Mengapa Rindu kepada Tuhan Menjadi Kebutuhan Spiritual Manusia?

- Penulis

Selasa, 10 Juni 2025 - 10:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suara Utama ID.- Dalam kesibukan aktifitas kehidupan dunia, manusia kerap kali merasa hampa meski dikelilingi oleh kemewahan, pencapaian, atau relasi sosial. Hampa itu bukan sekadar rasa kosong biasa—ia adalah isyarat terdalam dari jiwa bahwa ada sesuatu yang lebih tinggi yang sedang dirindukan: Sang Pencipta. Rindu kepada Tuhan bukan hanya perasaan emosional, melainkan kebutuhan spiritual yang melekat dalam fitrah manusia.

  1. Fitrah Manusia yang Berorientasi pada Tuhan

Sejak awal penciptaannya, manusia diciptakan dengan membawa fitrah ketuhanan. Dalam banyak tradisi keagamaan, diyakini bahwa manusia memiliki kecenderungan alami untuk mengenal dan mendekat kepada Tuhan. Dalam Islam, konsep ini dikenal sebagai fitrah, yakni kondisi jiwa yang suci dan siap menerima kebenaran ilahiah. Maka ketika manusia jauh dari Tuhan, jiwanya akan merasa gelisah, karena telah menyimpang dari kodrat sejatinya.

  1. Kekosongan Spiritual Tak Terisi oleh Dunia

Banyak yang mencoba mengisi kekosongan batin dengan hal-hal duniawi: karier, harta, hiburan, atau relasi. Namun, semua itu bersifat fana dan terbatas. Seiring waktu, manusia sadar bahwa kedamaian yang sejati tak ditemukan dalam pencapaian eksternal, melainkan dalam koneksi dengan Yang Maha Abadi. Rindu kepada Tuhan muncul sebagai respons jiwa yang haus akan makna sejati dan ketenangan abadi.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Mengapa Rindu kepada Tuhan Menjadi Kebutuhan Spiritual Manusia? Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

  1. Rindu sebagai Jalan Menuju Kedekatan

Rasa rindu bukan sekadar perasaan yang pasif. Ia adalah panggilan untuk kembali. Rindu kepada Tuhan mendorong manusia untuk beribadah, berdoa, merenung, dan memperbaiki diri. Dari rindu, tumbuhlah cinta. Dari cinta, tumbuhlah kepasrahan, dan dari kepasrahan lahirlah ketenangan yang tidak bisa ditawarkan oleh dunia. Kedekatan dengan Tuhan menjadi tujuan akhir dari setiap langkah spiritual.

  1. Rindu sebagai Penawar Luka Batin
BACA JUGA :  Melalui KT 2, PP KMHDI Dorong Kader Sukses Berkontribusi Nyata Bagi Masyarakat

Saat manusia mengalami luka—baik karena kehilangan, kesedihan, atau kegagalan—jiwa cenderung mencari tempat bersandar. Tuhan menjadi satu-satunya yang tidak pernah ingkar, tidak berubah, dan selalu menerima. Dalam rindu kepada-Nya, manusia menemukan harapan, kekuatan, dan makna dalam penderitaan. Rindu kepada Tuhan menjadi seperti pelukan yang menenangkan jiwa yang terluka.

  1. Rindu kepada Tuhan Menguatkan Moral dan Etika

Kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam hati membuat manusia lebih terjaga dalam sikap dan perilaku. Rindu kepada-Nya menciptakan rasa malu untuk berbuat dosa dan dorongan kuat untuk hidup sesuai nilai-nilai luhur. Ini bukan semata-mata karena takut akan hukuman, tetapi karena cinta dan kerinduan untuk tetap dekat dengan-Nya.

Penutup: Kembali kepada Yang Maha Mengasihi

Rindu kepada Tuhan adalah bahasa jiwa yang mengingatkan kita bahwa kita bukan sekadar tubuh yang hidup di dunia ini. Kita adalah makhluk spiritual yang sedang dalam perjalanan pulang menuju Sang Pencipta. Maka janganlah rindu itu dipadamkan. Peliharalah ia dalam doa, dalam dzikir, dalam kebaikan. Sebab di sanalah letak kedamaian sejati.

Allah mengingatkan dalam firman-Nya:

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)

Dan di ayat lain, Dia menyampaikan panggilan cinta-Nya:

“Maka kembalilah kepada Tuhanmu, dengan hati yang ridho dan diridhoi. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”(QS. Al-Fajr: 28–30)

Semoga rindu kita kepada-Nya menjadi cahaya yang menuntun setiap langkah, hingga kelak kita benar-benar kembali dalam pelukan kasih-Nya yang abadi.

Penulis : Tonny Rivani

Berita Terkait

Semakin Memanas, Terindikasi Dugaan Pesanan Dalam Rotasi/Mutasi Pegawai Perumda Air Minum Tirta Argapura 
Umat Stase Goodide Gelar Renungan Pendalaman Masa Adven: Keluarga dalam Terang Iman 
Warga Desa Tegalwatu di Dampingi Pakopak, Terduga Pelaku Penipuan Asli Kelahiran Dusun Klagin Desa Brabe
Rakor Kecamatan Dorong Efektivitas Program Tata Kelola Pemerintahan Responsif
Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  
Penguatan HAM Dalam Wadah Negara Demokrasi Indonesia
Tinjau Proyek Jalan Rp1,3 Miliar di Pamanukan, Bupati Subang Tegaskan: Tidak Ada Anak Emas, Semua Wilayah Prioritas
Pakopak Menduga Prematur, Perihal Rotasi/Mutasi Pegawai PDAM Tirta Argapura Saat Seleksi Direktur Berlangsung 
Berita ini 31 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 5 Desember 2025 - 19:21 WIB

Semakin Memanas, Terindikasi Dugaan Pesanan Dalam Rotasi/Mutasi Pegawai Perumda Air Minum Tirta Argapura 

Jumat, 5 Desember 2025 - 18:08 WIB

Umat Stase Goodide Gelar Renungan Pendalaman Masa Adven: Keluarga dalam Terang Iman 

Jumat, 5 Desember 2025 - 12:32 WIB

Warga Desa Tegalwatu di Dampingi Pakopak, Terduga Pelaku Penipuan Asli Kelahiran Dusun Klagin Desa Brabe

Jumat, 5 Desember 2025 - 11:26 WIB

Rakor Kecamatan Dorong Efektivitas Program Tata Kelola Pemerintahan Responsif

Kamis, 4 Desember 2025 - 19:29 WIB

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  

Kamis, 4 Desember 2025 - 16:12 WIB

Penguatan HAM Dalam Wadah Negara Demokrasi Indonesia

Kamis, 4 Desember 2025 - 14:37 WIB

Tinjau Proyek Jalan Rp1,3 Miliar di Pamanukan, Bupati Subang Tegaskan: Tidak Ada Anak Emas, Semua Wilayah Prioritas

Kamis, 4 Desember 2025 - 11:03 WIB

Pakopak Menduga Prematur, Perihal Rotasi/Mutasi Pegawai PDAM Tirta Argapura Saat Seleksi Direktur Berlangsung 

Berita Terbaru