Indikasi Ada Dalang Aksi Massa Rusuh di Berbagai Daerah: Persatuan Nasional untuk Meredam

- Penulis

Selasa, 2 September 2025 - 11:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Ilustrasi diduga hendak aksi anarkis saat Aksi Massa Demo

Gambar Ilustrasi diduga hendak aksi anarkis saat Aksi Massa Demo

SUARA UTAMA – Gelombang aksi massa di sejumlah daerah dalam beberapa pekan terakhir kembali menimbulkan kekhawatiran publik. Demonstrasi yang semestinya menjadi ruang penyaluran aspirasi demokratis justru berakhir dengan kerusuhan, perusakan fasilitas umum, serta bentrokan dengan aparat. Media nasional menyoroti adanya pola serupa di berbagai kota, sehingga memunculkan indikasi adanya pihak yang menunggangi gerakan tersebut.

Media dan Pakar Politik

Harian Kompas menilai pola kerusuhan yang mirip di sejumlah kota menunjukkan adanya skenario terstruktur. Media Indonesia mengingatkan bahwa aspirasi dijamin konstitusi, namun berubahnya aksi damai menjadi anarkis harus ditelusuri aktor intelektualnya. Republika menyoroti peran media sosial sebagai medium provokasi yang digunakan pihak tertentu.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Indikasi Ada Dalang Aksi Massa Rusuh di Berbagai Daerah: Persatuan Nasional untuk Meredam Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pakar politik Universitas Indonesia, Prof. Iberamsyah, menyebut kerusuhan tidak mungkin terjadi spontan. “Ada indikasi logistik, framing isu, dan instruksi terencana. Ini bukan sekadar ekspresi massa,” ujarnya. Sementara analis LIPI menegaskan, aktor politik sering memanfaatkan kerumunan untuk kepentingan sesaat.

Contoh Kasus Terbaru

Fenomena provokasi dalam aksi massa bukanlah sekadar teori. Polres Subang mengamankan 43 remaja dan pemuda yang diduga hendak melakukan provokasi dan aksi anarkis dalam demo mahasiswa di Subang, Senin (1/9/2025). Kasus ini menunjukkan bahwa ada pihak-pihak yang sengaja mengaburkan tujuan aksi mahasiswa dengan mendorong kericuhan.

Kejadian tersebut memperkuat analisis banyak pihak bahwa aksi massa kerap ditunggangi oleh kelompok provokator yang berusaha menciptakan instabilitas. Pola serupa juga terlihat di beberapa kota lain, di mana kerumunan mahasiswa dimanfaatkan untuk mengalihkan isu, memperlebar eskalasi, dan mengacaukan situasi.

BACA JUGA :  Gabungan Wartawan Gelar Pelatihan Jurnalistik di ITSKes Muhammadiyah Selong

Suara Tokoh dan Ormas

Tokoh agama dan adat menyerukan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi. Ketua MUI daerah mengingatkan bahwa aspirasi harus disampaikan damai. Sejumlah ormas kepemudaan membentuk Relawan Perisai Keamanan Rakyat untuk membantu aparat mencegah anarkisme di lapangan.

Peran Pemerintah dan Aparat

Presiden Prabowo telah menginstruksikan TNI-Polri mengedepankan dialog, namun tetap tegas bila anarkisme meluas. Menkopolhukam menegaskan pemerintah tidak akan membiarkan demokrasi disandera provokator. Penegakan hukum terhadap dalang kerusuhan menjadi prioritas.

Partisipasi Masyarakat

Meredam kerusuhan tidak cukup hanya mengandalkan aparat. Kepala daerah perlu menggerakkan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) agar koordinasi pengamanan lebih cepat. Camat berperan sebagai penghubung langsung dengan masyarakat untuk mencegah provokasi di tingkat kecamatan. Kepala desa menjadi garda terdepan dalam menenangkan warga dan memotong isu liar di akar rumput.

Selain itu, instansi kementerian turut aktif:

  • Kementerian Dalam Negeri memperkuat peran kepala daerah menjaga stabilitas politik lokal.
  • Kementerian Kominfo menindak tegas penyebaran hoaks pemicu kerusuhan.
  • Kementerian Agama bersama tokoh lintas iman meneguhkan narasi moral anti-kekerasan.
  • Kementerian Sosial mendukung pemulihan sosial bagi masyarakat terdampak.

Sinergi antara pemerintah pusat, daerah, ormas, tokoh agama, akademisi, dan media akan membentuk jaring pengaman sosial yang kuat. Aspirasi rakyat tetap tersalurkan, sementara ruang bagi dalang provokator untuk menebar kerusuhan bisa ditutup rapat.

Penutup : Demokrasi Indonesia masih menghadapi ujian serius. Namun, dengan persatuan nasional dan partisipasi semua pihak, kerusuhan dapat dicegah dan aspirasi rakyat tetap terjaga. Aksi massa boleh, anarkisme tidak boleh.

Berita Terkait

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia
Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Kaleidoskop 2025: Bukan Sekadar Bencana Alam, tetapi Bencana Tata Kelola
Pernah Berhadapan dengan Hukum, Eko Wahyu Pramono Kini Aktif di Advokasi Publik
Memahami SP2DK dari Kacamata Wajib Pajak dan Fiskus
Moekajat Fun Camp 2025 #1 Sukses Digelar, Pererat Kebersamaan Keluarga Lintas Generasi
FES 2025 Dorong Kolaborasi Positif Generasi Muda Lewat Sport, Expo, dan SEKSOS
Opini: Bayi Panda Raksasa Pertama Indonesia — Harapan Baru Konservasi dari Pelukan Sang Induk
Berita ini 33 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 13 Desember 2025 - 15:21 WIB

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 - 11:16 WIB

Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 - 11:11 WIB

Kaleidoskop 2025: Bukan Sekadar Bencana Alam, tetapi Bencana Tata Kelola

Jumat, 12 Desember 2025 - 18:30 WIB

Pernah Berhadapan dengan Hukum, Eko Wahyu Pramono Kini Aktif di Advokasi Publik

Jumat, 12 Desember 2025 - 17:49 WIB

Memahami SP2DK dari Kacamata Wajib Pajak dan Fiskus

Jumat, 12 Desember 2025 - 17:13 WIB

Moekajat Fun Camp 2025 #1 Sukses Digelar, Pererat Kebersamaan Keluarga Lintas Generasi

Jumat, 12 Desember 2025 - 16:54 WIB

FES 2025 Dorong Kolaborasi Positif Generasi Muda Lewat Sport, Expo, dan SEKSOS

Jumat, 12 Desember 2025 - 14:45 WIB

Opini: Bayi Panda Raksasa Pertama Indonesia — Harapan Baru Konservasi dari Pelukan Sang Induk

Berita Terbaru

Dr. Firman Tobing

Hukum

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia

Sabtu, 13 Des 2025 - 15:21 WIB