SUARA UTAMA, JAKARTA – Persaingan dalam pekerjaan terutama perusahaan swasta yang sangat ketat demi mencapai target perusahaan yang terus meningkat seringkali mengabaikan banyak aspek kehidupan baik sosial, budaya dan bahkan pendidikan.
Hal tersebut tidak dapat di pungkiri karena perusahaan harus terus berkembang demi kelangsungan operasional dan peningkatan laba akhir yang di bebankan oleh stake holder atau top manajemen lainnya.
Peneliti mencoba mengangkat sisi lain kehidupan wanita karir yang beberapa orang melihat bahwa hal tersebut kelihatan menarik dan menyenangkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Akan tetapi penulis melihat bahwa ada sisi lain wanita karir yang merintis kehidupan dalam bekerja dengan posisi front office ( posisi depan ) dalam suatu perusahaan customer goods ( kebutuhan barang ) besar yang sangat menuntut untuk target terutama posisi sales modern trade ( Sales produk satu perusahaan ) dengan keseharian mengecek produk penjualan harian dan target yang sudah di tentukan perusahaan dengan nilai penjualan dalam sebulan.
Dalam target yang di berikan kadang human over ability ( di luar kemampuan manusia ) terutama fisik seorang perempuan yang berumur lebih dari 35 tahun.
Melihat target yang di bebankan menjadi pilihan yang sulit dalam menjalaninya terutama menjadi seorang Single parent ( Ibu dari seorang anak ) yang membagi waktu, kasih sayang, rekreasi dan lainnya.
Baca juga : Pesantren Peduli Korban Gempa Cianjur
Karena wanita karir akan terus memenuhi target meningkat setiap tahunnya seiring kenaikan pendapatan yang di dapat sesuai aturan pemerintah atau juga peningkatan kebutuhan hidup yang terus bertambah.
Menjalani waktu keseharian akan terasa pendek dan cepat, mengingat target yang di bebankan cukup tinggi, di lain pihak perhatian anak kandung yang bersekolah serta membagi waktu untuk ketemu orang tua, saudara dan teman juga perlu di perhatikan. Agar kehidupan sosial dan rasa bakti orang tua juga menjadi beban pikiran untuk membaginya.
Dalam perusahaan saat ini persaingan begitu ketat dan transparan dimana SDM di dalamnya ada tuntutan keahlian yang di dapat secara mandiri. Sehingga pengembangan yang di lakukan pun terbatas oleh waktu, tempat dan biaya.
Hal ini menjadi wajib walau tidak tertulis karena tuntutan pekerjaan, demi program dan tujuan perusahaan untuk profit oriented ( tujuan laba meningkat ) sehingga jika personil tidak memadai maka akan di ganti dengan personil yang lebih kompeten untuk mengisinya.
Baca juga : Ikatan Pelajar Riau Yogyakarta (IPRY) Gandeng Komisariat Kota Dumai Gelar Persiapan MTA
Hal ini sebagai pemicu juga bahwa formal dan informal pendidikan sangat perlu jika tetap bertahan dalam suatu perusahaan. Mengingat saat ini banyak tenaga kerja baru yang mumpuni dan familiar dengan dengan teknologi untuk mengisi posisi yang di tinggalkan pegawai yang tidak kompeten.
Harapan dan cita cita menjadi penyemangat dalam menjalani keseharian dalam bekerja, belajar, mengunjungi saudara dan teman. Dengan cara membagi waktu dengan baik yang membutuhkan manajemen waktu yang baik dengan kondisi apapun seperti menjaga sekolah anak dan kasih sayangnya yang masih di perlukan.
Seperti pengamatan serta wawancara dengan nara sumber membagi 3 tahap yaitu Selasa Rabu untuk orang tua, Kamis Jum’at untuk saudara dan sisanya untuk anaknya yang sampai saat ini di jaga dan di rawat pada ex mertua wanita karir tersebut.
Keadaan ini seperti hal wajib di lakukan demi menjalani semua hubungan sosial untuk tetap terjaga, terutama kuliah malam setelah bekerja mulai senin kamis yang membutuhkan energi, waktu dan pasti melelahkan bagi seorang wanita karir. Dan demi tercapainya impian dan cita-cita wanita karir harus tetap selalu semangat.
Baca juga : Ikut Berpartisipasi Gempa Cianjur, Rumah Quran Darul Ikhlas Jakarta Utara Adakan Galang Dana
Peneliti sekaligus penulis berharap tulisan ini bisa memotivasi wanita wanita lain terutama dari posisi bawah untuk meningkatkan kwalitas dan persamaan dalam kedudukan dalam bekerja, bukan dari gender aja dalam penentuannya.
Melakukan terbaik dalam kehidupan dan jangan menyerah akan keadaan bahwa Tuhan tidak akan merubah keadaan jika manusia sendiri tidak merubahnya, terus melakukan perbaikan, koreksi diri dan pengembangan kemampuan karena banyak orang ingin hidup lebih baik dari saat ini.
Peran sentral ibu sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Sehingga wanita karir ke depan diharapkan mampu melakukan pengembangan, peningkatan dan koreksi diri agar anak maupun keluarga bisa merasakan keberadaan serta menjadi teladan bahwa wanita kuat dan hebat itu ada, bergantung bagaimana wanita tersebut menjalaninya.
Hal ini tidak menjadi Stigma bahwa wanita yang posisi di rumah dan lemah dalam menentukan posisi di suatu keluarga dan bahkan mudah untuk di tinggalkan, berharap wanita menjadi penyeimbang dalam keluarga dan mendukungnya agar melahirkan anak anak yang sehat, kuat, cerdas berkarakter baik, berakhlak serta ber integritas yang tinggi.
Mari kita menghargai peran ibu dalam kehidupan kita sekarang dan selamanya.