SUARA UTAMA – Jakarta, 31 Agustus 2025 – Gelombang protes nasional yang berlangsung sejak 25 Agustus 2025 terus meningkat dan kini menimbulkan insiden serius. Rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati serta beberapa anggota DPR dilaporkan menjadi sasaran penjarahan oleh sekelompok massa pada akhir pekan lalu.
Penjarahan di Kediaman Sri Mulyani
Pada Minggu dini hari (31/8) sekitar pukul 01.40 WIB, massa menyerbu kediaman Sri Mulyani di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan. Penyerangan berlangsung dalam dua gelombang hingga sekitar pukul 03.00 WIB. Sejumlah barang berharga dilaporkan hilang, mulai dari perhiasan, perabotan, elektronik, lukisan, hingga peralatan olahraga.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Sri Mulyani tidak berada di rumah, sementara aparat TNI segera dikerahkan untuk mengamankan lokasi dan mencegah kerusuhan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Anggota DPR Ikut Jadi Target
Sehari sebelumnya, rumah beberapa anggota DPR juga menjadi sasaran massa:
- Ahmad Sahroni (NasDem), di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Barang elektronik, dokumen penting, serta koleksi patung Iron Man dan Spider-Man dilaporkan hilang.
- Eko Patrio (PAN), di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Massa membawa perabotan rumah dan beberapa hewan peliharaan.
- Uya Kuya (PAN), di Duren Sawit, Jakarta Timur. Selain barang pribadi, kucing peliharaan turut raib.
Ketiganya mengalami kerugian materiil, meskipun nilai kerugian belum disampaikan secara resmi.
Latar Belakang Aksi
Aksi ini terjadi di tengah gelombang protes publik terkait kenaikan tunjangan DPR, kebijakan pajak yang dianggap memberatkan, serta pernyataan-pernyataan pejabat yang dinilai tidak sensitif terhadap kesulitan masyarakat. Demonstrasi yang awalnya berpusat di Jakarta kini meluas ke berbagai kota besar, dengan bentrokan dan kericuhan yang semakin meluas.
Peristiwa tragis yang turut memicu kemarahan publik adalah meninggalnya seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang terlindas kendaraan taktis Brimob saat aksi berlangsung pada 28 Agustus 2025 di Jakarta. Insiden ini menjadi simbol dari meningkatnya ketegangan antara masyarakat dan aparat.
Komentar Praktisi Hukum dan Perpajakan
Praktisi Hukum dan Perpajakan Yulianto Kiswocahyono, SE., SH., BKP., menilai peristiwa penjarahan ini sebagai bagian dari eskalasi sosial akibat akumulasi kekecewaan masyarakat.
“Ini adalah eskalasi kemarahan dan rentetan peristiwa yang mengecewakan rakyat, termasuk sikap dan pernyataan arogan sebagian anggota dewan, dan puncaknya adalah tragedi meninggalnya driver ojek online yang dilindas kendaraan Brimob. Harusnya para pejabat dan anggota dewan mampu membuat kebijakan yang pro rakyat dan berempati terhadap kesusahan masyarakat,” ujarnya.
Namun, Yulianto juga mengingatkan bahwa tindakan anarkis tidak bisa dibenarkan secara hukum.
“Menyampaikan suara di ruang publik adalah hak setiap warga negara. Tetapi melakukan penjarahan dan tindakan anarkis tetap melanggar hukum. Saya berharap situasi di beberapa daerah segera kembali kondusif,” tambahnya.
Situasi Terkini
Hingga Minggu pagi, aparat kepolisian dan TNI masih berjaga di lokasi rumah pejabat yang menjadi sasaran. Pemerintah belum mengumumkan langkah konkret selain imbauan agar masyarakat menjaga ketertiban.
Penulis : Odie Priambodo
Editor : Andre Hariyanto
Sumber Berita : Wartawan Suara Utama














