Peresmian RSUD Labuan Ditolak! Gerakan Pemuda Peduli Demokrasi Banten Sebut Rekrutmen Penuh Kecurangan dan Pengkhianatan Publik

- Penulis

Rabu, 28 Mei 2025 - 11:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARA UTAMA, Pandeglang – Labuan, 28 Mei 2025 – Aksi unjuk rasa besar-besaran mewarnai peresmian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuan. Gerakan Pemuda Peduli Demokrasi Banten (GP2DB) menyuarakan penolakan tegas atas peresmian tersebut, dengan membawa tuntutan agar Pemerintah Provinsi Banten membatalkan hasil rekrutmen pegawai non-ASN yang sarat kejanggalan dan cacat prosedural.

Koordinator Aksi GP2DB, M. Basir, dalam orasinya menyebutkan bahwa proses seleksi pegawai RSUD Labuan tidak hanya melanggar asas transparansi dan keadilan, namun juga mencederai harapan masyarakat lokal yang seharusnya mendapatkan afirmasi dalam seleksi tersebut.

“Ini bukan hanya soal kelalaian teknis. Ini adalah pengkhianatan publik yang sistematis. Peresmian rumah sakit justru menambah luka masyarakat yang masih menunggu kejelasan nasib mereka dalam proses seleksi yang semrawut,” ujar Basir.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Peresmian RSUD Labuan Ditolak! Gerakan Pemuda Peduli Demokrasi Banten Sebut Rekrutmen Penuh Kecurangan dan Pengkhianatan Publik Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan Keputusan Gubernur Banten Nomor 133, 134, dan 89 Tahun 2025, rekrutmen pegawai non-ASN seharusnya berjalan sesuai tahapan. Namun faktanya, banyak pelanggaran yang ditemukan GP2DB, seperti molornya jadwal CAT hingga 25 April 2025, pengumuman hasil yang diundur tanpa dasar keputusan, hingga pemberkasan dilakukan diam-diam tanpa masa sanggah.

GP2DB juga menemukan pemberian nilai afirmasi domisili kepada peserta dari luar Pandeglang, yang berpotensi merugikan peserta lokal. Lebih parahnya lagi, peserta yang sebelumnya dinyatakan lolos justru diputus kontraknya secara sepihak oleh panitia seleksi.

BACA JUGA :  Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Support GEMAS

Puncaknya terjadi pada 9 Mei 2025, saat panitia mengumumkan bahwa 114 peserta dibatalkan kelulusannya setelah proses validasi ulang. Namun hingga kini, tidak ada kejelasan lanjutan. Pihak panitia seleksi dan Pemerintah Provinsi Banten dinilai bungkam.

“Atas dasar itu, kami menuntut tiga hal. Pertama, kejelasan hasil evaluasi sanggah. Kedua, pertanggungjawaban atas pemutusan kontrak sepihak. Ketiga, ketegasan Gubernur Banten agar tidak membiarkan persoalan ini ditutup-tutupi,” tegas Basir.

Ia menegaskan, pernyataan Gubernur Banten yang sempat menyebut tidak boleh ada kecurangan dan titipan dalam rekrutmen, kini dipertanyakan publik. GP2DB bahkan mendesak agar Gubernur mundur secara terhormat jika tidak mampu menuntaskan persoalan ini.

“Jika Gubernur malu untuk bertindak tegas, maka lebih baik mundur. Kami menghargai beliau sebagai pemimpin dan orang tua, tapi jangan cederai harapan rakyat di awal masa jabatan,” tambahnya.

GP2DB menilai bahwa apa yang terjadi di RSUD Labuan dan Cilograng adalah bentuk kelalaian yang terstruktur dan sistematis. Mereka menduga adanya keterlibatan aktif dari Dinas Kesehatan dan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Banten yang membentuk panitia seleksi.

“Tidak mungkin ada asap jika tidak ada api. Kami akan terus mengawal persoalan ini sampai tuntas,” tutup Basir.

Penulis : IdGunadi Turtusi

Editor : IdGunadi Turtusi

Sumber Berita : Aksi Unjuk Rasa Gerakan Pemuda Peduli Demokrasi Banten di Halaman RSUD Labuan.

Berita Terkait

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan
Perlu Normalisasi Sungai Batang Gasan yang Masuk ke Pemukiman Penduduk di Korong Piliang
Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Andi Jadi Sorotan: Pembangunan Sumur Bor di Kelurahan Mampun Diduga Tak Sesuai Aturan Transparansi
Proyek Sumur Bor APBN di Dusun Baru Diduga Tidak Transparan, Warga Pertanyakan Tanpa Papan Informasi
Bidan PPPK Desa Beringin Sanggul Dinilai Tak Maksimal, Warga Minta Dinkes Merangin Turun Tangan
Ironi Merangin: Jembatan Hampir Ambruk, Warga Terjatuh, Pemerintah Belum Juga Hadir
Proyek Drainase Tanpa Papan Informasi di Kelurahan Mampun Diduga Milik CV Masyarakat Merangin Mandiri: Warga Pertanyakan Transparansi
Berita ini 879 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 13 Desember 2025 - 22:45 WIB

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan

Sabtu, 13 Desember 2025 - 15:32 WIB

Perlu Normalisasi Sungai Batang Gasan yang Masuk ke Pemukiman Penduduk di Korong Piliang

Sabtu, 13 Desember 2025 - 11:16 WIB

Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 - 05:56 WIB

Proyek Sumur Bor APBN di Dusun Baru Diduga Tidak Transparan, Warga Pertanyakan Tanpa Papan Informasi

Sabtu, 13 Desember 2025 - 05:16 WIB

Bidan PPPK Desa Beringin Sanggul Dinilai Tak Maksimal, Warga Minta Dinkes Merangin Turun Tangan

Jumat, 12 Desember 2025 - 22:12 WIB

Ironi Merangin: Jembatan Hampir Ambruk, Warga Terjatuh, Pemerintah Belum Juga Hadir

Jumat, 12 Desember 2025 - 21:53 WIB

Proyek Drainase Tanpa Papan Informasi di Kelurahan Mampun Diduga Milik CV Masyarakat Merangin Mandiri: Warga Pertanyakan Transparansi

Jumat, 12 Desember 2025 - 17:49 WIB

Memahami SP2DK dari Kacamata Wajib Pajak dan Fiskus

Berita Terbaru

Gambar Kegiatan Jambore Pos Yandu Kabupaten Subang 2025 – Sabtu, 13/12/2025.

Berita Utama

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan

Sabtu, 13 Des 2025 - 22:45 WIB

Dr. Firman Tobing

Hukum

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia

Sabtu, 13 Des 2025 - 15:21 WIB