan signifikan pengguna yang mengaktifkan fitur auto-invest atau pembelian rutin bulanan. Hal ini menandakan semakin banyak generasi muda yang mulai sadar pentingnya membangun portofolio sejak dini.
“Konsistensi lebih penting dari spekulasi. Dengan DCA, bahkan investor dengan modal kecil bisa membangun kekayaan secara bertahap,” tutup Yulianto.
Penulis : Odie Priambodo
Editor : Andre Hariyanto
Sumber Berita : Wartawan Suara Utama














