Suara Utama, Halteng – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Maluku Utara dinilai tidak serius menangani bencana banjir yang melanda Kecamatan Weda Tengah.
Hal ini diungkapkan Tim Evakuasi dari PNU WERE yang menghadapi kendala serius saat berupaya menembus beberapa titik banjir di kawasan Trans Kobe, Kecamatan Weda Tengah.
Kendala yang dirasakan Tim Evakuasi PNU WERE adalah adanya kekurangan alat evakuasi sehingga menghambat usaha mereka untuk menyelamatkan warga yang terdampak banjir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua PNU WERE Saifulah M Yamin yang memimpin operasi evakuasi menilai BPBD Halmahera Tengah dan Provinsi Maluku Utara tidak serius dalam menangani bencana ini.
“Perlengkapan evakuasi dari BPBD Halmahera Tengah tidak memadai, sehingga banyak warga di titik yang sulit dijangkau belum bisa dievakuasi,” ungkapnya, Selasa 23 Juli 2024.
Tim Relawan PNU WERE mendesak agar BPBD Halmahera Tengah segera melengkapi perlengkapan evakuasi yang dibutuhkan.
Situasi ini darurat, tindakan cepat dan tepat harus dilakukan agar semua warga yang terdampak banjir, terutama yang berada di lokasi yang sulit dijangkau dapat segera diselamatkan.
“Ada beberapa titik lokasi yang ada anak bayi. Sudah tiga hari hanya minum teh. Kami sudah sampaikan kondisi lapangan ke BPBD Halteng tapi tidak pernah digubris. Sudah dari hari pertama kami sampaikan mari berembuk cari solusi jalur evakuasi. Mengingat Jalur evakuasi yang sulit. Paling tidak kawan-kawan relawan dibekali dengan alat komunikasi. Mobil untuk mobilisasi perahu karet dari satu titik ke titik yang lain karena ada beberapa titik tidak tergenang air,” terangnya.
Banjir yang melanda Trans Kobe telah menyebabkan ada warga terisolasi. Dengan kondisi peralatan evakuasi yang kurang memadai, proses penyelamatan menjadi semakin sulit. PNU WERE berharap ada peningkatan koordinasi dan kesiapan dari BPBD Halmahera Tengah agar penanganan bencana dapat dilakukan lebih efektif.*
Penulis : Firmansyah Usman
Editor : Firmansyah Usman