Makna Komunikasi Dalam Berpuasa

- Penulis

Jumat, 28 Februari 2025 - 10:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Berkomunikasi dalam doa pada Allah SWT untuk mendapatkan berkah dan RidhoNya dalam berpuasa (Sumber : Freepik)

Berkomunikasi dalam doa pada Allah SWT untuk mendapatkan berkah dan RidhoNya dalam berpuasa (Sumber : Freepik)

SUARA UTAMA . Apa yang dapat kita bayangkan apabila manusia dalam kehidupan sosialnya tidak pernah berkomunikasi? Yang ada dunia gelap, sepi secara esensi semuanya tidak ada tanda – tanda kehidupan sama sekali. Kehidupan ada namun tanpa tujuan, tanpa makna semuanya serba semu.  Komunikasi memungkinkan setiap manusia saling berhubungan atas dasar keinginan, kebutuhan diantara satu dengan yang lainnya. Melalui komunikasi pula episode-episode setiap masalah akan hadir ditengah-tengah kehidupan kita.

Komunikasi tidak hanya dipahami sebagai alat untuk menyampaikan  pesan melalui bahasa, media pada pihak lain, namun lebih dari itu adalah bagaimana seorang penyampai pesan membangun suatu pemahaman akan suatu makna agar dapat dipahami bersama-sama antara penyampai pesan dan penerima pesan. Sehingga menumbuhkan saling pengertian dalam harmoni dan keserasian hidup manusia.

Persoalannya banyak orang sering meremehkan arti pentingnya berkomunikasi, ada sebagian masyarakat yang berasumsi ketika berkomunikasi cukup dengan bicara, menanggapi, bertanya dan menjawab. Hal tersebut merupakan cara pandang yang sangat sederhana mensimplikasi suatu kondisi, suatu fenomena dalam proses komunikasi. Fakta realitasnya tidak sesederhana itu, patut dicatat bahwa dalam komunikasi kita mengenal dua bentuk komunikasi yaitu komunikasi verbal dan non verbal, jadi dalam berkomunikasi tidak hanya tuturan, tulisan namun dalam prosesnya memerlukan kombinasi dengan penggunaan simbol, lambang, bahasa tubuh, warna, gesture.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Makna Komunikasi Dalam Berpuasa Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemahaman tersebut selaras dengan pendapat Kusumawati (2015) Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang nonverbal. Komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan  media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain. Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi non verbal jauh lebih banyak dipakai, komunikasi non verbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komunikasi verbal.

Dalam  bulan suci ramadhan bulan sucinya seluruh umat Islam yaitu, rukun Islam berupa lima tindakan dasar dalam Islam yang dianggap sebagai pondasi wajib bagi orang-orang beriman. Dalam rukun islam yang ke 3 wajib bagi semua umat islam untuk berpuasa sebagai manisfetasi melatih kesabaran, menumbuhkan rasa empati terhadap orang yang kelaparan sehingga terdorong hati kita untuk membantu orang yang kurang mampu. Dengan tujuan untuk mencapai ketaqwaan pada Allah SWT.

BACA JUGA :  Seruan Dewan Pers Larang Wartawan Rangkap LSM. Pemred SUARA UTAMA Andre Hariyanto: Kita Terapkan Secara Perlahan

Tantangan berkomunikasi dalam berpuasa dibulan suci ramadhan tentunya tidaklah semudah dari apa yang kita bayangkan. Dalam praktiknya dua bentuk komunikasi verbal dan non verbal dapat dilakukan untuk memperjelas dan mempermudah atas makna-makna yang kita sampaikan pada orang lain. Banyak kebiasaan komunikasi yang sering kita lakukan dalam bulan suci ramadhan ini tentunya dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian, mengingat dalam berpuasa terkandung nilai-nilai esensi keagamaan yang harus kita hormati, patuhi karena berelasi dengan amalan amalan baik yang harus kita raih.

 Memahami Makna komunikasi  dalam berpuasa

  • Komunikasi dengan Allah SWT (Hablum Minallah).

Makna dalam konteks ini adalah memperbanyak Shalat wajib dan sunnah,  berdoa, membaca kitab suci Al-Qur’an. Puasa menjadi sarana untuk membersihkan hati dan pikiran, komunikasi pada Allah SWT lebih jernih dan bermakna.

  • Komunikasi dengan diri sendiri (Hablum Min al nafs).

