
Bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan menewaskan 22 orang dan melukai lebih dari 100 orang hingga Rabu (10/9/2025). Aksi unjuk rasa ini dipicu oleh akumulasi ketidakpuasan terhadap gaya hidup mewah pejabat, penanganan kasus tabrak lajar yang melibatkan pejabat, serta pemblokiran 26 platform media sosial.
Analisis menunjukkan bahwa negara-negara yang mengalami gelombang demonstrasi – Filipina, Indonesia, Nepal, dan Kenya (disebut aksi PINK) – menghadapi tantangan serupa dalam ketimpangan ekonomi dan keterbatasan lapangan kerja bagi generasi muda. Meskipun Nepal menunjukkan kemajuan dalam pengentasan kemiskinan ekstrem dengan tingkat kemiskinan US$3,00 PPP sebesar 2,44% (2022), tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional masih mencapai 25,20% .
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bank Dunia mencatat Gini Index Nepal sebesar 30,0% pada 2022, menunjukkan tingkat ketimpangan yang relatif lebih rendah dibandingkan negara lainnya . Sebagai perbandingan, Indonesia memiliki Gini Index 39,3% (2023), Filipina 34,9% (2024), dan Bangladesh 33,4% (2022) .
David Sislen, Direktur Bank Dunia untuk Maladewa, Nepal, dan Sri Lanka, menyatakan dalam laporan Maret 2025 bahwa “Keberhasilan Nepal dalam pengentasan kemiskinan sangat mengesankan, tetapi potensi ekonominya masih belum dimanfaatkan secara optimal” .
Uniknya, gerakan protes di Nepal menunjukkan adanya inspirasi dari demonstrasi di Indonesia, dengan munculnya simbol-simbol populer seperti bendera One Piece dan poster “WANTED” yang menampilkan foto pejabat. Gen Z Nepal menyatakan bahwa pemblokiran media sosial mengganggu kehidupan sehari-hari mereka untuk belajar, menerima informasi, dan menyuarakan pendapat.
Dengan pendapatan per kapita tahunan hanya US$1,400 (setara Rp23 juta) – terendah di Asia Selatan – dan banyaknya generasi muda yang pergi ke luar negeri untuk mencari pekerjaan, tekanan ekonomi menjadi pemicu utama kemarahan warga Nepal terhadap pemerintahnya
Berikut berbagai indikator ekonomi negara-negara yang dilanda demonstrasi:
Tingkat Kemiskinan (standar US$3,00 PPP dari World Bank)
Bangladesh: 8,01% (2022)
Filipina: 5,32% (2023)
Indonesia: 5,44% (2024) Nepal: 2,44% (2022)
Tingkat Kemiskinan (berdasarkan garis kemiskinan masing-masing negara)
Bangladesh: 18,7% (2022)
Filipina: 15,5% (2023)
Indonesia: 8,47% (2025)
Nepal: 25,20% (2010)
Koefisien Gini
Bangladesh: 0,499 (Bangladesh Bureau of Statistics, 2022)
Filipina: 0,3909 (2023)
Indonesia: 0,375 (BPS, Maret 2025)
Nepal: 0,30 (2023)
Gini Index (World Bank)
Bangladesh: 33,4% (2022)
Filipina: 34,9% (2024)
Indonesia: 39,3% (2023)
Nepal:30,0%(2022)
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia telah memastikan seluruh WNI di Nepal dalam keadaan aman dan akan segera dipulangkan. Gelombang demonstrasi serupa di berbagai belahan dunia menunjukkan bahwa tuntutan generasi muda akan pemerintahan yang bersih, transparan, dan prospek ekonomi yang adil menjadi isu global yang tidak dapat diabaikan.
Penulis : Wahyu Widodo














