Suara Utama – Pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh Gus Miftah, seorang tokoh agama yang dikenal luas sebagai figur yang menjunjung tinggi nilai moral dan etika, memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Eferi Lahagu, Koordinator Wilayah Kawal Gibran Bersama (Korwil KGB) Kalimantan Raya.
Eferi menyampaikan kekecewaannya atas ucapan Gus Miftah yang dianggap mengolok-olok seorang penjual teh. “Sebagai publik figur, Gus Miftah seharusnya lebih berhati-hati dalam bertutur kata, apalagi di depan umum. Saya pribadi terpukul mendengar ucapan ini,” ujar Eferi dengan nada kecewa. Menurutnya, candaan tersebut tidak mencerminkan nilai moral yang seharusnya dijunjung oleh seorang tokoh agama.
Eferi menambahkan, Gus Miftah yang sebelumnya dikenal sebagai sosok penuh teladan dan etika, kini tampak berbeda setelah masuk dalam lingkaran pemerintahan. “Setelah masuk ke kabinet Merah Putih, kok rasanya ada yang berubah. Apakah karena kesombongan atau hal lainnya? Saya tidak tahu,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pernyataan ini semakin memperpanjang daftar kontroversi yang melibatkan tokoh publik. Sebelumnya, publik juga dihebohkan dengan pernyataan Maruarar Sirait yang tidak mencantumkan foto Wakil Presiden Gibran dalam flyer Rakornas Perumahan dan Permukiman Rakyat baru-baru ini, Kedua insiden ini memunculkan pertanyaan besar tentang sensitivitas dan etika pejabat publik di era sekarang.
“Dunia bisa kacau jika moralitas dikorbankan demi kepuasan jabatan,” tegas Eferi. Ia juga menyerukan agar Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah evaluasi terhadap kinerja para pejabat tersebut. “Setidaknya mereka perlu mendapat nasihat untuk memperbaiki sikap dan ucapan mereka,” tambahnya.
Gus Miftah sendiri belum memberikan klarifikasi resmi terkait pernyataan yang menjadi kontroversi ini. Namun, polemik yang terjadi menunjukkan bahwa masyarakat, termasuk tokoh seperti Eferi Lahagu, berharap para pejabat publik dapat menjadi teladan dalam setiap sikap dan ucapan mereka.
Kritik dan Harapan Masyarakat
Masyarakat kini menantikan tanggapan dari Gus Miftah dan pihak terkait. Kritik ini menjadi pengingat penting bagi para tokoh publik untuk lebih menjaga ucapan dan perilaku mereka di hadapan khalayak. Dalam konteks ini, nilai moral dan etika bukan hanya sekadar atribut pribadi, tetapi juga tanggung jawab sosial yang melekat pada status mereka sebagai figur publik.
Dengan semakin banyaknya kontroversi yang menyeret nama pejabat atau tokoh publik, penting kiranya evaluasi dan introspeksi dilakukan. Harapan besar ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan arahan yang tepat demi menjaga citra pemerintah dan moralitas bangsa.
Penulis : Yoga Wowor
Sumber Berita : Eferi Lahagu, Koordinator Wilayah Kalimantan Raya Kawal Gibran Bersama