Memperbanyak intropeksi dan refleksi diri untuk mengevaluasi, mengidentifikasi kelemahan dan memperbaiki diri.

Menahan diri pada hasrat duniawi, fokus pada pengembangan diri dan peningkatan kualitas spiritual.

  • Komunikasi dengan sesama (Hablum Minnanas).

Mengajarkan kita untuk mengendalikan lisan, tuturan menghindari perkataan-perkataan yang menyinggung atau tidak bermanfaat.

Menahan diri dari komunikasi ghibah (gossip) dan fitnah.

Berkomunikasi dengan sopan dan santun.

Meningkatkan komunikasi empati dan komunikasi peduli pada sesama.

  • Komunikasi Digital.

Menjaga etika dalam komunikasi di media sosial.

Tidak menyebarkan hoaks, ujaran kebencian  dan informasi yang tidak benar.

Menggunakan media sosial sebagai komunikasi kebaikan, Dakwah Bil Qolam.

Komunikasi  dan berpuasa adalah dua hal yang saling berkaitan dan merupakan   satu kesatuan utuh yang tidak  terpisahkan. Berpuasa akan bermakna ketika komunikasi yang kita lakukan penuh dengan ke -tawadhuan untuk meraih amalan baik yang diridhoi Allah SWT, Aamiin.

 

 

 

 

 

 

Penulis : Agus Budiana, seseorang yang mengabdi pada Suara Utama

Berita Terkait

HIMASOS Bangun Tradisi Kritis dan Solidaritas Lewat Kegiatan Sosiologi in The Area di Pacet
UMKM Sumatera Didorong Bangkit Lewat Skema Insentif Fiskal Pascabencana
Menakar Keadilan Pemungutan Pajak atas Pendapatan Hari Tua
Dampak Stop Izin Perumahan oleh Gubernur Dedi Mulyadi: Siapa Diuntungkan, Siapa Dikorbankan?
Kontradiksi Kebijakan Penghentian Penerimaan Guru Honorer Versus Kekurangan Guru pada SMP dan SMA
Sumitro Djojohadikusumo: Pahlawan Nasional yang Terlambat Diakui Negara
Kiat Sukses Akreditasi Unggul: Langkah Strategis Menghadapi BAN-PT dan LAM-PT
PT Arion Indonesia Uji Materi Pasal 78 UU Pengadilan Pajak ke MK
Berita ini 83 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 18 Desember 2025 - 17:34 WIB

HIMASOS Bangun Tradisi Kritis dan Solidaritas Lewat Kegiatan Sosiologi in The Area di Pacet

Kamis, 18 Desember 2025 - 14:28 WIB

UMKM Sumatera Didorong Bangkit Lewat Skema Insentif Fiskal Pascabencana

Kamis, 18 Desember 2025 - 13:26 WIB

Menakar Keadilan Pemungutan Pajak atas Pendapatan Hari Tua

Kamis, 18 Desember 2025 - 12:47 WIB

Dampak Stop Izin Perumahan oleh Gubernur Dedi Mulyadi: Siapa Diuntungkan, Siapa Dikorbankan?

Rabu, 17 Desember 2025 - 12:45 WIB

Sumitro Djojohadikusumo: Pahlawan Nasional yang Terlambat Diakui Negara

Rabu, 17 Desember 2025 - 10:28 WIB

Kiat Sukses Akreditasi Unggul: Langkah Strategis Menghadapi BAN-PT dan LAM-PT

Rabu, 17 Desember 2025 - 08:58 WIB

PT Arion Indonesia Uji Materi Pasal 78 UU Pengadilan Pajak ke MK

Minggu, 14 Desember 2025 - 17:02 WIB

Tuntutan Tinggi BCKS, Minat Guru Rendah: Alarm Peringatan Kepemimpinan Sekolah di Daerah

Berita Terbaru

Ilustrasi seorang lelaki tua duduk termenung dengan tatapan berat, menggambarkan pergulatan batin para pensiunan yang menghadapi penurunan pendapatan di masa senja. Janggut putih dan gurat usia pada wajahnya melambangkan perjalanan panjang pengabdian hidup yang kini diuji oleh kebijakan fiskal negara.

Berita Utama

Menakar Keadilan Pemungutan Pajak atas Pendapatan Hari Tua

Kamis, 18 Des 2025 - 13:26 WIB